Kebun Binatang

1.9K 222 33
                                    

"Kak, ayo ke kebun binatang!"

Minho menoleh sebentar, lalu kembali fokus pada laptopnya.

"Ihh kakakk!!" merasa diabaikan, Jeongin merengek sambil menarik-narik tangan Minho.

"Ngapain kesana?"

"Suruh momong Riell, tante sama om mau kondangan di Bekasi."

"Nggak ah, kamu aja sana. Kan yang dipesenin kamu." Jeongin cemberut dibuatnya.

"Ayolah kakk, kasian Riell masa seharian cuma di rumah terus." Minho menghela nafasnya, telinganya sudah panas mendengar suara Jeongin, ngomong-ngomong.

"Yaudah, mau berangkat jam berapa?"

"Yeayy, jam 10 ya kak! Bentar Jeongin siapin perlengkapannya Riell." Jeongin meninggalkan ruang tengah ini dengan berlari kecil, sesekali pria ini melompat ria.

"Edan."

.

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, akhirnya Minho dan Jeongin sampai di kebun binatang yang dituju. Minho tampak sibuk mengambil ransel berukuran sedang yang berisi perlengkapan Riell di kursi belakang dan Jeongin yang sedang membenarkan gendongan Riell.

"Kak Minho tolong, ini panjang sebelah!!" ribut Jeongin yang kesusahan mengatur panjang tali gendongannya.

Minho tampak menghela nafasnya, lalu membantu bocah bernama Jeongin ini.

"Bayi gendong bayi ya gini jadinya." Minho meletakkan tas digenggamannya ia letakkan terlebih dahulu, lalu membantu Jeongin membereskan gendongan bayi ini.

"Udah."

"Makasih kakk!"

Lalu mereka berjalan beriringan memasuki loket, membeli 2 tiket. Saat memasuki kebun binatang ini bukannya hanya Riell yang melompat-lompat saat melihat berbagai binatang didalam, namun Jeongin juga ikut-ikutan.

"Kak, fotoin dong. Buat laporan sama tante." Jeongin menyerahkan ponsel dengan case kuning cerah itu pada Minho.

"Jangan disini."

"Terus dimana?" Jeongin mengikuti langkah Minho yang berjalan menuju sisi lain.

"Disini, tuh berdiri disana." Minho agak mendorong tubuh Jeongin agar pria itu berdiri didekat pawang yang sedang menggendong orangutan.

"Ih kakak!" protes Jeongin saat sadar jika ia dibawa ke kandang orangutan.

"Ati-ati ketuker dek." peringat Minho jahil saat Jeongin keluar dari kandang orangutan tersebut. Takutnya Riell ketuker sama bayi orangutan tadi.

"Mana liat!" setelahnya Jeongin sibuk bertukar pesan dengan tantenya, ia baru saja mengirim foto tadi. Kalau dilihat-lihat ia tampak imut dimana Riell yang digendong didepan dan dikakinya terdapat orangutan sedang memeluk dibawah sana.

Berasa punya dua anak.

.
.

Sejam lamanya mereka muter-muter dan sesekali berfoto, dua pemuda ini sedang duduk disalah satu bangku taman. Beristirahat sebentar dan memberi susu pada Riell.

"Riell mau mam nda??" tanya Minho menunduk didepan Jeongin untuk berbicara pada Riell.

Batita itu membuang dot beningnya, nyaris terjatuh kalo nggak Minho tangkap. Riell tampak antusias saat melihat Minho membawa biskut kesukaannya.

"Nih buat Riell, diabisin ya sayang." tak lupa Minho mencium pipi Riell saat batita itu mulai memakan biskuit.

"Anaknya ya mbak? Umur berapa?"

Sontak Minho dan Jeongin menoleh ke sumber suara, disamping bangku mereka terdapat satu keluarga yang sedang beristirahat.

"Lucu banget anaknya, namanya siapa?" tanya seorang ibu muda yang tengah menggendong bayi juga.

"Eng... Riell, umur 2 tahun setengah." jawab Jeongin kikuk, sedangkan Minho diam-diam menahan tawa.

"Ganteng kayak papa nya ya? Mbaknya juga tomboy tapi masih keliatan cantiknya."

WHAT?!

TOMBOY?!

CANTIK?!

"Ahaha iya buk."

.
.

Di rumah besar ini, terdengar suara tawa Minho yang menggelegar setelah ia bercerita kejadian di kebun binatang tadi siang pada tante dan om.

Jeongin?

Tentu sedang memikirkan santet apa yang cocok dikirim pada Minho.

"Jeongin emang udah cocok jadi mama ya? Pinter momong Riell nya."


TBC

Update lagi dongg 🤯🤯

*Momong : Ngasuh anak


*Edan : Gila

kak minho | minjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang