Khawatir ☔

1.7K 175 4
                                    

'Daddy...'
Tubuh peter bergetar saat sebuah pistol berada di atas kepala nya.

'Tolong jangan lakukan!' Suara tony terdengar sangat keras dan emosional.

'Jangan renggut harta terakhir ku,hentikan' suara tony mengecil.

'Kau menginginkan aku bukan maka lakukan pada ku jangan putra ku mengerti!"

'Aku tidak menginginkan dirimu stark tapi aku menginginkan kebahagian mu dan juga otak mu'

Suara pelatuk terdengar.
Dar!
Diikuti tubuh lemas peter dan perlahan jatuh bersama darah yang mengalir.

"TIDAKKK!"

Tony terbangun dari tidur nya.
Mata nya me merah,sementara baju nya basah dengan keringat.

"Tony kau baik baik saja"
Nafas tony masih memburu.

"Peter..peter"
"Dia...dia"
Suara tony terdengar gemetar dan tersentak.

"Tony!"

"Yinsen putra ku peter"
"Dia baik baik saja percaya lah"

Yinsen segera mengambil segelas air dan menenangkan tony.

"Tenang lah"
"Aku mimpi buruk"
"Itu hanya mimpi"
"Kita harus segera membereskan nya kita harus segera keluar"
"Kau harus menepati janji mu"

Tony memberi sebuah senyuman pada yinsen.

Pukul 01.00 pagi tony dan yinsen segera menyempurnakan tiket keluar mereka.

Hingga pukul 05.00 sebuah ketukan pintu terdengar.

"Mereka datang"
"Segera isi daya"

Duk! Duk!
"Sebentar"

Mereka berbicara dengan bahasa yang tidak dimengerti yinsen.

"Apa yang mereka bicarakan?"
"Ntah lah aku tak paham"

"Bantu aku memakai nya"

Suara ketukan diiringi teriakan semakin keras.

"Kita tidak punya waktu lagi"

Tony dan yinsen sudah memasang sebuah bom di balik pintu,mereka tak menyangka mereka datang se cepat itu.

"Tetap disini aku akan menahan mereka"

Kenop pintu di buka dan ledakan bom terdengar,2 prajurit terhempas bersama darah yang mengalir.

"Kau harus berjanji akan menunaikan janji mu pada peter tony"
"Kau mau kemana yinsen!"
"Membuat mu bertemu peter"
"Tidak yinsen kau harus bertemu keluarga mu juga"
"Aku akan bertemu mereka"

Yinsen keluar dengan sebuah pistol yang ia rampas dari tubuh 2 prajurit itu sementara beberapa prajurit mulai mendekati yinsen.

Tony bisa mendengar suara tembakan beberapa kali.

Isi daya full.

"Peter aku pulang buddy"
Tony keluar diiringi beberapa prajurit yang menembaki nya dan di sambut hangat rudal tony hingga sebuah tembakan menghantam tubuh tony.

Tapi tubuhnya tak berdarah melainkan sebuah pria dengan kacamata terbaring lemah di hadapan tony.

Dengan semua daya yang ia punya tony menyahut setiap tembakan yang di keluarkan pemimpin teroris tersebut.

"Isi daya untuk kejutan kita!"

"20 % 50% 75% 100%"

"Senjata siap "

"Luncurkan "

Sebuah tembakan terdengar tony segera menutup tubuh yinsen dengan armor nya.

"Bangun kau harus bangun yinsen!"suara tony menggelegar memenuhi ruangan.

Diiringi senyuman yinsen.

"Kau pasti bisa bertahan kan,kau harus bertemu keluarga mu"

"Aku akan segera bertemu mereka,mereka sudah menunggu ku di peristirahatan."
"Kau yang harus pulang tony,tepati janji mu"

Dengan perlahan yinsen menutup mata nya diiringi senyum terkahir nya.

"Yinsen.." suara tony gemetar sementara mata nya memerah tanda air nya tak dapat ia bendung lagi.

Tony berdiri tegap siap meladeni setiap peluru dan menyiapkan senjata terakhirnya.

Ia membakar habis semua senjata stark industries.
Dan menyiapkan posisi terbang dan dalam sekejap tubuh nya terhempas ke angkasa.

Ada sebuah peringatan.

Daya akan segera habis.

"Sial!"

"Aktifkan mode pelepasan diri"

Hingga tubuh tony jatuh di atas padang pasir dengan armor yang berserakan.

"Huftt..."
Tony membuka topeng besi itu.

Ia berdiri tegak menutup sebuah wajah nya denga jaket yang ia kenakan.

Ia berjalan tanpa arah.

Hingga sebuah suara helikopter terdengar,tony melambaikan tangan.

Yang disambut senyuman rhodey.

Pria berkulit hitam tersebut berlari ketika helikopter segera mendarat.

Ia menyapa tubuh lemah tony dengan senyuman.

"Peter...rhodey"

JANGAN LUPA VOTE 💞💞💞

Sebuah Kata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang