Part 1

4.1K 409 23
                                    

06.00

Waktu masih menunjukkan pukul 6 pagi namun belum ada tanda-tanda kehidupan di sebuah rumah besar yang sangat mewah itu. Kicauan burung-burung tidak membuat penghuni rumah terbangun. Sinar mentari yang malu-malu mengintip dari celah gorden pun tidak mampu untuk membangunkan penghuni rumah. Hingga 30 menit kemudian terdengar kerusuhan dari sebuah kamar

“HUAAA UDAH JAM 6.30”

Suara seorang penghuni rumah yang melengking seperti suara lumba-lumba itu mau tidak mau membangunkan seeluruh isi rumah. Bagaimana tidak?

“Kenapa sih dek?”

“YAH. DODOY HARI INI ULANGAN YAH JAM 7. Ayah kenapa gak bangunin dodoy?”

“Ya gimana mau bangunin. Orang ayah aja juga baru bangun. Lagian kamu juga kenapa gak pasang alarm” sahut si ayah.

“Main game mulu sih lu semalem” terdengar suara dari sudut pojok ruangan.

Suara itu berasal dari tempat tidur yang berada di sebelah tempat tidur dohyon. Tidak lain dan tidak bukan, manusia itu adalah kakaknya yang nomor 3. Si pemilik suara sendiri saat ini masih dalam kondisi setengah sadar di tempat tidurnya. Dia sih santai-santai aja orang dia udah libur.

“KAN SEMALEM LU YANG NGAJAKIN GUE MAIN BANG-“ Belum sempat dohyon selesai bicara, ucapannya sudah dipotong oleh kakaknya tersebut

“yah dohyon mau ngomong kasar tuh”

“Apaan sih lu. Orang gue mau bilang bang dongpyo. Lu mah suudzon mulu orangnya”

“Dih gausah bohong lu. Mana pernah lu manggil gue abang”

Dongpyo dan dohyon terus bertengkar. Seungwoo hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya. Ini masih jam setengah 7 pagi dan dua anaknya ini udah siap-siap menggetarkan satu kompleks dengan teriakan mereka. Sebelum dongpyo dan dohyon mengeluarkan kemampuan berbahasa lumba2 mereka yang tentunya akan membuat seungwoo malu nantinya, maka seungwoo pun segera melerai kedua anaknya

“Udah dohyon katanya masuk jam 7 kan nak? Liat tuh sekarang udah jam 7.35. Mending kamu siap-siap sekolah daripada berantem sama kakak kamu”.

Dohyon pun langsung sadar dan segera mengambil baju seragamnya dan tidak sampai 5 menit dia sudah siap berangkat sekolah

“YAH ANTERIN DODOY”

“Dih gak mandi lu ya?” kata dongpyo

“ya menurut lo aja. Udah ah gue berangkat dulu. Bye”

“Tiati lu. Kerjain soal yang bener ya adikku sayang. Jangan bikin gue malu”

Ingin rasanya dohyon membalas “nilai lu sama nilai gue aja masih tinggian gue maemunah. Yang ada gue yang malu”. Tapi mengingat kakaknya yang sangat tidak mau kalah tersebut bisa-bisa dohyon tidak sekolah jadinya nanti. Dohyon pun hanya bisa bersabar “sabar doy sabar”.

Dohyon pun segera menghampiri ayahnya yang sudah berada di dalam mobil. Setelah memastikan dohyon memakai sabuk pengaman dengan benar, ayahnya pun segera menjalankan mobilnya menuju sekolah dohyon. Pukul 6.55 dohyon tiba di sekolahnya. Kenapa cepat? Karena ayahnya ini dulu mantan pembalap mobil (wannnabe). Untung dohyon belum makan. Kalo udah makan bisa dipastikan itu makanan udah keluar semua dari mulutnya. Dohyon melepaskan seatbeltnya dan berpamitan kepada ayahnya

“dah ayah”

“Dohyon tunggu. Ini makan dulu nanti.” Seungwoo berkata sembari memberikan kotak bekal berisi sandiwch strawberry dan susu strawberry kesukaan dohyon.

“Huaaa. Ayah emang ayah terbaik. Dodoy sayang ayah” kata dohyon sambil memeluk ayahnya ini.

Emang ayah seungwoo itu ayah terbaik. Tau aja dohyon gabisa mikir kalo gak makan. Dohyon pun segera turun dan masuk ke sekolahnya. Seungwoo hanya bisa tersenyum melihat amaknya itu. Anak bungsunya sudah besar bahkan tingginya sudah hampir menyamai seungwoo sekarang. Setelah memastikan dohyon masuk ke sekolahnya, seungwoo pun segera melajukan mobilnya untuk kembali ke rumah karena dia masih memiliki 3 jagoan lagi yang harus ia urusi. Belum lagi dia juga harus bekerja jam 8 nanti. Berat memang kedengarannya, tapi seungwoo tidak pernah merasa itu sebagai sebuah beban karena dia sangat menyayangi anak-anaknya.


Setibanya di rumah, dilihatnya dongpyo sedang duduk di depan tv sambil memakan sereal kesukaannya. Ia masih mengenakan piyama pororonya dengan rambutnya yang masih acak-acakan. Seungwoo gemas sekali melihatnya. Anaknya ini fake maknae. Dia yang paling kecil diantara saudara-saudaranya yang lain. Bahkan jika mereka sekeluarga jalan-jalan, orang selalu mengira dongpyo adalah anak bungsunya. Reaksi dongpyo? Tentu saja dia kesal. Dia sangat tidak suka dipanggil lucu dan menggemaskan. Dia mendeklarasikan bahwa dirinya itu manly, cool, dan seksi seperti ayahnya. Hal ini tentu saja disanggah oleh seungwoo dan saudara-saudaranya (terutama dohyon).

Seungwoo pun segera menghampiri anaknya tersebut

“aigoo uri pyororong pagi-pagi belum mandi udah makan sereal aja. Hebat banget anak ayah emang”

“biarin aja. Seenggaknya pyo udah bangun. Daripada abang udah jam segini masih belum bangun”

“abang belum bangun?”

“Belum yah. Eunsang juga. Ayah bangunin mereka aja deh. Nanti pyo yang siapin sarapan”

Seungwoo menatap anaknya khawatir. Bagaimana tidak? Anaknya ini masak air aja gosong. Bisa-bisa meledak dapur nanti kalo dia masak sesuatu. Tapi melihat jam sudah pukul 7.20 seungwoo akhirnya menyetujui saran anaknya tersebut

“oke. Tapi sereal aja ya pyo”

“Oke ayah”

Seungwoo pun menaiki tangga ke kamar anak pertamanya. Anaknya ini pemegang medali emas olimpiade taekwondi nasional. Terdapat gantungan kamar betuliskan ‘yohan’s room’ di pintunya. Ditambah beberapa tempelan kertas dibawahnya yang isinya antara lain ‘Bocil dilarang masuk’ ‘masuk kamar abang bayar’. Anak pertamanya ini memang memiliki kamar sendiri. Berbeda dengan adik-adiknya yang tidur di dalam satu kamar. Dulu mereka tidur berempat, namun saat yohan kuliah ia meminta untuk memiliki kamar sendiri karena alasan tidak bisa mengerjakan tugas kalau berisik. Apalagi ada duo dodo yang suaranya luar biasa itu.

Seungwoo pun masuk ke kamar anaknya tersebut.

“bang bangun. Katanya abang kuliah jam 8”

“Yah abang masih ngantuk. Sepuluh menit lagi ya yah”

“Bang ini udah set 8”

Mendengar bahwa waktu sudah menunjukkan pukul set 8. Yohan pun langsung terbangun dari tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi untuk siap-siap kuliah.

Setelah itu, seungwoo menuju ke kamar ketiga anaknya. Terdapat gantungan pintu berinisial “DED” di depan pintu kamarnya. Seungwoo pun masuk dan dilihatnya anak keduanya itu masih tertidur lelap di tempat tidurnya. Anaknya ini memang luar biasa. Padahal pagi tadi kamar ini sudah ramai karena dohyon dan dongpyo, tapi dia bahkan tidak bergerak sedikit pun dari tidurnya. Mungkin karena efek tempat tidurnya yang berada di atas kali ya. Jadi suaranya gak sampe ke kupingnya.
Anak keduanya ini kembaran dongpyo, eunsang namanya. Lahirnya beda 20 detik dari dongpyo. Makanya dongpyo gamau manggil dia abang.

Walaupun kembar, eunsang sama dongpyo itu beda 180 derajat. Dari segi fisik eunsang tinggi dongpyo kecil (kecil. Soalnya kalo dibilang pendek orangnya bisa ngamuk). Dari segi sikap juga eunsang itu pemalu banget anaknya sedangkan dongpyo gatau malu. Diantara anak-anaknya yang lain, eunsang ini yang lumayan pendiem. Makanya biiasanya dari kamar mereka tuh yang kedengaran suaranya dongpyo dohyon doang.

“Sang. Ayo bangun udah jam setengah 8”

Tidak ada reaksi dari eunsang

“han eunsang” kali ini seungwoo menggerakan tubuhnya eunsang

Masih tidak ada reaksi.

“EUNSANG!!!” Seungwoo berteriak tepat di kuping eunsang

Eunsang pun langsung terbangun dari tidurnya

“ayah ngapain sih? Eunsang kaget tau”

“Lagian kamu ayah bangunan dari tadi gak bangun-bangun.  Ayo bangun udah jam setengah 8”

“Yah. Eunsang kan libur”

“Iya. Tapi emang kamu gamau makan? Ayo turun dulu gapapa gausah mandi. Makan dulu nanti tidur lagi. Pyo udah buat sarapan. Ayah mau mandi dulu, nanti ayah turun abis mandi”

Eunsang pun segera turun dari tempat tidurnya dan menuju ruang makan. Eunsang mendudukan dirinya di sebelah dongpyo. Baru saja ia akan menyendokkan sereal tersebut ke mulutnya, tangannya langsung ditahan oleh dongpyo

“tunggu ayah sama bang yohan dulu”

“Lah lu aja udah makan”

“Ya gue mah beda kasus”

Tidak lama setelah itu, yohan dan seungwoo pun turun dan mereka mulai menyantap sarapan mereka. Lalu yohan pergi ke kampusnya dan seungwoo pergi ke kantor.

Sebelum berangkat tidak lupa seungwoo memeluk anaknya dan mencium kening mereka satu-satu.

“abang bawa motornya jangan ngebut. Pyo sama eunsang jangan bandel di rumah. Kalo ada apa-apa telfon ayah”

“siap bos besar” jawab mereka.

Seungwoo pun segera pergi menuju kantornya 

-----------------------------
HAI!!! Jadi chapter 1 ini emang niatnya gue Cuma mau ngenalin seungwoo sama anak-anaknya aja sih. Awalnya mau buat anaknya dongpyo aja. Tapi setelah diliat-liat gak seru kalo anaknya 1 jadi gue buatnya 4deh. Terus juga chapter selanjutnya gue pengen ngenalin wooseok sama anak-anaknya. Hehehehe.



4+2 =1 (Seunseok)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang