1🍂

2.4K 250 14
                                    

Yoongi menghentikan aktivitas bacanya ketika mendengar ketukan di ruang kantornya. Pintu terbuka, menampakan sosok Lisa yang menggendong batita perempuan usia tiga tahun lengkap dengan ransel kecil yang ia yakini berisi barang kebutuhan anak itu.

"Oppa, aku titip Ryujin. Rose eonnie dan Hoseok oppa tadi datang kerumah dan menitipkan bocah imut ini padaku. Tapi aku ada kelas pukul sembilan nanti."

"Kau tidak lihat aku sibuk?" sahut Yoongi datar, yang mendapat decakan sebal dari si adik.

"Jinjja, kau hanya harus menjaganya sampai aku pulang dari kampus siang nanti."

"Tapi ---,"

"Ck, begini saja. Kemari sebentar." titah Lisa, Yoongi menurut saja, malas juga harus mendengar ocehan menyebalkan khas Lisa.

Lisa langsung memberikan gendongan Ryujin pada Yoongi dan merogoh kantong celana jeansnya guna mengambil ponsel. Gadis itu dengan cepat mencari nomor sesorang sebelum mendekatkan ponsel pada telinga.

"Yeoboseyo, eonnie, kau tidak ada mata kuliahkan, pagi ini?"

"...."

"Ah, pas sekali, hari ini kau tidak usah ke day care, aku yang akan izinkan pada Tiffany eonnie nanti. "

"...."

"Nanti akan aku jelaskan. Kau datang ke Min Company sekarang, bilang pada resepsionis kalau Nona muda yang suruh, minta langsung antarkan ke ruangan CEO sekarang. Palli. "

"...."

"Tidak ada tapi-tapian. Cepatlah, aku telat nanti. "

Lisa langsung mematikan sambungan teleponnya dan tersenyum puas. Ia yakin Jennie akan menuruti permintaannya kali ini.

Sementara Yoongi yang mengendong Ryujin mengangkat alis bingung. "Siapa yang kau telepon?"

"Siapa saja, tidak perlu tahu. Tunggu sebentar." balas Lisa acuh.

🍂

Jennie menatap gedung bertingkat dihadapannya dengan ragu. Ada apa sampai Lisa menyuruhnya kemari. Menghela napas, gadis itu mulai melangkah masuk dan menuju resepsionis.

"Permisi, maaf menganggu, tapi bisakah anda tunjukkan di mana ruang CEO?" tutur Jennie pelan. Berusaha mengabaikan tatapan tidak suka dari beberapa karyawan wanita berbaju ketat yang entah kenapa menatap sinis padanya.

"Apa sebelumnya sudah membuat janji?" tanya resepsionis ber name tag Dahyun itu sopan.

"Sebenarnya belum, tapi aku ada janji dengan Nona muda. Dia menyuruhku kemari."

"Oh, anda Nona Jennie?"

Jennie mengangguk sebagai jawaban. Dahyun tersenyum dan melangkah dari balik meja resepsionis. "Mari, saya antarkan."

"Ini ruangannya. Kalau begitu saya kembali." Jennie hanya mengangguk kaku mempersilahkan.

Menghembuskan napas, gadis itu mengetuk pelan pintu berwarma hitam berbahan mahoni.

"Akhirnya kau datang. Masuklah eonnie." Lisa muncul dari pintu dan menyuruh Jennie untuk segera masuk.

Ketika baru saja memasuki ruangan yang hanya di cahayai oleh sinar matahari dari jendela besar yang tirainya terbuka. Gadis itu tersenyum canggung saat matanya tak sengaja bersitatap dengan Yoongi.

"Sudah, saling memandangnya nanti saja." Yoongi dan Jennie sontak memutuskan pandangan mereka ketika mendengar suara Lisa.

"A-ah, iya. Ada apa kau menyuruhku kemari?"

Ineffable ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang