[6] M A T I

64 7 1
                                    

"Sebuah hubungan itu dimulai dari pertemanan yang merangkap menjadi hubungan serius."

○ ○ ○

Tak terasa seminggu sudah berlalu, dan itu berarti sudah seminggu itu pula Nadia bersekolah di SMA Pertiwi.

Dengan senyum indahnya, Nadia berjalan di koridor kelas dengan riang seolah tak ada beban apa pun. Helleh kan emang nggak ada beban ee... belum ada maksudnya.

"Selamat pagi manteman," sapa Nadia saat memasuki kelas yang sepertinya tak berpenghuni sama sekali. Jelas, karna sekarang masih jam 06.25.

Nadia membelakkan matanya. "Loh, kok kosong? Belum ada yang datang? Padahal kan udah masuk."

Pletak

Tiba tiba ada yang menggeplak kepalanya dari belakang membuat Nadia berteriak keras.

Nadia berjongkok lalu menutup telingannya dengan kedua tangan. "HUAAAA MAMA ADA HANTUUU!"

Seorang yang berada di belakang Nadia menatap kelakuan Nadia datar.

"Gila."

Nadia mendongak, mencari asal suara itu. "Orang yang punya suara mana?" Kata Nadia dengan muka polosnya.

"Ekhem."

Lagi suara itu kembali menyahut, membuat gadis yang berjongkok itu kembali menutup telingannya.

"Jangan ganggu Nadia please. Nadia janji deh nggak bakal nakal lagi."

"Maksud lo gue setan gitu?" Kata orang itu datar.

Ehh kok kayak suara Daffa ya?

Memberanikan diri. Nadia bangun dari posisinya lalu membalikkan badanya.

"Ee, ada Daffa." Nadia cengegesan tak jelas.

"Hm."

Nadia berjalan mendekati Daffa lalu memegang wajah Daffa dan dengan cepat dihempaskan oleh pemilik wajah.

"Ngapain lo?" Tanya Daffa sensi.

"Ini bukan hantu kan?"

"Ya bukan lah."

Daffa berjalan ke bangkunya lalu mengambi earphone disaku celananya.

Menanggalkan wajahnya diatas meja kemudian dengan perlahan menutup matanya namun.

"Daffa," Panggil gadis yang duduk disebelahnya.

"Hm."

"Daffa."

"Hm."

"Daffa ih."

"Berisik!"

"Daffa kok kelas sepi?" Nadia mengerutkan alisnya bingung.

"Hm."

Nadia berdecak kesal. "Ihh hm mulu."

Daffa mengangkat wajahnya kesal. "Ya karna masih pagi bego."

"Ihh udah siang."

"Masih pagi bego."

"Udah siang ih. Nih lihat jam tangan Nadia," katanya sambil menunjukkan jam tangan warna pinknya.

"Tuh udah jam tujuh lebih."

"Bego," umpat Daffa.

"Nadia benar kali Daf."

Daffa menghela nafas pelan, sudah cukup sampai disini Nadia menguras kesabarnnya. "serah lo dah," Kata Daffa lalu bangkit dari tempatnya dan berlali pergi meninggalkan Nadia sendiri.

KarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang