Waktu menunjukkan pukul 8 malam ketika seungwoo selesai bertemu dengan rekan bisnisnya. Sesampainya di hongkong siang tadi, ia langsung menuju ke hotel untuk meletakkan barang-barangnya. Saat sedang merapihkan barang-barangnya, asistennya byungchan memberikan kabar bahwa rekan bisnisnya ini mengajak untuk bermain golf bersama untuk mempererat hubungan mereka mengingat selama 2 hari ke depan mereka akan berfokus terhadap kontrak dan perjanjian-perjanjian.
Sesampainya di hotel ia langsung membaringkan tubuhnya diatas kasur. Baru saja ia akan memejamkan mata, terdengar suara ketukan pintu kamar hotelnya. Dapat Ia lihat sekretarisnya berdiri di depan pintu hotelnya.
“Kenapa chan?”
“Ini pak saya mau balikin handphone bapak. Saya lupa tadi mau kasih pas di mobil”
Seungwoo baru tersadar dari tadi ia tidak mengecek hpnya sama sekali. Ia memang sengaja menitipkan hpnya ke byungchan tadi karena akan terlihat tidak sopan apabila ia main hp di depan rekan bisnisnya.
“Oh iya. Makasih ya chan. Untuk meeting besok jam berapa ya chan?”
“Kalau di jadwalnya sih jam 10 pak. Tapi kalau bisa jam 9 bapak sudah rapih. Nanti saya bangunin bapak jam 8 pagi”.
“Oke chan. Sudah sana kamu istirahat”
“Baik pak. Saya permisi dulu”
● ● ● ● ●
Setelah byungchan pergi, seungwoo pun kembali masuk ke apartemennya. Dinyalakan lah hpnya itu. Hpnya langsung bergetar tanpa henti. Ada 10 missed calls, 10 pesan, dan 2 missed video calls. 10 missed calls tersebut 6 berasal dari dongpyo, 2 dari dohyon, dan 2 dari wooseok.
Seungwoo tidak dapat menahan seyum saat melihat pesan dari wooseok. Wooseok mengirimkan fotonya bersama dongpyo. Dapat ia lihat di foto itu dongpyo sedang merajuk.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ia pun segera membalas pesan wooseok. Dan tidak lama setelah itu hpnya bergetar menandakan ada video calls masuk dari wooseok.
Saat seungwoo angkat telfonnya, yang pertama kali keluar adalah muka wooseok namun daapat ia dengar teriakan anak-anaknya yang berada di belakang wooseok
“Om dodoy dulu om” kata dohyon
“Apaan sih lu? Gue dulu lah. Gue kan abang lu. Sesuai urutan umur lah” ini sudah pasti suara dongpyo
Dapat seungwoo lihat wooseok tersenyum di sana.
“Liat tuh woo anak kamu kelakuannya berantem mulu kaya kucing sama anjing”
Seungwoo hanya tertawa mendengar perkataan wooseok tersebut.
Seketika layar handphone seungwoo pun dipenuhi oleh muka wooseok dan anak-anaknya. Dapat ia lihat mereka sedang berada di ruang keluarga. Dengan urutan duduk dohyon, wooseok, dongpyo, dan junho. Sedangkan hyeongjun dan eunsang duduk di bawah sofa tepatnya berada di depan wooseok.
“Hai anak-anak ayah, junho, hyeongjun” kata seungwoo
“AYAH!!!!!!”
Untung seungwoo tidak pakai earphone. Kalau dia pakai earphone sudah bisa dipastikan gendang telinganya pecah saat itu juga.
“Haduh pelan-pelan dong. Sakit kuping ayah. Kalian disana gimana? Gak bandel kan? Gak nyusahin om wooseok kan?”
“Enggak yah. Hari ini suasana aman terkendali. Dodoy gak rewel-rewel amat yah. Dia juga gak berisik soalnya temen adu mulutnya lagi sakit” kata eunsang
“Serius gak bandel seok mereka?”
“Nggak kok woo. Mereka anteng aja daritadi main. Dohyon juga gak rewel” kata wooseok sambil mengusap-ngusap kepala dohyon yang duduk di sebelahnya.
“Syukurlah. Dongpyo gimana? Udah enakan?”
“Udah lah yah. Udah sembuh 100% dia soalnya udah bisa berantem lagi sama dohyon” kata eunsang yang langsung di lempar bantal oleh dongpyo
“Tuh kan yah liat sendiri” Kata eunsang
“Pyo udah sembuh yah soalnya di rawatnya sama om wooseok”
“Emang kalo dirawat sama yang lain gak sembuh?” kata seungwoo
“Nggak yah. Apalagi kalo yang rawat dohyon, eunsang, atau bang yohan. Yang ada pyo langsung masuk UGD”
Semua orang tertawa mendengar perkaataan dongpyo tersebut (kecuali eunsang, dohyon tentunya)
“Hyeongjun junho gimana?”
“Baik kok om. Gaada keluhan dan masalah sejauh ini” jawab junho
“Ayah pulang kapan?” tanya eunsang
“Dua hari lagi ayah pulang. Kenapa eunsang kangen?”
“Biasa aja sih. Kan ada om wooseok disini”
“Oh jadi eunsang udah gak butuh ayah lagi nih gara-gara ada om wooseok disana?”
“Bukan gitu yah ih”
Seungwoo hanya tertawa mendengar respon eunsang seperti itu
“Yah titipan dodoy jangan lupa ya”
“Iya iya. Udah sana kalian tidur besok kan sekolah”
“DAAH AYAH!!!!” Sahut mereka berbarengan sementara junho dan hyeongjun hanya melambaikan tangan saja..
Dapat seungwoo lihat anak-anaknya bersama hyeongjun dan junho bangkit dari sofa dan naik tangga menuju kamarnya. Sekarang tinggal wooseok yang ada di sofa tersebut.
“Seok?"
“Hmm?”
“Makasih ya udah mau jagain anak-anak aku. Makasih juga udah mau aku repotin”
“Iya woo. Lagian kan mereka juga udah aku anggap kaya anak aku sendiri.”
“Nanti kamu tidur di kamar aku aja. Gak aku kunci kok kamarnya”.
“Nggak ah. Masa aku tidur di kamar kamu padahal gaada kamunya?"
“Oh kamu maunya tidur di kamar aku kalo ada akunya?” goda seungwoo
Wooseok merasakan pipinya memanas. Ia yakin pipinya pasti sudah semerah tomat sekarang
“Bu-bukan gitu maksud aku. Maksudnya kamar kan wilayah pribadi kamu. Aku takut ganggu aja”
“Wooseok, saat kamu masuk ke rumah aku saat itu juga kamu udah masuk ke wilayah pribadi aku. Dan aku sama sekali gak keberatan. Jadi kamu gausah ngerasa gak enak. Anggep aja itu rumah kamu juga”
“O-oke” jawab wooseok karena sejujurnya ia tidak tahu lagi harus membalas apa
“Kamu bawa baju kan?” tanya seungwoo
“Aku bawa baju kerja. Tapi aku lupa bawa baju rumah soalnya buru-buru. Jadi paling aku pinjem baju yohan aja ntar”
“Pake baju aku aja”kata seungwoo
“Ngaco. Kamu aja segede raksasa. Aku kalo pake baju kamu sama aja kaya pake daster”
“Gapapa kan jadi makin lucu” ucap seungwoo sambil tertawa
Lagi dan lagi wooseok merasakan pipinya memanas
“Udah ah kamu kayanya ngantuk deh. Omongannya jadi makin ngaco. Udah sana tidur kamu”
“Iya deh iya. Aku tidur dulu ya. Kamu juga tidurnya jangan malem-malem”
“Iya iya. Bye woo”
“Bye seok” ucap seungwoo sebelum sambungan telepon terputus
● ● ● ●
Setelah mematikan laptopnya. Wooseok pun mematikan lampu ruangan di ruang bawah dan memastikan bahwa pintu sudah terkunci. Setelah itu, ia naik ke lantai dua untuk melihat anak-anak. Dari luar sudah terlihat bahwa lampu kamar telah dimatikan, namun wooseok tetap masuk untuk memastikan anak-anak sudah tertidur.
Setelah memastikan semua anaknya sudah tertidur, wooseok pun masuk ke dalam kamar seungwoo.
Kamar seungwoo sangat seungwoo sekali. Mulai dari tata letaknya, pemilihan warna, hingga kondisi kamar.
Wooseok merasa sangat lelah dan ingin tidur namun badaannya sangat lepek sehingga ia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Ia sempat berpikir untuk ke kamar yohan dulu untuk meminjam baju. Tapi ia urungkan niatnya karena seungwoo tadi bilang ia boleh memakai bajunya. Wooseok akhirnya mengambil baju seungwoo di lemarinya dan menuju ke kamar mandi
Seselesainya mandi wooseok mengenakan baju seungwoo yang benar saja terlihat sangat besar di tubuhnya. Bahkan wooseok tidak perlu mengenakan celana pendek lagi karena baju tersebut sudah menutupi pahanya. Setelah mandi, wooseok pun langsung menuju ke kasur seungwoo. Dapat ia rasakan aroma tubuh seungwoo di bantal dan gulingnya. Tidak lama setelah itu wooseok pun tertidur.