Brak. Bruk. Brak. Bruk
Eunsang terbangun dari tidur siangnya karena kegaduhan yang terjadi di kamarnya. Demi tuhan eunsang baru saja memejamkan matanya namun sekarang ia sudah harus terbangun. Mata eunsang mengitari penjuru kamar mencari dalang dibalik kerusuhan ini.
Dan itu dia. Disana. Saudara kembarnya. Di depan lemari baju mereka. Baju sudah berantakan di sekeliling kakinya. Eunsang pusing melihatnya karena ia lah yang akan membereskan kekacauan yang dibuat saudara kembarnya itu.
"Pyo ngapain sih daritadi grabak grubuk. Berisik tau, sang sampe bangun." Ucap eunsang.
Sementara dongpyo yang menyadari eunsang terbangun langsung melihatnya dengan wajah tanpa dosa.
"Hehehe. Sorry eunsangku sayang. Tapi pyo lagi mau pergi terus ini baju yang biasa pyo pake gaada."
"Baju yang mana?" Tanya eunsang
"Yang biru langit itu loh sang. Yang ada logo hatinya" jawab dongpyo.
"Loh itu kan baru dua hari yang lalu pyo pake, ya masih di jemuran lah belum kering."
"Yah terus pyo pake apa?" Dongpyo menampakkan raut sedihnya. Karena baju itu adalah baju kesukaannya.
"Pyo please. Itu satu lemari kita aja 3/4 isinya baju pyo semua. Terus pyo masih bingung mau pake apa. Sang gak ngerti lagi sama pyo."
"Ih eunsang please baju-baju itu udah pernah pyo pake main. Masa pake baju itu terus."
Eunsang geleng-geleng kepala. Ia lalu turun dari tempat tidurnya dan berjalan menghampiri dongpyo yang masih terduduk di depan lemari pakaian mereka. Ia membuka pintu lemari bagiannya dan mengambil kaos putih polos serta celana training.
"Yaudah nih pake punya sang aja. Kan pyo gak pernah pake. Jadi gak keliatan kaya pake itu-itu terus kan?"
"Ih sang polos banget. Pyo gasuka. Maunya yang shinning shimmering splendid. Yang terang kaya masa depan pyo."
Emosi eunsang sekarang sudah berada di ubun-ubun. Kembarannya ini memang banyak sekali maunya. Tapi ya dongpyo itu selera berpakaiannya sangat berbeda 180 derajat dengan eunsang. Eunsang lebih suka monokrom bahkan dominan hitam untuk pakaiannya. Sehingga lemari pakaiannya terlihat sangat kelam. Sedangkan dongpyo lebih menyukai warna-warna terang seperti kuning, orange, dan neon. Lemari pakainnya kalau dibuka sudah terlihat seperti pelangi.
"Mau pake ini apa eunsang tendang keluar biar pyo pake handuk aja perginya?" Tanya eunsang dengan suara yang lebih rendah dari sebelumnya.
Dongpyo melihat eunsang marah. Matanya sudah berkaca-kaca siap untuk menangis. Eunsang itu jarang memakai nada itu ketika berbicara dengannya dan ketika eunsang sudah menyebut namanya maka itu pertanda eunsang sudah sangat marah.
Dongpyo kemudian mengambil baju di tangan eunsang dengan kasar dan masuk ke dalam kamar mandi dengan tidak lupa membantingnya dengan keras. Sengaja. Biar eunsang tau kalo dia juga marah.
Tidak lama setelah itu, dongpyo keluar dari kamar mandi dengan memakai baju eunsang.
"Nah gitu kan ganteng. Udah sana berangkat." Kata eunsang.
Dongpyo tidak menghiraukan eunsang dan ia berjalan ke arah kasurnya untuk mengambil tasnya.
Lalu tiba-tiba pintu kamar terbuka memperlihatkan adik kecil (besar) mereka yang baru pulang les.
"ASSALAMUALAIKUM. Adek dodoy orang paling ganteng sedunia pulang." Jerit dohyon dengan suara lumba-lumba khasnya.
Dongpyo langsung menghampiri adiknya tersebut dan menggeplak kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
4+2 =1 (Seunseok)
FanfictionKisah cinta antara seorang duda 4 anak dan duda 2 anak. Bagaimana perjalanan kisah cinta mereka nantinya? (Han seungwoo X Kim wooseok)