Hari ini hari pertama wooseok kembali ke rumahnya setelah beberapa hari berada di rumah seungwoo. Rumahnya tetap berada pada kondisi yang sama dan rapih karena wooseok menyewa pembantu selama ia pergi untuk membersihkan rumahnya. Setelah merapihkan barang-barangnya wooseok pergi ke kamar anak-anaknya untuk mengecek mereka. Hyeongjun sudah tertidur sementara junho masih duduk di meja belajarnya sambil memegang secarik surat. Wooseok menghampiri anaknya tersebut.
“Kakak kok belum tidur?”
Junho tersentak mendengar suara wooseok lalu buru-buru menyembunyikan surat itu walaupun sebetulnya percuma karena wooseok sudah melihat suratnya.
“Gapapa pa. Kakak lagi gabisa tidur aja.”
“Itu surat apa kak? Sini coba papa lihat.”
“Bukan surat apa-apa kok pa.” jawab junho sambil menggaruk tengkuknya. Kebiasaan yang ia lakukan saat ia sedang gugup.
“Kakak bohong tuh dosa loh. Sini coba papa lihat. Itu suratnya buat papa kan pasti?” wooseok menjulurkan tangannya. Meminta junho untuk menyerahkan suratnya. Junho pun memberikan suratnya ke tangan wooseok. Wooseok membaca surat itu.
“Pa tapi kalo papa gak dateng juga gapapa kok pa. Nanti junho sendiri aja.” Ucap junho setelah melihat papanya membuka surat itu.
“Ini kapan kak?” tanya wooseok.
“Jumat minggu depan pa.” jawab junho.
Di tangan wooseok itu adalah undangan bagi orang tua untuk menghadiri pertandingan anak-orang tua. Para orang tua diminta untuk hadir menemani anak-anak mereka. Namun yang membuat junho tidak ingin memberi tahu papanya adalah karena harus dua orang tua yang datang ke acara tersebut. Junho tidak mau membuat papanya terbebani ditambah lagi papanya itu sendiri di kota ini sehingga tidak ada yang bisa diminta untuk menemaninya.
“Pa, gapapa kalo papa gak dateng. Kakak beneran gapapa. Papa gausah stress ya.” Kata junho.Wooseok tidak mau mengecewakan junho. Anaknya itu sudah terlalu sering mengalah padanya. Sekarang saatnya wooseok menjalankan kewajibannya sebagai ayah.
“Papa dateng kok kak nanti.”
“Serius pa? Papa mau dateng sama siapa?”
“Rahasia dong. Kakak liat nanti aja. Kalo papa kasih tau sekarang gak surprise dong nanti. Udah sekarang kakak tidur aja udah malem ini nanti kakak saakit kalo begadang.”
“Oke pap. Goodnight papa.”
“Goodnight kak. Sweet dreams” wooseok membenarkan letak selimut junho lalu setelahnya mengecup dahi anaknya tersebut. Wooseok lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamar junho.
Sesampainya di kamar, wooseok kemudian mengambil hpnya yang terletak di meja
Di tekannya nomor seseorang yang berada di hpnya.
“halo? Kamu hari jumat minggu depan sibuk gak?........... Nggak ini kakak ada acara di sekolahnya tapi hharus dua orang yang dateng. Kamu bisa gak temenin aku?”
Jeda beberapa saat lalu wooseok kemudian melanjutkan bicaranya.
“makasih banyak ya. Nanti aku kabarin lagi jamnya minggu depan. Oke bye.”
Wooseok kemudian memutuskan sambungan telfonnya dan menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Ia lelah sekali hari ini, banyak sekali pasien yang harus ia tangani hari ini. Baru saja wooseok ingin memejamkan matanya, tiba-tiba ia teringat ia belum membersihkan tubuhnya. Akhirnya ia mengumpulkan sisa tenaga yang ada di seluruh tubuhnya untuk bbergerak ke kamar mandi.❤❤❤
Sementara itu di tempat lain,
“YAH!!!!!!!!” terdengar suara teriakan beserta langkah kaki menuruni tangga.
“Sang, pyo, kan ayah udah bilang kalo turun tangga itu gak boleh lari.” Ucap seungwoo sambil melepaskan sepatunya. Seungwoo baru saja membuka pintu rumahnya dan kedua anak kembarnya ini langsung menghampirinya.
“Kenapa? Kok kalian tumben-tumbenan nyambut ayah di depan pintu.”
Sekarang kedua anaknya itu malah diam dan main senggol-senggolan. Dapat seungwoo dengar suara pertikaian keduanya.
“Sang kasih ayah suratnya.” Bisik dongpyo
“Gak ah. Pyo aja nih.” Eunsang menyerahkan surat yang tadi di pegangnya ke tangan dongpyo. Dongpyo mendumal merutuki eunsang yang selalu membuat dongpyo melakukan hal sulit. Dongpyo kemudian menghadap ayahnya, lalu tangannya yang memegang surat terulur ke arah ayahnya.
“Jadi yah sekolah pyo sama sang ngadain perlombaan gitu. Ini surat undangan buat orang tuanya.”
“Oh itu doang, ayah kira apaan. Ayah kan selaalu dateng acara kalian, tahun lalu juga ayah dateng kan.” Jawab seungwoo sambil berjalan menuju sofa untuk meletakkan barang-barangnya. Sementara kedua anaknya itu mengikuti di belakangnya seperti anak bebek.
“Iya sih yah, tapi kali ini beda yah acaranya.” Kata eunsang.
“Loh beda apanya? Tahun lalu kan juga perlombaan gitu.”
“Ayah baca dulu nih makanya suratnya.” Kata dongpyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
4+2 =1 (Seunseok)
FanfictionKisah cinta antara seorang duda 4 anak dan duda 2 anak. Bagaimana perjalanan kisah cinta mereka nantinya? (Han seungwoo X Kim wooseok)