Haiii Aku update lagi,, ga bosenkan yaa kalian. Aku akan tetap semangat untuk kalian, mohon bantuannya yaa untuk kritik dan sarannya 😊
***
"Yoora-ssi sudah siap ?""Nee, Eonni. Panggil Yoora saja, Aku merasa tidak enak," sahut Yoora sambil menyematkan rambutnya pada daun telinga sehingga memperlihatkan aksesoris yang ia kenakan begitu manis. Anting mutiara kecil namun begitu berkilau, senada dengan gaun yang kini telah membalut tubuh indahnya. Berwarna creem yang sangat cocok dengan warana kulit Yoora.
Seoyun tersenyum. "Beberapa menit lagi akan ku panggil," kemudian ia pergi meninggalkan Yoora yang masih duduk di depan cermin. Memandangi bayangan dirinya yang kini terlihat begitu berbeda dari biasanya.
Bohong kalau Yoora tidak menyukai riasan ini, begitu mewah dan elegan namun sangat minimalis. Tidak pernah sekalipun Yoora memakai riasan seperti ini. Bukan karena tidak mau, namun karena ia kurang pandai mengaplikasikan dan memadu padankan segala warna dan corak yang cocok untuk ia kenakan.
Ini pertama kalinya bagi Yoora untuk memamerkan aura yang ia miliki, selama ini hanya bunga-bunga ditamann dan buah-buahan di kebunnya yang menikmatinya. Sekarang seluruh dunia dapat melihatnya.
Jantungnya semakin tidak karuan saat para stylist meninggalkan ruang makeup, meninggalnya sendiri yang masih menatap bayangannya di cermin. Hanya terdengar detak jarum jam dan irama jantungnya yang mulai tidak konstan.
Terakhir kali Yoora berhadapan dengan kilat kamera mungkin delapan tahun lalu, saat ada foto formal untuk melengkapi data diri di sekolah menengahnya. Saat itu bahkan ia hampir pingsan menahan perihnya ingatan akan cahaya terang yang merenggut semua kebahagiaannya saat itu.
Terasa masih segar luka yang ada diingatannya dan masih sering terlintas bayangan mengerikan yang pernah membuatnya bahkan hampir mengakhiri hidupnya.
Siapa yang tidak menderita saat merasakan kehilangan. Apalagi kehilangan hal yang begitu berarti dalam hidup. Satu-satunya yang ia miliki saat itu. Hal kedua yang mampu membuatnya bertahan, namun dengan sekejap juga mampu membuatnya kehilangan arah.
"Yoora-ssi, mari kita mulai." Suara berat seorang lelaki gagah yang mengenakan setelah jas formal membubarkan segala lamunan Yoora, membiarkan bayangan mengerikan pergi dengan sendirinya tanpa harus bersusah payah berjuang mengusirnya.
Yoora mengangguk, kemudian berdiri perlahan, mengangkat gaunnya sedikit untuk memberi ruang pada kaki mungilnya yang akan memulai langkah menjauhi cermin, meninggalkan pantulan dirinya yang begitu anggun dan menawan.
Taeyun yang melihat Yoora melangkah pelan bersama gaunnya kini bergegas mengambil beberapa langkah menghampiri Yoora. "Biar ku bantu," tanpa permisi Taeyun sudah memegangi gaun indah Yoora agar Yoora tidak menginjaknya dan jatuh. Suatu tindakan kecil yang manis dan menunjukkan betapa perhatiannya pria ini berhasil merubah rona pipi Yoora menjadi sedikit kemerahan. "Terimakasih," balas Yoora yang tidak mau kalah menunjukkan betapa manisnya atitude yang ia miliki.
Keduanya berjalan perlahan bersamaan menuju tempat yang telah di persiapkan seindah mungkin. Tempat yang berkonsepkan angkasa dengan awan malam, bulan dan bintang kecil yang berkilau, tetapi tidak melebihi cahaya kedua bintang yang sedang berjalan bersama ini. Bae Yoora dan Kim Taeyun. Bintang yang sebenarnya.
Kini dua bintang indah telah berdiri berdampingan, mengambil ancang-ancang untuk memeragakan pose pertama yang telah dijelaskan sutradar. Pose yang cukup sederhana, Yoora berdiri di depan Taeyun bersandar pada tubuh tinggi pria itu, sekilas terlihat seperti foto prewedding. Namun ini hanya iklan.
Taeyun menyadari perubahan raut wajah Yoora yang sangat terlihat jelas menegang, kini ia memegangi tangan Yoora berharap dapat memberikan kekuatan. Sangat jelas terasa tubuh wanita ini gemetar, wajahnya memang tidak terlihat pucat karena riasan yang ia kenakan. Namun Taeyun percaya Yoora sedang merasakan ketakuan yang besar. Ditambah dengan tatapan Yoora saat Taeyun mulai memegangi tangannya, pupil matanya bergetar menunjukkan ketakutan yang dalam, yang entah datangnya dari mana. Taeyun balas menatap Yoora dengan tatapan kepercayaan untuk meyakinkan Yoora bahwa Yoora bisa menghadapinya, menggenggam erat tangan Yoora, mengisyaratkan semua akan baik-baik saja.
Yoora mengambil napas dalam berusaha mengambil energi yang diberikan Taeyun, membuka mata perlahan dan kembali mencoba menatap kamera.
Saling gengam untuk menguatkan, saling tatap untuk meyakinkan, lambat tapi pasti keduanya mulai menikmati setiap pose, menghiraukan betapa silaunya kilat kamera. Ruangan pemotretan kini memberikan sentuhan musik clasik yang mengalun indah, hal ini atas instruksi Taeyun agar Yoora bisa lebih relax, menambah suasana hangat yang terbangun disetiap detiknya. Momen demi momen kini dapat diabadikan lewat kamera, tersimpan rapi dalam memori, bahkan mungkin juga dalam ingatan.
Konsep pertama telah selesai. Yoora dan Taeyun mengganti pakaian untuk konsep selanjutnya, kini keduanya diberi waktu untuk beristirahat sembari menunggu yang lain mempersiapkan properti yang akan digunakan.
"Aku tidak tau apa Kau suka ini, Aku memesannya berdasarkan rekendasi pegawaimu." Taeyun membeawakn satu cup Chacory Latte untuk Yoora, kemudian duduk dikursi yang berdampingan dengan Yoora yang kini telah menurunkan majalah berisikan foto-foto iklan yang sedari tadi ia amati.
Yoora berencana untuk mendalami setiap pose yang diarahkan agar ia bisa memberikan hasil yang maksimal dan tidak mengecewakan.Yoora tidak mau mengecewakan orang yang telah mempercayainya. Kini ia mencari beberapa referensi dari majalah-majalah yang ada.
"Tidak perlu terlalu keras mendalami peranmu. Cukup menjadi dirimu senyaman mungkin agar mendapatkan hasil yang natural. Yang natural itu lebih berkelas," Seru Taeyun setelah melihat tumpukan majalah yanga ada di atas meja depan mereka.
Yoora hanya tersenyum malu merasa dirinya didapati tidak percaya diri. "Ini memang kesukaanku, terimakasih." Yoora berusaha menyembunyikan semburat merah pada wajahnya dengan mencari bahan pembahasan baru yang sekiranya dapat mengalihkan perhatian Taeyun.
Taeyun menyadari itu, ia memang pria super peka, segala gerak-gerik Yoora seakan sudah sangat familiar baginya, padahal mereka tidak pernah bertemu sebelumnya. Membuat Taeyun gemas sendiri melihat tingkah Yoora yang seakan tidak mau menunjukkan apa yang sedang dirasakan.
Keduanya telah larut dalam perbincangan apa yang mereka suka, apa yang mereka benci. Pengalaman yang sangat berkesan, tempat-tempat indah yang pernah dikunjungi. Tidak jarang mereka tertawa bahkan sampai perut masing-masing terasa kram. Tidak jatang Taeyun menyeka air matanya karena hal-hal lucu yang Yoora ceritakan.
"Sajang-nim, ini vitamin anda !" Seoyun menghampiri Taeyun dan Yoora yang masih asik bercerita. Membawakan sebuah nampan dengan segelas air dan piring kecil yang berisikan sebuah kapsul. "Ooh terimakasih sudah mengingatkanku, sekretaris Han, Kau memang yang terbaik," seru Taeyun sebelum menelan kapsul kecil yang dibawakan.
Yoora yang menyaksikan interaksi keduanya merasakan keharmonisan yang terjalin antara mereka berdua. Tidak asing lagi melihat mereka selalu berdua kemanapun pergi. Mereka tidak seperti atasan dan pegawai. Mereka sangat rukun, tidak jarang Taeyun membawakan tas Seoyun setelah bekerja seharian. Seoyun yang juga dengan sigap dan cekatan menyiapkan segala keperluan Taeyun. Dari makanan dan minuman apa yang harus Taeyun makan hari ini, pakaian seperti apa yang harus Taeyun kenakan, dan banyak hal dari yang kecil hingga besar seperti jadwal pertemuan yang Seoyun siapkan. Taeyun juga sangat memperhatikan Seoyun, seringkali Taeyun mengantarkan Seoyun kesalon untuk memanjakan tubuh setelah bekerja sangat keras, memberikan hadiah-hadiah kecil dan bahkan Taeyun tidak segan menunggu Seoyun didepan toilet perempuan. Mereka berdua sangat serasi.
"Kalian beristirahatlah dulu, sepertinya konsep kali ini memakan waktu lama untuk menyusun propertinya." Seoyun tersenyum kepada Yoora. "Nee eonni," Yoora menjawab seadanya.
Taeyun melanjutkan cerita-cerita lucu yang pernah ia alami. Tawa keduanya sangat keras bahkan Yoora pun tidak dapat mengendalikan tawanya. Sampai pada satu hal yang membuat Taeyun begitu penaran. "Yoora-ssi, apa yang membuatmu gemetar saat pemotretan tadi ?" tanya Taeyun sambil memandang sepasang mata coklat milik Yoora lekat-lekat.
Yoora terdiam, keheningan datang, seakan tidak pernah ada hal lucu yang tadi terdengar di ruangan ini. Raut wajah keduanya mulai berubah, Yoora masih mencerna kalimat terakhir Taeyun.
Aku rasa masih banyak yang gaje, maaf yaaa, Aku akan terus berusaha 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Shine (KTH)
FanfictionKubicara Tentang Rasa Satu hal namun beribu makna Satu kata namun banyak arti Tanpa tau metafora yang pas Dan tanpa tau deskripsi yang pantas Kelabu Aku harap tulisan ini bisa menyampaikan tentang apa itu RASA Sebuah gejolak dalam dada. Tidak dapat...