Cinta Terpendam

20 2 0
                                    

Selamat pagi, selamat siang, selamat sore, selamat malam yeorobuuunn.. Kalian mau tahu ngga, aku udah hampir pusing nyari visual Nam Da Reum versi dewasa, yang bisa nyamain kedewasaan Park Shin Hye dan Bae Suzy. Tapi belom ketemuuu.. Ini susah! Bikin gemes! Dan kayaknya bakal lama update deh.. I'm sorry ya.. Kita harus nunggu Nam gedean dikit nih..


Sepulangnya dari audisi, Nam dan Hilda bertemu di cafe dekat rumah Bibi Hilda dimana mereka menginap selama beberapa hari kedepan.

"Hil..." panggil Nam.

"Iya, ada apa Nam?" tanya Hilda.

"Tadi aku bertemu Tien..."

"Aku sudah tahu."

"Apa?! Tahu darimana?"

"Tien yang bilang..."

"Dia bilang apa?"

"Dia bilang kamu mengacuhkannya.."

"Hmm.. Iya..."

"Kenapa?"

"Aku tidak tahu. Dia seperti orang asing sekarang Hil.. Dia sudah berubah."

"Menurutmu dia saja yang berubah? Sementara kamu tidak berubah? Kalau begitu tolong jelaskan rambut ini." Hilda menjulurkan tangannya dan menunjuk ke arah rambut Nam yang berwarna pirang.

"Hmm.. maksudku bukan cuma dari penampilan. Dia terlihat seperti anak kota yang tak tersentuh. Dia sibuk sendiri, bahkan tidak menyadari aku ada di dekatnya."

"Lalu kenapa kamu tidak mencoba untuk memastikannya tadi? Sudah punya rambut aneh, kamu juga seorang pecundang sekarang Nam?"

"Apaan sih Hil?"

"Iya, dan kamu juga tipe orang yang hanya menilai orang lain hanya dari luarnya saja. Aku bersama dengan Tien dari kemarin, dia tetap anak yang sama kok. Hanya penampilannya saja yang berubah. Dia semakin CANTIK! Yakan..?" Hilda bertanya sambil mendekatkan wajahnya ke arah Nam, menunggu reaksi Nam yang sedikit gelisah.

"Eh?" Nam gelagapan, berusaha memalingkan wajahnya.

"Semakin C A N T I K! Aku bisa lihat banyak laki-laki yang memandangi Tien sejak kemarin. Tetapi dia tidak perduli sama sekali. Hmm, sepertinya ada satu orang lelaki yang nampaknya sudah merebut hatinya. Jadi dia belum bisa melirik lelaki lain."

"Oohh..." Nam menunduk.

"Eh, BTW Tien masih ingat dengan kejadian waktu itu. Dan dia sangat ingin bertemu denganmu Nam.." mata Hilda mengamati ekspresi Nam, dan menunggu ekspresi yang selanjutnya akan keluar.

"Kejadian apa?" Nam hanya berpura-pura bertanya, menutupi rasa girangnya karena ucapan Hilda barusan.

"Kejadian sebelum dia pindah..."

"Ohh.. KEJADIAN SOAL ANAK GADIS YANG HAMPIR TERTABRAK KARENA ASIK SAMA HANDPHONE ITU?" Nam berusaha menyudutkan Hilda.

"IYA! PUAS?" Hilda menjawab dengan suara keras.

"OH.. YANG WAKTU ITU BIKIN AKU MASUK RUMAH SAKIT, TAPI GILIRAN DIA JENGUK BUKANNYA MALAH BIKIN CEPAT SEMBUH MALAH BIKIN KERIBUTAN DI RUMAH SAKIT ITUUUUUU?"

"Apaan sih Nam?" Hilda mulai gerah.

"OOHH.. YANG KEMARIN NANGIS-NANGIS NGGA JELAS DI RUMAH SAKIT YAAAAA??"

" ... " Hilda makin kesal sehingga tidak mampu menjawab.

"HAHAHAHAHAHA .... Kamu lucu Hil kalau ngambek. Dasar tukang ngambek." ucap Nam mengahiri gurauannya ketika melihat wajah Hilda mulai kesal.

Putri atau Pangeran?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang