Return {190727}

35 8 0
                                    

Maaf baru bias update, karena ada sesuat hal yang harus Aku urus.

Happy reading

"Yoora-ssi, apa yang membuatmu gemetar saat pemotretan tadi ?" tanya Taeyun sambil memandang sepasang mata coklat milik Yoora lekat-lekat.

Mata coklat milik Yoora juga tidak kalah ikut memandang lekat mata Taeyun, menyelami apa yang diinginkan Kim Taeyun dari seorang Bae Yoora, hingga Taeyun bahkan sampai melontarkan pertanyaan semacam itu. Yoora terdiam, keheningan dating membentuk semesta baru untuk dua orang ini, seakan tidak pernah ada hal lucu yang tadi terdengar di ruangan ini. Raut wajah keduanya mulai berubah, Yoora masih mencerna kalimat terakhir Taeyun. Keduanya saling tatap dengan tatapan yang penuh makna namun sulit diartikan.

Detak jantung keduanya sama-sama tidak karuan, pikiran mereka dipenuhi pertanyaan, saling mempertanyakan satu samalain. Tidak ada satupun yang mau mengalah dari tatap menatap ini. "Mari kita lakukan, propertinya sudah siap." Ucapan Seoyun bahkan tidak digubris sama sekali. orang-orang disekeliling yang melihat mengira Taeyun dan Yoora sedang berkompetisi adu tatap. Tidak jarang ada yang lewat sambal tersenyum melihat tingkah mereka. Namun, sebenarnya mereka sedang hanyut dalam pikirannya masing-masing mencoba mencari kebenaran dan maksud satu samalain dengan menyelami arti tatapan lawan.

"Sajang-nim, Yoora-ssi." Panggil Seoyun lagi, kali ini sambil memegang bahu keduanya dengan sedikit mengguncangnya. Seoyun juga sempat bingung dengan sikap mereka. Tidak biasanya Taeyun mengabaikannya, namun kali ini ia harus memanggilnya dua kali dan bahkan sedikit mengguncang bahu keduanya.

'OOh, Nee Eonni." Yoora yang merespon terlebih dahulu kemudian bangkit dari duduknya dan dengan cepat mulai melangkah menjauhi Taeyun yang masih betah pada kursi yang sedari tadi ia duduki.

Namun, Taeyun tidak berdiam lama-lama. Ia menarik napas gusar, menyapu wajahnya agar teidak terlihat seperti seseorang yang habis mengintimidasi. Taeyun mulai berdiri, berjalan beriringan bersama Seoyun menuju ruang pemotretan, menyusul Yoora yang sepertinya sudah sampai dan berdiri di depan kamera, serta di bawah pencahayaan yang begitu terang. Menampakkan kulit putih pucatnya yang seakan memantulkan cahaya di dalam ruangan. Membuat bayagan pada kamera begitu hidup.

Pemotretan berlangsung lancar, tanpa ada sepatah katapun dari keduanya. Mereka hanya mengikuti instruksi sutradara, tidak membantah dan tidak juga menanggapi. Walaupun mereka berpose saling tatap, saling peluk dengan sangat intens, dan bahkan para staff sering menggoda mereka karena pose-pose yang mereka lakukan memang memperlihatkan mereka seakan begitu dekat dan intim. Namun keduanya seakan mengunci rapat-rapat mulut mereka dan tidak memberikan celah sedikitpun untuk mulut masing-masing menyerukan barang beberapa kata. Hanyut dalam ego sendiri.

Yang satu tidak akan menjawab tanpa ada penjelasan yang pasti mengapa mempertanyakan hal semacam itu, dan yang satu tidak mau menjelaskan sebelum mendapat jawaban. Bahkan sampai pemotretan selesai keduanya tetap diam. Yoora pulang dengan taxi yang telah dipesannya, berpamitanpun hanya pada Seoyun, karena memang Yoora tidak menemukan eksistensi seorang Kim Taeyun lagi setelah mereka berpisah untuk berganti pakaian.

Seoyun merasa ada yang aneh pada keduanya, tidak paham dengan hal yang terjadi Seoyun mencari Taeyun menuntut penjelasan.

Taeyun berada diruang makeup, masih dengan wajah tertekuknya. "Sajang-nim, Ap-" sebelum Seoyun menyelesaikan pertanyaannya Taeyun lebih dulu pergi meninggalkannya yang baru saja masuk ke ruang makeup. Berjalan cepat menuju mobilnya. Dengan cepat Seoyun mengambil tasnya dan berlari menyusul Taeyun. Karena bagaimanapun dan dalam keadaan apapun Seoyun tetap harus berada di dekat Taeyun.

Itu adalah hukum alam untuk seseorang yang bekerja sebagai sekretaris. Seoyun masuk ke dalam mobil yang masih belum dinyalakan mesinnya karena memang sedang menunggunya, mendapati seorang Kim Taeyun yang duduk di kursi penumpang menyandarkan kepalanya dengan mata tertutup. "Apa yang terjadi ?" tanya Seoyun lembut sambil menggenggam tangan kanan Taeyun yang sedang mencengkram kursi.

"Pulang kerumah ya Pak." Titah Taeyun terlebih dahulu pada supir yang memang sedang menunggu perintahnya. Kemudian beralih menatap Seoyun yang terlihat sangat cemas "Kita pulang dulu." Jawab Taeyun dengan menghentikan aktifitas tangannya yang tadi mencengkram kursi dan sekarag beralih membalas genggaman Yoora sambil membenarkan posisi duduknya agar sedikit lebih tegap. Memberikan senyuman lembut untuk meyakinkan Yoora bahwa ia baik-baik saja sehingga Yoora tidak perlu khawatir.

Mobil melaju dengan kecepatan normal. Karena hari ini akhir pekan jalanan cukup ramai entah para pengendara motor, pesepeda, bahkan pejalan kaki. Membuat waktu seakan semakin lambat berjalan, membuat Taeyun berputar-putar pada bayangan tatapan penuh makna Yoora. Sepasang mata coklat Yoora seakan menutup rapat segala jawaban, pupilnya melebar dan menajam seakan balik mengintimidasi Taeyun.

Sebenarnya jujur Taeyun tidak bermaksud menglik masa lalu Yoora, hanya saja ia berpikir harus mengetauinya. Mengingat setelah peluncuran produk kosmetik baru ini, nama Yoora akan dikenal orang banyak. Taeyun khawatir jika suatu saat ada yang ingin menjatuhkan nama perusahaannya lagi lewat masa lalu Yoora. Tidk sepenuhnya mencemaskan nama perusahaan, Taeyun juga takut jika luka lama Yoora yang mungkin sudah mulai kering, ada yang tega menyiramnya kembali dengan air lemon.

Kini Taeyun berada diruang tengah rumahnya, dan Seoyun mengambilkan air di dapur. Seoyun membuatkan Matcha Latte untuk membantu menenangkan Taeyun, menyajikannya dan duduk disamping Taeyun yang sedari tadi menutup matanya, sesekali meremas rambutnya sendiri geram.

"Sekretaris Han, Apakah Aku salah bertanya penyebab dia gugup ?'' sela Taeyun tiba-tiba yang sekarang duduk menghadap Seoyun. Seoyun yang kaget secara reflex memundurkan tubuhnya kebelakang yang tadi sedikit mencondong ke arah Taeyun, namun karena Taeyun sekarang duduk menghadapnya dengan sedikit memajukan wajah frustasinya. "Apa alasannya Sajang-nim mempertanyakan hal itu ?" Jawab Seoyun yang juga ikut heran. Mengapa hal semacam itu di pertanyakan. "Mungkin saja itu reaksi orang-orang yang baru pertamakali berhadapan dengan kamera !" sambung Seoyun berpendapat.

"Alasan ? apakah Aku harus memberitahu alasannya ?" Taeyun balik bertanya. Bukan maksdu Taeyun lancing menanyakan hal semacam itu tanpa menjelaskan alasannya. Hanya saja Taeyun takut Yoora akan semakin gugup mendengar alasannya. "Tentu, karena kalian baru mengenal, akan terasa aneh jika tidak menyebutkan alasan," Kini Seoyun berpendapat sedikit lembut, tidak seperti seblumnya yang penuh dengan keheranan. "Dan pula, segala sesuatu itu memiliki hukum yang berpasangan. ada jika dan maka, mengapa dan karena, serta sebeb dan akibat. jadi jika Kau bertanya maka dia akan menjawab, tetapi mengapa Kau bertanya ?, serta sebab Kau bertanya akibatnya Kau harus terima ia menjawab dengan benar atau salah." Sambung Seoyun berusaha lebih meyakinkan.

Taeyun yang tadinya mengerutkan keningnya kini tersenyum lebar kemudian bergegas pergi, "Kau mau kemana ?" tanya Seoyun yang melihat Taeyun pergi melewati pintu, meninggalkannya duduk sendiri di shofa mewah ruang tengah Taeyun. "Racole cafe" teriak Taeyun samar yang kini sudah berada di garasi memasuki mobil putihnya yang terparkir disana, ia membawa mobil sendiri tanpa supir pribadi seperti biasanya. Karena Taeyun menyuruh supirnya untuk berjaga siapa tau Seoyun mau pulang, dan bias mengantarnya pulang. Taeyun akan selalu memastikan Seoyun pulang dan pergi dengan selamat jika hendak dan telah pulang bekerja.

Cukup lama untuk Taeyun sampai di Racole cafe, karena rumahnya dan caffe itu memang cukup jauh. Rumahnya berada di perumahan cukup elit di tengah kota, sedangkan Racole cafe berada tepat di perbatasan pusat kota menuju sebuah desa.

Sesampainya di Racole cafe Taeyun melihat Yoora tersenyum ramah melayani pelanggan di meja kasir dari kaca mobil gelapnya. Taeyun memang tidak langsung masuk, ia memakai hodie coklat, memasang masker, topi hitam serta kacamata. Berjalan masuk kedalam caffe, membunyikan lonceng yang tergantung di atas pintu saat membukanya. membuat Yoora otomatis berucap "Selamat dating di Racole cafe."

Taeyun berjalan mendekat dan membuka maskernya saat berada di depan Yoora. "Yoora-ssi bias bicara sebentar ?". Wajah Yoora yang tadinya dihiasi senyuman menjadi berubah kaget.

Aku pengen banget cerita ini bias nge-hype kaya cerita-cerita punya penulis pro lainnya, bantu Aku yaa, bantu memperbaiki tulisannku

Be Shine (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang