Kehadiran Kookie

22 1 0
                                    

Ini anak kesayangan akhirnya muncul gaess.. Mohon dukungannya degan vote sebelum baca ya.. :D Makasiii...


"Halo..." suara dari seberang telepon terdengar berat.

"Hari ini akan ada misi untuk kamu.. Misi menyenangkan.."

"Anak itu lagi? Apa aku lenyapkan saja kali ini?" suara berat dari seberang telepon seolah mengetahui dengan pasti topik pembicaraan yang dibahas.

"Sabar, not today.. Kamu datang ke apartemenku dulu, kita bahas disini." tak lama setelah itu pembicaraan melalui telepon berakhir.


***

Keesokan harinya tepat pukul 16.00, Nam sudah sampai di tempat dia berjanji dengan Tien. Tien belum sampai di tempat itu, namun jantung Nam menolak untuk tenang. Nam nampak sedikit gugup setelah kemarin saling berkirim pesan dengan Tien, dan sekarang harus bertemu Tien lagsung setelah sekian lama tidak berjumpa.

"Ah.. apa aku harus memesan minuman langsung atau nanti saja?" Nam bergumam sendiri.

"Ini tidak baik untuk jantungku. Kenapa gugup sekali?" Nam masih berbicara sendiri.

Tak lama kemudian Nam memandang ke arah pintu cafe yang baru saja terbuka, Nam melihat sesosok gadis yang memesona dengan rambut terurai, gadis itu melangkah menuju meja Nam.

"Hai Nam.. Lama tak bertemu.." sapa gadis itu.

"Eh.. Iya.." Sesaat mata Nam tidak berkedip melihat sosok gadis yang dengan senyum manisnya duduk di hadapannya. Gadis itu adalah teman akrabnya waktu SMP, keimutan gadis itu kini berubah menjadi kecantikan seorang gadis yang memesona tiap laki-laki yang melihatnya. Senyum manisnya memancarkan kehangatan yang berbeda, Tien yang dulu semakin dewasa.

"Kamu sudah lama nunggu?" tanya Tien.

"Hmm.. mungkin.." jawab Nam masih terpesona dengan gadis di depannya.

Eh, aku ngomong apa? Dia kan ngga terlambat-terlambat amat. Aduh.. salah ngomong nih. Nam menunduk menyadari kebodohannya.

"Sorry Nam aku terlambat. Aku harus bertemu seseorang tadi. Kamu udah pesan sesuatu?" tanya Tien masih dengan senyum.

"Belum... Kamu pesan apa?" tanya Nam. Tiba-tiba handphone Tien berbunyi.

"Sorry Nam, tunggu sebentar." Tien mengambil handphonenya sesaat mengetik sesuatu dan meletakkan kembali handphonenya di atas meja. Nampaknya menolak panggilan barusan dan mengirimkan pesan sedang sibuk.

"Hmm.. aku pesan Boba aja deh Nam. Kamu pesan apa?" tanya Tien.

"Hmm, aku pesan Milk shake. Sini aku aja yang pesankan, tunggu sebentar ya." Nam bangkit dari bangkunya untuk memesan minuman. Sesaat kemudian Nam datang dengan 2 gelas minuman pesanan mereka.

"Tien?" mata Nam membelalak setelah mendapati Tien tidak ada lagi di tempat duduknya.

"Toloooooooonggg, Nam!!!" teriak Tien dari arah lorong di cafe. Sepertinya Tien sedang melihat sesuatu di cafe itu, dan kemudian ada seorang laki-laki yang menarik tangan Tien menuju lorong gelap ke bagian dalam bangunan.

Sontak minuman di tangan Nam terjatuh, lebih tepatnya dicampakkan membuat lantai penuh dengan cairan dingin. Nam berlari menuju Tien, memasuki lorong yang gelap dan baru kali ini diketahui Nam. Cafe itu memang sedang tidak ramai, suasana menjadi semakin tidak mendukung karena ketidakramaian itu membuat tidak ada yang bisa membantu Tien lepas dari penculik misterius. Langkah kaki Nam masih terus berkejaran, namun suasana gelap seakan mendukung si penculik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Putri atau Pangeran?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang