Wattpad Original
Ada 5 bab gratis lagi

Bab 2

133K 9.3K 435
                                    

Bab 2

Sore itu, Shafa merasa tubuhnya sangat lelah. Mungkin, karena sepanjang hari toko bunganya ramai pengunjung. Shafa duduk di sebuah kursi, dekat dengan salah satu pot besar tanaman palem. Sesekali ia memijit kakinya sendiri, dan hal itu tak luput dari perhatian Leo.

Leo datang menghampiri Shafa. "Ada yang sakit, Mbak?" tanyanya sopan.

Shafa tersenyum dan menggeleng. Padahal, Shafa sudah berkata pada Leo, kalau lelaki itu hanya perlu memanggil nama saja tanpa embel-embel yang lainnya. Namun, lelaki ini sangat baik, hingga ia menolaknya dengan alasan bahwa Shafa adalah bosnya.

"Aku baik-baik saja. Kamu belum pulang?" tanyanya. Padahal, Shafa melihat pegawainya yang lain sudah pulang. Tinggallah, ia hanya berdua dengan Leo di tempat tersebut dan mungkin, beberapa orang yang ada di bagian pembuatan pot.

Toko bunga milik Shafa memang bukan toko bunga biasa. Tempatnya besar dan sangat luas. Terdapat sebuah rumah kaca kecil di sana, kemudian ada juga sebuah bangunan bersih yang menghadap ke jalan raya. Di sana, Shafa biasanya menyambut para pelanggan dengan berbagai bunga yang kebanyakan sudah dirangkai. Di belakang bangunan itu, ada beberapa bangunan lagi, seperti bangunan untuk membuat pot-pot, beberapa kebun kecil, dan yang lainnya.

Shafa dan keluarganya memang bukan dari kalangan orang tak punya, mereka hanya hidup sederhana dengan apa yang mereka sukai. Ayah dan Ibu Shafa lebih suka berkebun, karena itulah mereka menghabiskan waktu mereka di toko bunga ini. Bahkan, Ayah Shafa sengaja menjual rumah untuk memperluas area toko bunga dan tanaman miliknya ini.

Letak toko bunganya memang bukan di tengah-tengah kota, tapi untuk pelanggan tak perlu diragukan lagi. Toko bunga keluarga Shafa memang sudah memiliki banyak pelanggan sejak dulu. Dan kebanyakan dari mereka adalah pelanggan setia.

"Belum. Beberapa tanaman palemakan datang sore ini, dan mungkin sedikit telat."

Shafa mengangguk. Sudah hampir satu bulan Leo bekerja dengannya, dan selama itu, Shafa benar-benar merasa terbantu. Ia memang kekurangan tenaga kerja, apalagi di bagian belakang untuk mengurus tanaman dan yang lainnya. Dan beruntungnya ia mendapatkan pegawai seperti Leo.

Seseorang datang saat Shafa dan Leo sedang bercakap-cakap. Seseorang dengan tatapan matanya yang tajam. Siapa lagi kalau bukan Elang.

Shafa berdiri seketika, ia bahkan mengabaikan nyeri di kakinya yang sejak tadi ia rasakan. Baginya, saat ini yang terpenting adalah Elang tidak mengetahui bahwa Leo sedang bekerja dengannya. Shafa tak munafik, Elang memiliki segalanya, lelaki itu bisa melakukan apa saja yang dia inginkan, dan Shafa takut kalau salah satunya adalah menyingkirkan Leo dari hadapannya.

"Kenapa dia masih di sini?" Tak ada basa-basi, Elang bertanya langsung pada intinya.

Dengan spontan, Shafa menarik Leo ke belakang tubuhnya, hingga ia menghadap suaminya secara langsung. Ada ketakutan dalam diri Shafa, tapi ia tak akan pernah menunjukkan hal itu pada suaminya.

"Dia bekerja padaku."

"Oh, bagus sekali. Jadi, setelah dipecat dari rumah, kamu mempekerjakan dia?"

"Dia orang baik dan rajin, aku membutuhkan tenaganya."

Tampak; rahang elang mengetat, tatapannya menajam dan membuat siapa saja bergidik ngeri ketika melihatnya. Elang sangat tidak suka dengan kalimat yang terlontar dari bibir istrinya. Shafa membela lelaki lain di hadapannya, dan itu membuat Elang murka.

Tanpa banyak bicara, Elang meraih pergelangan tangan Shafa dan menyeretnya keluar dari tempat tersebut dengan kasar.

Leo yang berada di sana tak bisa melihat Shafa diperlakukan seperti itu. Ia segera menyusul Shafa dan Elang, kemudian meraih tangan Shafa yang lainnya dan membuat Elang menghentikan langkahnya. Ia menoleh dan memandang tangan Leo, lalu menatap lelaki itu dengan tatapan marahnya.

Imperfect MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang