3🍂

2.1K 230 8
                                    

Semenjak hari dimana mereka menghabiskan waktu bersama Ryujin, Yoongi dan Jennie semakin dekat. Saling bertukar nomor untuk sekedar menanyakan kabar masing-masing. Atau bahkan seperti sekarang, makan siang bersama di kantor Yoongi dengan bekal yang di buatkan Jennie. Sejujurnya Yoongi yang memaksa Lisa untuk memberi nomor ponsel Jennie padanya.

"Maaf, aku hanya memasak ini."

Yoongi mengangguk sambil mengunyah sushi yang dibawa Jennie. Yoongi tidak masalah dengan itu. Dengan Jennie mau memasakkan bekal dan menemaninya saja, dia sudah amat senang.

"Bagaimana pekerjaan mu?" tanya Jennie setelah menutup kotak bekal dan membersihkan meja.

"Hm. Semakin menumpuk. Bagaimana dengan kuliahmu?"

Gerakan tangan Jennie yang memasukkan kotak bekal pada paper bag terhenti. Gadis itu menghela napas dan memberikan senyum tipisnya pada Yoongi.

"Kuliahku berjalan baik."

Yoongi merasakan ada yang janggal dari nada bicara gadis itu. Seperti ada yang disembunyikan, gadis itu tidak berkata sesuai dengan keadaan.

Dan memang benar adanya. Jennie berbohong. Tidak mungkin ia bilang pada Yoongi bahwa ia dilanda masalah keuangan untuk uang skripsi. Belum lagi SPP bulan lalu yang baru lunas setengahnya dan juga uang apartement.

"Okelah, kalau begitu, aku akan kembali ke kampus. Aku ada kelas jam dua nanti. Semangat Yoongi-ssi, kuharap pekerjaan mu cepat selesai." Jennie tersenyum lebar dan membungkukkan badannya, setelahnya gadis itu segera keluar dari kantor Yoongi.

Sementara Yoongi masih diam di tempat. Pria itu menghela napasnya dan menyandarkan punggungnya pada sofa hitam mewah.

"Aku yakin ada tidak beres dengan kuliahnya." gumam Yoongi sambil memutar kunci mobilnya. Pria pucat itu dengan cepat beranjak dari duduknya dan langsung keluar dari kantornya.

"Apa jadwalku setelah ini?" Yoongi bertanya pada sekretarisnya saat berpapasan dengannya.

Yoo Sungjae membaca sekilas jadwal yang tertera di tablet besar miliknya. "Anda tidak ada jadwal apapun setelah siang ini. Tapi besok, ada meeting kerja sama dengan perusahan---,"

"Ya ya. Aku tahu. Terimakasih." Yoongi langsung pergi menuju basement untuk mengambil mobil dan menjalankan lamborghini aventador hitam miliknya ke kampus di mana Jennie dan Lisa belajar setelah sebelumnya sempat menghubungi Lisa untuk memastikan sesuatu.

🍂

"Beri aku keringanan seminggu lagi, ahjumma. Ku mohon." wanita yang di panggil ahjumma itu menatap prihatin kearah gadis yang memelas di depannya.

"Seandainya aku bisa, Jennie-ya. Tapi ini sudah peraturannya. Kau tidak akan bisa mengikuti ujian dan memulai skripsi jika sampai besok kau tidak segera membayar SPP mu."

Jennie memunduk lemas. Jika begini, bagaimana ia bisa mencari uang sebanyak itu dalam waktu singkat? Kalau tidak bisa membayar, maka dia tidak akan bisa mengikuti ujian akhir dan memulai skripsinya.

Gadis itu menghela napas dan merogoh tas selempang miliknya. Mengeluarkan beberapa koin dan lembar won yang terkumpul cukup banyak dari sana.

"Ahjumma, kalau bayar SPP, aku bisa melunasi sekarang. Tapi uang skripsinya, bisakah menunggu setidaknya beberapa minggu lagi? Jebal." wanita setengah baya di balik meja administrasi itu tersenyum dan menganggukan kepalanya. Di terima dan dihitungnya dengan teliti lembar-lembar won yang sedikit kusut dari Jennie.

Ineffable ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang