Ketika aku memeluk pagi, mungkin nanti sore adalah kamu, mungkin juga bukan. Saat siang menjelang, mungkin kamu adalah petang. Kata mungkin terus berulang, setiap hari, sebab memang tiada yang tahu tentang yang akan datang.
Kau, sampai kini masih menjadi kontradiksi niscayaku. Kalau aku punya kuasa, barangkali sudah kuhapus kata siapa sekaligus tanda tanyanya dari dunia. Karena mengira-ngira itu menyiksa diri. Tak ada guna mencari tiada di dalam sepi, bukan?
Aku adalah satu hati yang terlanjur merasa di waktu yang tak semestinya. Naif memang, namun siapa yang tahu tentang esok lusa?
Subang, 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
Short StoryUntuk hari ini dan hari-hari berikutnya, semoga hal baik senantiasa mendapat restu semesta.