Setiap kita

1 0 0
                                    

Setiap kita memiliki zona waktunya sendiri-sendiri. Tak perlu risau dengan kawan yang sudah bekerja sedangkan kita yang masih sibuk kuliah tak kunjung berjumpa hari wisuda. Tak perlu marah dengan mereka-mereka yang tertawa melihat kita kerepotan dihujani kapan-mengapa dan sejenisnya. Tak perlu gelisah dengan sejawat yang sudah berkeluarga bahkan beranak dua ketika nyamuk pun bahkan tak mau dekat-dekat kita—meskipun yang terakhir ini seringkali menjadi keresahan paling utama. Siapa juga yang tidak resah ketika jodohnya seolah-olah ada di lain dunia?

Setiap kita memiliki zona waktunya sendiri-sendiri. Sayangnya, kita hidup di sekeliling manusia-manusia kurang ajar yang selalu mempertanyakan apapun yang kita lakukan, mencipta segala perbandingan-perbandingan tanpa merasa perlu diizinkan. Andai saja mereka mengerti bahwa perbandingan-perbandingan ini sebenarnya tak ada yang setara, sebab masing-masing kita berbeda zona masa. Hal-hal seperti inilah yang membuat kita sulit untuk menghargai setiap detik yang nilainya sama dengan satu kesempatan untuk pencapaian terbaik.

Mari menghormati jalan hidup, mari tak terburu-buru. Cerita ini masih sekian panjang terentang. Sampai nanti, sampai kita sama-sama dihapus waktu. Kiranya kita sepakat ya?

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang