[9] Tak berjudul

53 5 0
                                    

  Happy Reading!

○ ○ ○

Kan Daffa bukan siapa siapanya Nadia

kan Daffa bukan siapa siapanya Nadia

kan Daffa bukan siapa siapanya Nadia

kan Daffa bukan siapa siapanya Nadia

Kalimat terakhir Nadia masih teringat jelas di otaknya. Berputar putar pipikirannya dengan kurang ajarnya.

Sial!

Kenapa bisa juga dirinya bicara seperti itu? Apa yang dilakukan gadis itu hingga membuatnya seperti ini?

Daffa memandang jarum jam. Membaringkan tubuhnya dikasur. "Kenapa juga ya gue bisa kek gitu?"

Ah rasanya pusing memikirkannya

"Bodoh bangat gue," ujarnya sambil memukul mukul kepalanya beberapa kali.

Pikirannya menerawang pada peristiwa kemarin membuat dirinya kembali frustasi memikirkan hal itu.

Seolah tersadar. "E kok gue mikir sampe segitunya ya? Ah bodoh lah sama si cewek tolol itu," ungkapnya. Tolol tolol tapi suka hiya.

Ketukan pintu terdengar dari luar. "Den, ada teman aden didepan."

"Siapa Bi?" Teriaknya.

"Den Aslan, Arkan, sama Den Kevin."

Tumben biasanya juga langsung nyelonong masuk

Daffa menghela napas. "Suruh masuk aja, Bi," sahutnya.

Tak lama setalahnya, Kevin, Aslan dan Arkan datang dengan membawah banyak snack yang entah dari mana asalnya.

Dafa memincingkan matanya. "Ngapain kemari lo pada?"

Mereka cengegesan tak jelas kala memasuki kamar Daffa.

"Ciee ... ekhem ... ekhem," Arkan berucap sambil mendudukkan dirinya di karpet dekat sofa. menjalankan tv dan mulai membuka snack yang dibawahnya. Sedang Aslan dan Kevin hanya mengikutinya.

"Gak yangka gue si boss bisa juga ngaet cewek juga ternyata," Celetuk Aslan tiba tiba.

Kevin membuka kacang ditangannya melempar kulitnya ke Daffa membuat sang empuh berteriak kesal. "Tau nih, ngomongnya sih nggak suka tapi padahal kan ya ..."

Mereka lalu tertawa bersama kecuali Daffa pastinya.

"Maksudnya apaan nih?"

"Nggak usah sok polos lo." Kali ini Kevin yang melempar kulit kacang ke arah Daffa.

"Sekali lagi lo lempar lempar kulit kacang ke gue, gue usir lo dari sini."

"Jangan galak galak ah bos," ucap Kevin. Daffa turun dari kasurnya, mendekati teman temannya lalu duduk disamping Arkan tak lupa menggetok kepala Kevin saat melewati pemuda itu.

Daffa menghela nafas. "Serah lo dah."

"Iya do--"

Aslan menyela Kevin. "Udah Vin jangan ngajak orang berantem."

Kevin mengangkat wajahnya. "Dih ikut ikutan lo tong."

Arkan memutar bola matanya. Tak memperdulikan dua orang dihadapannya. Lalu matanya beralih menatap Daffa. "Gosip tentang lo benar Daf?"

Kevin menoleh. "Cih ganteng ganteng nge gosip," cibirnya.

Arkan mendelik namun tak mempedulikan. Tatapan matanya tetap ke arah Daffa. "Gimana Daf?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang