CHAPTER 4

3 0 1
                                    

ANOTHER MATE (2)

"Setiap rasa sakit, memiliki penawarnya. Kau tak perlu khawatir."
.
.
.
.


"A-apa yang terjadi, dimana aku?" tanya gadis itu. Keempat vampir itupun terkejut.

---------------

Ruang tamu yang sangat mewah dan megah itu, hanya di isi keheningan, meski terdapat lima makhluk di sana yang bisa saja menghasilkan suara, kalau mereka mau. Tetapi, semuanya memilih bungkam duduk di atas sofa,saling berhadapan dan asik dengan pikiran masing-masing, menebak dan menerka.

Aron adalah yang menyarankan agar mereka beralih ke ruang tamu, tujuannya adalah untuk menenangkan Jane yang sedari tadi meminta penjelasan dan meraung atas perubahan yang ia alami. Ya, Jane berubah dengan sangat drastis, kulitnya menjadi putih pucat, rambut keperakannya sedikit dihiasi warna biru di beberapa helai yang membentuk garis-garis yang beraturan. Mata birunya tetap begitu tapi dengan sedikit nuansa kelabu di sana. Bibirnya merah merekah, dan itu terlihat sangat, sangat cantik.

Awalnya Jack, Issabel dan kedua orang tua mengira bahwa Jane berubah menjadi salah satu dari mereka, tapi nyatanya tidak demikian. Karena, setiap makhluk yang bertransformasi menjadi bangsa penghisap darah, akan kehilangan ingatan dan kontrol diri mereka, namun Jane tidak begitu, ia tidak kehilangan ingatan apapun, hanya ada berubahan fisik yang sangat jelas.
"Uh, lapar. A-aku lapar." Jane tiba-tiba bersuara, nadanya sangat rendah, tetapi tentu saja bisa didengar dengan jelas oleh keempat vampir yang ada di sana.

"Apa yang ingin kau makan?" Jack bangkit dari duduknya. Tidak ada respon dari Jane, jadi Jack memutuskan membawa makanan yang biasa dimakan manusia dan manusia serigala pada umumnya.

"Makanlah!" Jack menyodorkan makanan yang ia bawa diatas nampan.

Jane hanya menatap hampa pada makan yang diberikan oleh Jack. Biasanya dia bukanlah pemilih untuk masalah perut, karena memang tidak bisa memilih. Tetapi entah kenapa, ada perasaan tidak suka pada potongan daging dan sayur yang ada dihadapannya.

"Kau mau?" Entah sejak kapan Issabel duduk du samping Jane, ia menyodorkan sebuah goblet dengan cairan merah kental di dalamnya.

Jane bereaksi, ia tampak menginginkan apa yang Issabel berikan, tetapi ada sesuatu dalam dirinya yang menarik kesadaran bahwa itu bukanlah yang seharusnya masuk ke dalam tenggorokannya.

"Ini akan menuntaskan rasa laparmu, percayalah padaku!" Issabel menggoyang sedikit goblet yang ia pegang.

Dengan ragu, Jane mengambilnya. Ia mendekatkan goblet itu ke mulut lalu meminum isinya dengan pelan. Mata birunya berpendar merah untuk sesaat, lalu ia mendesah lega pada rasa lapar yang berkurang, setelah cairan merah itu ia telan sepenuhnya.


"Wah,, dia meminumnya, tetapi tidak ada taring yang mencuat." Issabel berucap dengan nada kagum.

"Sebenarnya apa yang terjadi padaku?" tanya Jane.

'Mike'

Jane menyadari sesuatu, ia tidak terhubung dengan serigalanya. Wajahnya berubah panik, hal itu tertangkap jelas oleh Jack.

"Maafkan aku, ini salahku." Jack mengutarakan apa yang terjadi.

Flashback On

"Hei, tangkap dia!" seorang pria berteriak garang sambil menunjuk pada sosok yang kini tengah sibuk melarikan diri.

The Bane BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang