Kata Baru Aa

5 0 0
                                    

- Kata Baru Aa -

#BukuHarianAmbu

Jadi ceritanya, di usianya yang ke 27 bulan, Aa Zahid akhirnya bisa juga belajar ngomong.

Mobil, yang biasanya disebut sebagai "hmm", berganti jadi "mbim".

Asap, yang selalu dianalogikan dengan "ate" dari asap sate, berubah jadi "assyp". Iya, lengkap dengan syin tebal. "E" nya kemana? Biarkanlah dia ngumpet dulu. Entar juga keluar kalo udah waktunya.

Ini hal yang jelas membanggakan bagi dua orang Tetehnya. Berulang kali mereka berlarian sambil mendorong adik bungsunya ke hadapan Abah sama Ambu. Maksudnya saking bangganya sampe didorong, meskipun hasilnya seringkali kedorong beneran, jatoh, dan akhirnya nangis dulu. Ya udahlah, ya ....

Kayak waktu itu. Lagi asyik-asyiknya main bertiga, mereka buru-buru laporan bahwa Aa bisa menyebutkan satu kata baru.

"Ambuuu ... Aa udah bisa ngomong!" teriak Teteh Vira sama Teteh Yaya berbarengan. Yaya bagian tim hore, sih. Balelol dikit yang penting endingnya barengan, yekan?

"Beneran? Bisa ngomong apa, Aa?" Ambu ngebales enggak kalah excited, sementara Abah cuma nyengir kuda.

"Aa!" teriak Aa Zahid lantang.

"Iya ... Aa pinter!" lanjut Ambu semringah, "Aa udah bisa ngomong apa, Nak?"

Aa Zahid senyum penuh rasa bangga. "Aa!" lantangnya lagi.

"Iya ... Aanya Abah, ya?" sambut Abah gemes, "Aa udah bisa ngomong apa?"

"Aa!" kata Aa Zahid sambil terus senyum.

Abah sama Ambu menoleh ke arah para Teteh, meminta sedikit pertanggungjawaban.

Teteh Vira berdiri di depan Aa. "Aa ... tadi itu loh, di kamar, Aa udah bisa ngomong apa hayo?" tanyanya lembut.

"Aa!" jawab Aa Zahid.

"Iya ... ini Aa," Teteh Yaya menepuk dada adiknya pelan, "tapi tadi Aa bisa ngomong apaan?"

"Aa!" sahut Aa Zahid.

Abah sama Ambu jadi cengengesan, sementara dua Teteh mulai kebakaran jenggot.

"Itu loh, A ... yang Aa ke kamar mandi itu, namanya apa?" petunjuk pertama dilemparkan oleh Teteh Vira.

"Aa?" Aa Zahid balik nanya.

"Iya ... Aa ngapain, A? Itu ... yang di kamal mandi ..." walau petunjuknya sama, minimal Teteh Yaya udah berusaha ikutan mengarahkan. Mangats, Yaya!

"Aa ..." jawab Aa Zahid lesu.

"Apa ih, Aa?" ups. Yaya mulai sewot.

"Udah ... udah. Entar aja laporannya, gimana kalo pada mandi aja?" Ambu mencoba menengahi di tengah Abah yang cekikikan berkepanjangan. Hih. Bukannya bantuin.

Aa langsung semangat 45 lari ke belakang, dengan diiringi duo Teteh yang masih lesu gagal bangga-banggain adeknya.

Sampai depan kamar mandi, Aa langsung sibuk buka baju sama celana. Belom sempet kebuka semua, cuuurrrr ... ada air mancur menyembur dengan indahnya.

"Abuuu ... Aa ... pis!" teriak Aa, kayaknya kaget sendiri dia.

"Naaaah! Ituuu! Apa tadi, A?" teriak Teteh Vira.

"Aa ... pis!"

Teteh Yaya langsung sibuk menyemangati dan meminta sang adik mengulang kalimatnya.

"Aa apa, A, coba?"

Saat itu, dengan Abah enggak berhenti ketawa, Ambu berusaha keliatan serius, para Teteh berapi-api, dan Aa jemawa menjadi pusat perhatian dengan separo celana masih nyangkut di kaki ... lelaki bungsu nan rupawan itu lantas berteriak lantang.

"AA ... PIPIISSS ...."

Demi melihat tiga anak itu berpelukan dan bersorak dengan penuh kepuasan seolah habis menang olimpiade sains tingkat dunia, Abah sama Ambu cuma bisa ngakak enggak berhenti.

Semua juga lupa perihal Aa yang ngompol di atas keset.

Good job, kids. Well done ....

#AiyPuspa
#sliceoflife

Buku Harian AmbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang