Untukmu yang diam-diam jatuh hati, menggapai-gapai rantai ketakpastian yang paling tinggi. Sampai buta, sampai tak tahu apa yang terjadi pada semesta milikmu. Sampai tuli, sampai tak dengar hati yang pecah direnggut pilu.
Kalau kau mau mengerti, ada ia yang menunggu menjadi titik dari kalimatmu. Ada ia yang rela menyisipkan namamu dalam baitnya tanpa kau perlu tahu. Ada ia yang tak peduli menjadi figuran atau siapa saja, asalkan dirinya ada dalam kisahmu.
Tanpa kau perlu mencoba, ada yang dengan tulus mencintaimu. Kau yang tak peka dan ia yang terlampau malu.
Lalu untuk apa bermimpi memeluk jauh gemintang, bila rembulan ada di ujung pandang?
Makassar, 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
Short StoryUntuk hari ini dan hari-hari berikutnya, semoga hal baik senantiasa mendapat restu semesta.