"Minggir dek." usir Minho saat menghampiri Jeongin sedang goleran di sofa ruang dance ini.
"Itu disana masih ada, jangan rusuh deh." kesal Jeongin sedikit mendorong tubuh Minho menjauh, karna pria ini malah menduduki badannya yang tengah berbaring miring.
"Ish, berat kakk!" percuma, mau bagaimanapun tubuh Minho lebih besar. Sekarang Jeongin harus terima karna badannya ditindih, sungguh sesak.
Minho akhirnya bangun, membuat Jeongin segera memperbaiki posisinya menjadi duduk. Dan pada akhirnya memberikan sedikit space untuk kakaknya agar bisa tiduran, bagaimanapun dia pasti kelelahan akibat menari terlalu lama.
"Pijitin dek." Minho dengan tidak sopannya meletakkan kedua kakinya di paha Jeongin, dengan badan yang bergelayut manja disisi badan Jeongin.
"Nggak usah deket-deket juga kak!"
Pasalnya posisi mereka sungguh ambigu, seperti orang akan berciuman dengan jarak antar kepala yang lumayan dikit.
"Kita nggak mau ciuman dek, sensitif banget sih." akhirnya Jeongin cuma diam sambil memijat kaki Minho.
"Apanih kalungnya bucin banget." Jeongin memainkan kalung yang dipakai Minho, terdapat gantungan huruf 'J' disana.
"Biarin. J for Jeongin."
"Dih!"
"Ya Jisung lah, enak aja buat kamu."
Klek
Keduanya menoleh kearah pintu yang baru saja tertutup itu, mereka bisa melihat dibalik pintu tersebut ada seseorang yang dikenalnya.
TBC
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.