#8

8.9K 339 0
                                    

Dengan sengaja Anna memotong ucapannya, sehingga membuat Marcel jadi begitu penasaran.

"Apa?" tanya Marcel sambil mengernyitkan dahinya.

"Jika nanti Axell menanyakan padamu, maka bilang saja aku sedang menginap di rumah temanku dan sedang mengerjakan tugas" jelas Anna dengan enteng, namun berhasil membuat Marcel kembali terkejut dan menghela nafasnya.

"Jadi kau berbohong pada Axell? Na, kenapa kau tidak mengatakan hal yang sebenarnya?" ujar Marcel.

"Marcel, aku tidak segila itu. Jika aku mengatakan hal yang sebenarnya pada Axell, maka ia tidak akan percaya dan bisa-bisa nanti ia malah menganggap ku sudah gila" ucapnya sambil menatap Marcel

Marcel pun langsung terdiam dan menundukkan kepala, ia baru teringat kalau Axell tidak tahu jika adiknya sangat suka dengan kedua makhluk kegelapan tersebut. Lalu ia menghela nafasnya dengan pasrah dan menatap Anna. "Baiklah, tapi izinkan aku untuk menemanimu, karena aku takut jika nanti terjadi sesuatu padamu" ucapnya sambil menatap Anna dengan dalam.

Namun kini Anna yang langsung terdiam dan menundukkan kepalanya. Sebenarnya ia senang-senang saja jika Marcel mau menemaninya, namun yang ia takutkan adalah jika nanti mereka benar-benar bertemu dengan pria misterius itu, lalu pria misterius tersebut malah melukai Marcel.

Dan kemudian Anna menghela nafasnya dengan berat dan berkata. "Tidak perlu, Marcel, aku bisa pergi sendiri. Dan lagipula, perjalananku ini bukanlah perjalanan yang mungkin menyenangkan, bahkan aku sendiri pun tidak tahu bagaimana perjalananku nantinya"

"Tapi, Na... Aku takut jika nanti pria misterius itu sampai melukaimu atau lebih parahnya membunuhmu" ucap Marcel sambil menatap Anna dengan dalam.

"Kau tidak perlu menakutkan hal tersebut aku bisa menjaga diriku sendiri. Kau masih ingat, kan? Jika di dalam mimpiku pria misterius itu malah bersikap hangat padaku, bahkan ia begitu baik dan juga sopan" ucap Anna.

Marcel pun kembali terdiam, kini ia tidak bisa berbuat apa-apa, selain mengiyakan ucapan Anna, karena seperti yang ia tahu kalau gadis yang dicintainya itu cukup keras kepala, apapun yang ia mau harus didapatkannya tak peduli bagaimana sulitnya.

"Baiklah, tapi sesampainya di bandara Rumania nanti kau harus menghubungiku atau sekedar memberiku kabar" ujar Marcel seraya menatap Anna.

Anna pun mengangguk pelan dan sebuah senyuman mulai terukir di wajahnya. "Tentu saja, nanti aku akan memberimu kabar" ucapnya.

***

Anna sudah tiba di rumahnya sejak satu jam yang lalu. Dan kini ia hanya seorang diri saja di rumahnya karena Axell sedang pergi untuk hunting foto. Segera ia bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju lemari yang berada di dalam kamarnya. Dan kemudian, ia sedikit berjinjit untuk mengambil sebuah tas koper yang berada di atas lemarinya.

Lalu ia menaruh tas koper tersebut di lantai dan segera membukanya yang memang kosong. Dan kemudian ia membuka pintu lemari dan memandangi isinya sejenak.

Sebenarnya ia bingung ingin membawa pakaiannya yang mana saja? Dan lagipula, ini pertama kalinya ia pergi keluar negeri, karena sebelumnya ia belum pernah meninggalkan negara kelahirannya itu sama sekali. Lalu ia mengambil beberapa pakaian dari dalam lemari dan melipatnya menjadi ukuran yang begitu kecil, agar bisa masuk ke dalam koper tersebut.

Dan setelah dirasa cukup ia pun kembali menutup pintu lemari dan terdiam sejenak sambil berpikir ingin membawa barang apa lagi.

"Anna... Anna, adikku sayang..."

Tiba-tiba terdengar suara Axell dari lantai satu. Dengan cepat Anna segera menutup tas koper tersebut dan menaruhnya di dekat tempat tidurnya.

"Iya" pekiknya yang segera berjalan keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga untuk menghampiri Axell yang berada di ruang keluarga.

Setelah sampai di sana Anna melihat Axell yang nampaknya baru saja pulang dan sedang beristirahat sejenak di atas sofa.

"Ada apa?" tanyanya sambil menatap kakaknya itu dari samping.

"Apa kau sudah makan siang?" kini Axell yang berbalik tanya padanya.

"Sudah, memangnya kenapa?" tanya Anna kembali.

Namun Axell malah menghela nafasnya dengan kasar dan menaruh kamera yang ia pegang di atas meja. "Ah, sayang sekali" ucapnya.

"Sayang kenapa?" tanya Anna yang terlihat bingung dan mengernyitkan dahinya.

"Sayang sekali, karena tadinya aku ingin mengajakmu untuk makan siang di sebuah restoran atau cafe" jawab Axell sambil menyandarkan tubuhnya pada sofa dan kembali menghela nafasnya.

"Kenapa tadi kau tidak menghubungiku? Dan kalau tahu kau akan mengajakku untuk makan di luar, maka tadi aku tidak akan makan dahulu" Anna menghela nafasnya dan mendudukkan tubuhnya di pinggir sofa.

"Bagaimana mau menghubungimu, kalau ponselku saja baterainya habis karena tadi pagi aku lupa mengisinya" ujar Axell seraya mengeluarkan ponselnya dari saku celananya.

"Dasar pelupa" cetus Anna seraya memutar matanya dan melipat kedua tangannya di dada.

Axell yang melihat hal tersebut malah tertawa pelan dan menarik pipi adiknya dengan gemasm "Lucu sekali adikku ini" ucapnya.

"Ih, sakit tahu!" ucap Anna dengan sedikit ketus dan menyingkirkan tangan Axell dari wajahnya.

"Maafkan aku, adikku sayang, habisnya aku gemas sekali denganmu" ucap Axell sambil terkekeh dan mengacak rambut Anna.

Anna pun menghela nafasnya dan kembali memutar matanya. "Oh ya, ada yang ingin aku bicarakan padamu" ucapnya yang mulai menatap Axell dengan dalam.

"Apa?" Axell segera memeluknya dari samping dan menaikkan satu alisnya.

"Nanti sore aku harus pergi dan menginap di rumah temanku karena ada tugas kuliah yang harus kami kerjakan bersama" ucap Anna sambil menundukkan kepalanya dan tidak berani untuk menatap mata Axell.

"Kenapa mendadak sekali?" tanya Axell yang terlihat begitu terheran.

"Karena tugasnya juga baru diberikan tadi" dusta Anna sambil mengulum senyumannya.

"Tapi temanmu itu wanita, kan? Bukan pria?" ujar Axell sambil menaikkan satu alisnya.

"Tentu saja wanita, jika pria maka aku tidak akan menginap di rumahnya" ucap Anna sambil mengangkat kepalanya dan kembali menatap Axell.

"Baiklah aku mengizinkannya tapi biar aku antar, ya?" ujar Axell sambil menatap adik semata wayangnya dari samping.

"Tidak usah" ucap Anna sambil menggelengkan kepalanya. "Aku naik taksi saja. Dan lagipula, kau baru saja pulang dan kau pasti lelah, kan?" sambungnya sambil mengusap pipi Axell dengan lembut.

Axell pun menghela nafasnya dengan kasar dan mengangguk pelan, karena adiknya itu ada benarnya juga. Ia baru saja pulang dan saat ini tubuhnya terasa begitu lelah dan membutuhkan istirahat.

"Baiklah, kalau begitu aku mengizinkanmu untuk pergi dan menginap di rumah temanmu itu. Tapi hanya sehari saja, kan?" tanya Axell sambil menaikkan satu alisnya.

Anna pun langsung terdiam sambil mengalihkan pandangannya dari Axell karena ia tidak tahu harus menjawab apa.

"Sayang... Kenapa kau hanya diam saja, hmm?" ucap Axell sambil mengusap-usap bahu Anna dan menatapnya dari samping.

"Aku tidak tahu berapa lama, tapi yang jelas ketika tugasnya sudah selesai maka aku akan langsung pulang" jawab Anna dengan sebuah senyuman yang mulai mengembang di wajahnya.

"Baiklah, tapi kau harus jaga dirimu baik-baik, ya?" ucap Axell sambil menarik hidung Anna dengan gemas.

"Tentu saja, kakakku sayang!" ucap Anna dengan begitu bersemangat dan langsung memeluk Axell dari samping.















To be continue...

My Immortal Prince ✔ [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang