Anna segera melangkahkan kakinya keluar dari bandara sambil memperhatikan ke sekitar yang sudah cukup sepi, karena kini waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.
Setelah sampai di luar bandara ia hanya melihat sebuah kereta kuda berserta dengan kusirnya yang sedang menunggu penumpang di sana. Dan yang anehnya tidak ada orang lain selain dirinya di luar bandara itu dan juga tidak ada transportasi lain yang berada di sana.
Perlahan ia berjalan menghampiri kereta kuda itu sambil menyeret kopernya.
"Permisi" ucapnya saat tiba di dekat kereta kuda tersebut.
Dengan cepat sang kusir pun menoleh ke arahnya, namun seluruh wajahnya hampir tertutupi oleh sebuah topi yang ia pakai sehingga Anna hanya bisa melihat mulutnya saja.
"Selamat malam, Nona. Akhirnya Anda datang juga" sang kusir tersenyum padanya dan segera turun dari tempatnya.
"Apa aku boleh naik?" tanya Anna dengan hati-hati.
"Tentu saja boleh, Nona. Silahkan naik, karena seseorang sudah menunggu kedatanganmu" ucap kusir tersebut seraya mempersilahkan Anna untuk naik ke kereta kuda miliknya.
Anna pun hanya mengangguk dan segera menaiki kereta kuda tersebut. Dan kemudian sang kusir menaruh koper milik Anna di dekatnya.
"Apa kau sudah siap, Nona?" tanya sang kusir yang segera kembali duduk di tempatnya.
"Sudah" jawab Anna sambil mengangguk pelan dan menatap kusir tersebut dari belakang.
"Baiklah, kita jalan sekarang, ya" ujar kusir tersebut.
Belum sempat Anna menjawab, namun kusir tersebut sudah mulai memacu kedua ekor kudanya dan menyuruhnya untuk mulai berjalan. Dengan cepat kuda-kuda itu segera berlari dan mereka memulai perjalanan menuju rumah pria misterius tersebut.
Anna yang masih tak mengerti pun hanya terdiam sambil memperhatikan jalanan yang amat sangat gelap yang mereka lewati. Dan tiba-tiba tubuhnya pun terasa mulai menggigil karena diterpa angin malam, sehingga membuatnya harus menggosok-gosokkan telapak tangannya agar mengurangi rasa dingin tersebut.
"Nona Anna, malam ini sangat dingin jika kau merasa kedinginan kau bisa memakai sebuah selimut yang berada di dekatmu" ucap kusir tersebut tanpa menoleh ke arah Anna sedikit pun.
Segera Anna menoleh ke sebelahnya dan dapat ia lihat sebuah selimut yang dilipat begitu rapih. "Sejak kapan selimut ini ada di sini?" batinnya yang mulai merasa bingung. Karena seingatnya saat tadi ia masuk ke kereta itu ia tidak melihat selimut tersebut.
"Tidak usah dipikirkan, Nona, sebaiknya kau cepat menggunakan selimut itu untuk menutupi kakimu agar kau tidak merasa kedinginan" ujar si kusir yang tetap saja tidak menoleh ke arah Anna sedikitpun.
Mendengar apa yang baru saja si kusir katakan membuat Anna menjadi bingung, sebab ia tidak tahu kenapa si kusir bisa tahu apa yang sedang ia pikirkan. Dan ingin rasanya ia menanyakan hal tersebut pada si kusir, tapi ia mengurungkan niatnya itu karena ia takut konsentrasinya si kusir jadi terganggu.
Kereta pun melaju dengan kecepatan yang tinggi dan tetap berjalan lurus saja sedari tadi tanpa berbelok sedikit pun padahal sudah ada beberapa belokan yang mereka lewati.
Namun Anna hanya diam saja dan lebih memilih untuk memejamkan matanya sejenak, karena tubuhnya terasa begitu lelah seperti habis menempuh perjalanan yang cukup jauh.
"Jika kau mengantuk istirahat saja, Nona, nanti saya akan membangunkan mu jika sudah sampai" ujar kusir aneh tersebut.
Namun Anna tidak menjawabnya dan hanya mengangguk dengan pelan, karena kini matanya sudah mulai terasa begitu berat dan mau tidak mau harus ia pejamkan dan beristirahat sejenak. Tapi tiba-tiba...
To be continue. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
My Immortal Prince ✔ [Proses Revisi]
Vampiro"Mencintaimu seperti mencintai kematian" ─ Count Dracula "Hanya makhluk kegelapan seperti dirimu lah yang bisa mencintai dengan setulus hati" ─ Anna Pernahkah kau membayangkan jika dirimu dicintai oleh seorang makhluk dari kegelapan? Yang kapan saja...