+Bonus
"Bun, dokter, Renjun siuman"
Yeri, salah satu sepupu yang hari ini sedang menjenguk dan menjaga Renjun di rumah sakit berteriak keluar ruangan memanggil Wendy dan dokter.
Dokter memeriksa Renjun yang sudah dua hari terkapar tak sadarkan diri di bed rumah sakit.
Renjun menatap bundanya dan semua orang termasuk teman-temannya yang hari ini datang menjenguknya.
"Bun, Shasha gimana?" tanya Renjun lemah menatap Wendy penuh harap.
Wendy mengerutkan keningnya kemudian menatap teman-teman Renjun seolah bertanya. "Sayang, kamu istirahat aja dulu" jawabnya.
"Bun, Shasha"
"Shasha siapa sayang? Temen kamu?" tanya Wendy bingung. "Jinyoung tau Shasha?" tanyanya pada Jinyoung yang merupakan teman paling dekat Renjun.
Jinyoung, Haechan dan Jaemin menatap Renjun aneh. Pasalnya Renjun jarang membahas doal wanita apalagi yang namanya Shasha, mereka sama sekali tidak pernah mendengarnya.
"Shasha siapa nying?" bisik Haechan pada Jinyoung.
"Gak tau gue" jawab Jinyoung ikut bingung.
"Shasha yang malam itu dibakar, bun" tanya Renjun ngotot, kini setetes air mata keluar dari matanya.
Wendy, Yeri dan yang lainnya menatap Renjun penuh tanya.
"Shasha apaan sih? Kok di bakar kek jagung?" bisik Jaemin pada Jinyoung.
"Shasha sosis bakar?" Kali ini Haechan yang berbisik membuat Jinyoung emosi pada kedua temannya itu.
Renjun diam berfikir, "bun, kenapa aku bisa ada disini?" tanyanya.
Wendy menjelaskan kalau dua malam yang lalu saat penutupan karnaval Renjun ditemukan tergeletak pingsan di tepi jalan dekat rumah kosong komplek dekat rumahnya.
Renjun di bawa ke rumah sakit dan baru hari ini siuman.
"Bun, malam itu Shasha di bakar. Bunda juga tau kan?" tanya Renjun mulai menangis.
Wendy bingung harus menjawab apa karena dia sama sekali tidak mengerti apa yang anaknya itu katakan.
Shasha? Siapa dia?
"Sayang, kamu istirahat aja dulu kayaknya kamu halusinasi efek obat" ucap Wendy.
"Aku gak halusinasi. Nyong lo tau kan gue pernah cerita soal cewe aneh yang selalu gue temuin di stand zombie? Itu dia Shasha" tutur Renjun bahkan kali ini dia sampai bangun dari tidurnya.
Jinyoung menggaruk kepalanya bingung.
"Bun, bunda pernah tanya tahun ini aku rajin ke karnaval itu karena ada yang spesial, dia orangnya bun Shasha"
Semua orang di ruangan itu dibuat bingung dengan semua penuturan yang Renjun ucapkan.
Pasalnya, Renjun hanya tiga kali pergi ke karnaval. Pertama, saat band Haechan tampil sebagai pembuka dan itu pun bersama Jinyoung dan lainnya. Kedua, saat Jinyoung memintanya menemani membeli permen kapas. Dan ketiga, saat penutupan karnaval itu pun hanya sebentar karena Renjun menghilang dan kemudian ditemukan pingsan.
Dan Renjun tidak pernah jauh dari Jinyoung.
"Bun, malam itu saat penutupan karnaval, Shasha diikat dan dibakar. Shasha di bunuh karena rumor tidak masuk akal yang nyebut dia zombie keturunan penyihir. Shasha di bunuh sama kita bun" tutur Renjun sambil terisak.
Haechan, Jinyoung dan Jaemin sebenarnya ingin tertawa saat mendengar Renjun berkata soal zombie dan penyihir. Ucapannya terdengar fiktif namun mereka tak kuasa mendengar isakan Renjun yang terdengar tulus dan begitu menyakitkan.
Tapi, malam itu benar-benar tidak terjadi apapun selain penutupan karnaval. Lalu kenapa cerita Renjun begitu terlihat sangat nyata.
Dokter kembali datang dan menyuruh semua orang keluar membiarkan Renjun beristirahat.
"Dia gak gila kan?" tanya Jaemin pada Haechan dan Jinyoung.
Jinyoung menatap Jaemin melotot, untungnya mereka sudah di warkop sekarang.
"Renjun temen gue. Dia bakal balik sembuh kan?" tanya Jaemin lagi. "Meskipun kadang omongannya nyakitin dan bikin gue emosi tapi gue gak mau dia gila" ucap Jaemin tulus.
"Nyong, Shasha siapa?" tanya Haechan.
"Demi tuhan, gua juga bingung gua sama sekali gak tau siapa Shasha, gua gak pernah denger Renjun ngomong soal Shasha"
***
Hari demi hari, sejak kepulangan Renjun dari rumah sakit keadaannya bukan semakin baik namun semakin memprihatinkan.
Renjun terus berceloteh mengenai Shasha yang orang lain tidak pernah tau. Tidak ada seorang pun yang mengerti akan ucapannya.
Cerita yang terus Renjun sampaikan terdengar fiksi bagi orang-orang.
Bagi generasi zaman sekarang zombie dan penyihir hanya akan mereka temui di film atau drama tidak ada di kehidupan nyata.
Karena khawatir dengan kondisi anaknya, Wendy sampai membawa Renjun ke psikolog.
Karena anak semata wayangnya itu sudah terbilang keterlaluan. Setiap harinya dia selalu pergi ke rumah tua tak berpenghuni itu. Dia mendatangi pak Min dan bertanya kepada semua orang.
Yang paling parah adalah kemarin. Renjun nekat pergi ke kantor walikota dan memaksa masuk untuk bertemu dengan walikota dan bertanya mengenai Shasha.
Teman-teman Renjun tidak pernah menyangka Renjun akan seperti ini. Namun tidak ada yang bisa mereka perbuat selain mencari tahu.
Haechan, Jinyoung dan yang lainnya tidak tinggal diam. Mereka ikut mencari sosok bernama Shasha di setiap penjuru kota. Namun nihil, sosok Shasha yang mereka temui tidak sesuai ekspetasi, mereka semua masih balita.
Dan keputusan akhirnya, Wendy membawa Renjun untuk ditangani oleh psikiater.
Tiga bulan berlalu, kondisi Renjun boleh dikatakan membaik, sangat baik. Dia sudah menerima jika Shasha yang ada dalam pikirannya sama sekali tidak nyata.
Shasha tidak pernah ada dan tidak hidup. Itu semua hanya mimpi yang menjadi halusinasi yang dibuat Renjun sendiri.
Pada akhirnya, selamanya tidak akan pernah ada yang tahu, Shasha hanya akan menjadi sebuah kenangan. Kenangan itu hanya akan dikenang oleh kamu seorang, Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
S E V E N DAYS - Huang Renjun✔
Fiksi PenggemarBagaimana jika tujuh hari dalam hidupmu tidak pernah terjadi? Segalanya hanya sebuah kenangan yang tak pernah orang lain ketahui.