Sakit?
Merasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena menderita sesuatu.
Sakit pada bagian luar tubuh akan terlihat dan terasa dengan jelas.
Sakit pada bagian dalam tubuh sangat jelas terasa walau tak nampak.
Rasa sakit dapat menyebabkan timbulnya berbagai emosi.
Dari rasa sakit, seseorang akan belajar bagaimana untuk lebih menghargai kenyamanan.
Jika saat itu aku menginginkan rasa sakit untuk kurasakan, maka kali ini aku ingin menarik kata-kataku.
Jika rasa sakit akan terasa sesengsara ini, aku tak menginginkannya.
Aku hanya ingin semuanya kembali, aku hanya ingin kakak kembali.
.
.
.Aku berfikir menemukan pelangi setelah hujan.
Aku mengira akan ada ombak tenang setelah badai.
Karena selama aku hidup, aku tak pernah merasakan kebahagiaan seperti hari itu.
Kebahagiaan sederhana yang datang dengan cara sederhana.
Namun entah bagaimana, kebahagiaan itu lenyap dengan cara paling mengerikan.
Aku tak pernah meminta, aku tak pernah serakah, karena aku tak menginginkan banyak hal.
Hanya satu yang kubutuhkan, apakah itu terlalu berlebihan?
Jika dapat mengekspresikan berbagai rasa harus digantikan dengan hal yang berharga.
Maka aku tak membutuhkannya, aku tak butuh rasa maupun emosi.
Untuk apa dapat merasa jika yang berharga tiada?
Tapi ini pilihannya, untuk hidupku, untuk kebahagiaanku.
Dia membebaskan diriku, dari belenggu yang menjerat hidupku.
Kini aku bebas berekspresi, bagaimana sakitnya ditinggalkan, untuk yang kedua kali.
.
.
.Semesta terlalu kejam, memperlakukan seorang anak dengan begitu memilukan.
Tak ada yang abadi didunia ini, maka semesta memberikan sebuah kesempatan.
Kesempatan bagi Jimin untuk bahagia, kesempatan bagi Yoongi untuk mencapai tujuannya.
Namun lagi-lagi semesta memiliki caranya sendiri, bagaimana akhir tragis dari kedua saudara tak sedarah itu.
Jimin telah kembali, begitu pula dengan perlakuan yang ia dapatkan dari sang ayah.
Namun kali ini, semakin parah tanpa sebuah alasan.
Setiap harinya rumah akan dipenuhi dengan suara teriakan, tangisan, pecahan barang, dan sebagainya.
Lebam, luka, bahkan darah segar, terlihat dari setiap sudut tubuh Jimin yang terpampang.
Tak ada yang dapat Yoongi lakukan, hanya terus mencoba melindungi Jimin.
Jika Yoongi pergi untuk kuliah, mungkin ayah akan mengurangi sedikit perisakan.
Tapi perisakan tetap terjadi yang membuat Yoongi tak dapat pergi kemanapun.
Namun keputusan Yoongi yang lebih mementingkan Jimin membuat sang ayah semakin marah.
Maka akibat dari amarahnya, semakin besar yang akan diterima oleh Jimin.
Hingga satu hari, saat begitu banyak alasan bagi sang ayah untuk emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty of You
FanfictionJimin terlahir bagai sebuah penghapus, menghapus kesalahan dari semua goresan sang pena. Tanpa sadar menghapus dirinya, menghilangkan segala rasa untuk bertahan. "Tak apa hyung, aku baik-baik saja" -Jimin "Kau lebih berharga dari yang kau kira Park...