Setiap Renjun mendengar bunyi klakson yang saling besautan di jalan raya depan rumahnya, ia tidak bisa menahan ketidakinginannya untuk pergi ke festival.
Satu hal yang akan dia lakukan, menemui Shasha. Gadis yang setiap jam 6 sore selalu berada di bangku stand zombie.
Sejak bertemu dengan Shasha dia menjadi tidak mengerti dengan dirinya. Dia merasa dirinya yang cuek dan bodo amat itu hilang. Dia peduli pada Shasha.
Meskipun Renjun merasa Shasha aneh, ia juga merasa ia terlalu banyak bicara sementara Shasha kaku, cuek tak berekspresi.
Tapi dia tetap menemuinya.
Brakk,
Renjun terjatuh di depan Shasha di depan stand es krim akibat anak anak berlarian menabraknya. Untungnya es krim belum ada di tangannya.
"Setan" umpatnya.
Kali ini Renjun memaksa Shasha untuk berkeliling dan berakhirlah di stand ice cream.
"Hah.. ha.. ha.. hah"
Shasha terenggah engah menjulurkan lidahnya keluar seperti anjing, bahkan ia membersihkan lidahnya dengan tangannya membuat Renjun menatapnya jijik.
"Lu kenapa sih? Jorok" tanya Renjun.
"Dingin" jawab Shasha langsung membuang es krim pemberian Renjun.
"Yha gobl- ck kenapa dibuang?" tanya Renjun marah.
"Aku tidak suka. Rasanya dingin"
"Namanya juga es krim kalo yang panas itu neraka" jawab Renjun kesal.
Renjun berjalan mendahului Shasha dengan langkah yang nyeri karena sepertinya ada yang salah dengan kakinya akibat tabrakan tadi. Sementara Shasha masih sibuk dengan lidahnya sampai ia melihat Renjun yang kesusahan berjalan.
Ia menyetarakan langkahnya dengan Renjun. "Kesakitan?" tanyanya.
"Menurut lo?! Terkilir apa ya kaki gue"
Shasha menyuruh Renjun duduk kemudian ia berjongkok di depannya.
"Mau ngapain lo?" tanya Renjun galak saat Shasha memegang pergelangan kakinya.
"Aku obati"
"Kagak! Gak usah. Yang ada malah makin parah" cegah Renjun.
"Akan aku obati" ucap Shasha kemudian memaksa memegang kembali kaki Renjun.
Renjun pasrah mau tidak mau dia hanya bisa diam karena kakinya benar-benar terasa sakit. Ia melihat Shasha memejamkan matanya sambil menekan pergelangan kakinya.
"AW aw heh sakit anjing" erang Renjun kemudian menatap tajam Shasha.
Shasha tak berekspresi apapun ia memilih meninggalkan Renjun dan membuat pemuda itu semakin emosi.
Saking emosinya Renjun berlari menyusul hendak memaki Shasha dengan segala umpatan yang ada di kepalanya.
"Lo tuh-"
Shasha tersenyum.
"Lah sembuh? Kaki gue sembuh?"
Renjun mengoyang goyangkan kakinya, meloncat, berlari di tempat dan kemudian memeluk Shasha dengan erat.
"Kaki gue sembuh, lo apain dah" tanyanya sumringah.
"Jangan jangan lo tukang urut ya?"
"Beneran sembuh ini. Lo mau apa? Gue traktir"
Renjun terus berceloteh di samping Shasha yang sedikit pun tak merespon ucapannya sampai langkah gadis itu berhenti di depan sebuah rumah cukup besar namun terliat tua.
Shasha berbalik menghadap Renjun kemudian mengangkat tangannya bermaksud untuk memberikan salam perpisahan.
Namun renjun malah meresponnya dengan melakukan high five.
"Sip. Besok gue traktir, lu mau apa pun gue beliin asal gak mahal" ucap Renjun. "Yodah bye, gue balik" pamitnya.
Aku mau kamu. -Shasha.
KAMU SEDANG MEMBACA
S E V E N DAYS - Huang Renjun✔
FanfictionBagaimana jika tujuh hari dalam hidupmu tidak pernah terjadi? Segalanya hanya sebuah kenangan yang tak pernah orang lain ketahui.