RED CIRCLE (1)

4 1 0
                                    

"Pada sebuah awal yang baru, selalu ada rasa takut. Kau hanya harus menghadapinya, maka jalanmu akan terbuka."

Raungan serigala saling menyahut, hari itu matahari tak bersinar secerah biasanya. Dam village akan berpesta, seluruh makhluk malam akan menerima limpahan kekuatan menakjubkan. The Blue akan bersinar malam ini.

Semua persiapan digelar, pack house tampak sangat sibuk. Tidak ada yang tau, bahwa segala persiapan yang mereka lakukan adalah demi melepaskan kekuatan yang selama ini mereka coba musnahkan.

"Black, katakan pada penjaga untuk membawa gadis itu ke altar, dan pastikan semua persiapan telah selesai sebelum matahari terbenam!" Titah Alpha Rogen pada kepala pelayannya.

"Baik, Alpha!" kepala pelayan itu pun mundur, lalu menghilang dari balik pintu ruang tahta.

Sementara itu, di tempat tawanannya dikurung tengah jadi keributan, pasalnya apa yang mereka jaga menghilang begitu saja.

Flash Back On

"Makananmu tuan putri." kata seorang pelayan setelah mendorong sebuah nampan berisi makanan lewat celah dibawah pintu.

Tidak ada jawaban, atau pun suara langkah kaki mendekat, membuat sang pelayan kembali bersuara.

"Tuan Putri apa anda belum bangun?" masih tidak ada jawaban, pelayan itu pun menghampiri penjaga untuk memeriksa keadaan tawanan mereka.

Krieeeek

Setelah pintu terbuka, pelayan dan penjaga tersebut hanya bisa membelalakan mata dengan mulut yang menganga. Hening untuk beberapa saat, lalau keduanya berteriak panik.

"Putri Jane menghilaaang!"

Seluruh penghuni rumah tahanan pun mulai panik dan bergerak untuk menemukan sang putri. Kecuali dua orang di salah satu ruangan yang yang ada di tempat tersebut, keduanya terlihat memiliki raut wajah yang berbeda. Vanesa, sang putri tampak tersenyum-senyum kecil, sementara sang ayah mengamati dengan penuh tanya.

"Ada apa, putriku?" tanyanya, tanpa bisa menahan rasa penasaranya lagi.

"Ini akan sangat rumit, dan juga menarik ayah. Jane, putri kita telah bebas." jawabnya sambil tersenyum tipis.

"Maksudmu, ia telag bertemu matenya?" tanya sang ayah makin penasaran.

"Bukan ayah, bukan mate. Tapi takdirnya, takdir yang rumit, pilu, tetapi juga membahagiakan disaat bersamaan." lanjut Vanesa.

"Ayah tidak mengerti maksudmu nak, bisa kau jelaskan!" sang ayah mencoba meminta pengertian.

"Nanti saja ayah, ayo tinggalkan tempat ini dulu. Aku akan mengatakan pada paman Fedrix, ini saatnya untuk berkumpul." Vanesa tiba-tiba menghilang setelah tersenyum misterius kepada ayahnya. Sang ayah pun menyusul setelahnya.

Flasback off

"A-Alpha!" seorang pria bertubuh besar dengan napas terengah berlutut di depan tuannya.

"Ada apa?" suara itu pelan dan mencekam.

"Ampuni kami Alpa!" lanjut si bawahan. "Putri Jane menghilang dari ruangannya!" Jelasnya.

Buughh

Kretak

Bunyi hantaman, dan tulang yang remuk berpadu menjadi nada kematian. Tubuh pria besar itu menghantam dinding, remuk, lalu menghilang tak bersisa.

Alpha Rogen murka, apa yang telah ia tunggu, gagal untuk ia genggam.

"Paman Ben, ke ruanganku." perintahnya melalui pikiran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Bane BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang