ditinggal hampir satu tahun padahal tinggal satu chapter :')
⚠disarankan untuk membaca ulang..
.
.menaklukkan hyunjin sebenarnya bukan perkara sulit. apalagi jika pemuda hwang itu terlihat memberi lampu hijau untuk bangchan dekati. yang jadi permasalahannya adalah sang kakak.
harus ada restu dari changbin terlebih dahulu.
restu sudah didapat, tinggal pembuktiannya. dan bangchan amat gelisah akan itu.
"bagaimana jika ia menyakiti hyunjin nantinya?" pertanyaan itu selalu berputar dalam benaknya.
meski tampan,pengalaman cinta bangchan tidak pernah berjalan mulus. selalu kandas saat lagi sayang-sayangnya.
dan alasan para mantan kekasih nya selalu sama. "kau membosankan seperti pak tua"
amat menyakitkan hingga buat bangchan enggan mencintai.
tapi hyunjim beda.
hyunjin bukanlah tipe pemuda yang banyak menuntut. ia adalah pemuda santai yang fleksibel. dibawa kemana saja oke. seperti ke-abu-abuan hubungan mereka, hyunjinpun tidak terlalu mempermasalahkan.
rahasia antara aku dan kamu, hyunjin bilang "asalkan dengan bangchan, aku tidak masalah dibawa kemanapun hubungan ini"
jika bangchan tau, maka ia tidak perlu menjadi segelisah itu.
tiga hari setelah resmi dapat restu dari changbin, sang kakak menghampiri calon adiknya dimeja kerjanya.
menatapnya dengan tatapan intimidasi khas kakak posesif.
"apalagi yang kau tunggu?" tanya changbin.
bangchan melirik sesaat sebelum kembali lagi dengan ponselnya menatap ruang chat dengan hyunjin.
"jika aku menyatakan perasaan ku, apakah hyunjin akan membalas?"
satu jitakan manis changbin berikan. "aku tidak mengerti kenapa perusahaan ini menerimamu. bodoh sekali" dan ia berlalu begitu saja.
bangchan memutar kursinya menghadap woojin. bertanya pada temannya mengenai maksud dari ucapan changbin barusan.
woojin yang mengerti pun kembali memberikan bangchan satu jitakan penuh kasih sayang hingga bangchan meringis dibuatnya.
"tentu saja bodoh. astaga, bahkan anak kecil saja mengerti bahwa kalian saling suka"
perlahan telinga bangchan memerah, senyumnya perlahan terlihat. "begitukah?"
keesokan pagi nya, pagi-pagi sekali bangchan telah siap untuk berangkat kerja. ia akan sarapan di cafe pagi ini.
berkali-kali pria ini menatap cermin, memastikan jika penampilannya sudah sempurna.
"ah gugup sekali" gumamnya.
sambil menunggu lampu pejalan kaki berubah menjadi hijau, mata bangchan dengan fokus menatap pada cafe disebrang sana.
jadi ingat hari dimana ia pertama kali bertemu hyunjin.
sama seperti saat ini.
menatapnya dari jauh ketika pemuda itu sedang membalikkan papan OPEN dipintu cafe. mata mereka bertemu dan saling memberi senyum.
benar- benar seperti dihari pertama bertemu.
"sarapan apa yang akan kamu rekomendasikan pagi ini?" tanya bangchan sebagai pelanggan pertama pada hyunjin sang pujaan hati.
jika dulu hyunjin menyarankan roti lemon dan americano karena ia adalah karyawan baru yang belum mencicipi semua menu, kini ia akan menyarankan menu yang berbeda.
"pancake tacos cafe ini yang terbaik. kau harus mencobanya. untuk minuman aku belum menemukan minuman yang enak selain americano" ujar nya.
"kalau begitu, aku pesan yang barusan kau sebut. boleh aku minta tambahan?" tanya bangchan.
"tentu saja, apa itu?"
bangchan tersenyum, "sarapan denganku ya, hyunjin?"
dimata hyunjin, senyum bangchan terlihat seperti senyum anak-anak yang--tentu saja mana bisa ia menolak.
hyunjin menoleh menghadap seorang wanita yang standby di bagian bar cafe. belum sempat hyunjin berujar wanita itu sudah memberi tanda oke.
"kau tidak muncul 3 hari, apa changbin mengancammu?" tanya hyunjin.
bangchan terkekeh, wajah hyunjin terlihat cemas-gelisah dan sedikit kesal. mungkin ia berpikir jika kakaknya telah mengatakan hal buruk pada bangchan.
bangchan menggeleng pelan, "tidak ada ancaman, kerjaan sedikit menumpuk akhir-akhir ini" jawabnya.
pesanan bangchan datang, ia kemudian memakannya perlahan, hyunjin benar, pancake tacos nya benar-benae enak.
bangchan agak gugup sebenarnya, makanya ia tak banyak bicara. hyunjin pun malah menambah gugupnya kala tangan lembut itu menyapu permukaan bibir nya yang bernoda.
"a-uhm..." suara bangchan terdengar sedikit bergetar.
"iya?"
"uh, sebenarnya ada yang ingin aku katakan" bangchan meremat celana nya menahan gugup.
"hm, silahkan kalau begitu"
"kau tau,hyunjin. aku sudah jatuh cinta padamu sejak hari pertama aku melihatmu. ku pikir cinta pandangan pertama itu hanya bualan. ternyata memang benar adanya"
"..."
"aku bukan lah pria yang beruntung dalam percintaan. hubunganku tidak pernah bertahan lama. dan jujur saja hal itu buat aku gelisah dan takut setengah mati. takut kalau-kalau aku pernah berbuat salah dengan mantan ku hingga aku dikutuk untuk selalu gagal dalam urusan cinta"
hyunjin terkekeh mendengarnya. dan sialnya meski hanya terkekeh, hyunjin tampak menawan. membuat bangchan nyaris hilang fokusnya.
"tapi, aku melawan rasa takutku karena sungguh aku ingin memilikimu, hyunjin"
hyunjin tau jika perasaan mereka terhubung. tapi hyunjin tidak pernah menduga untuk mendapat pengakuan secepat ini. ia sungguh belum menyiapkan apapun.
telinganya memerah malu, kepalanya perlahan menunduk menatap sepatunya dan kedua tangannya meremat apron yang ia pakai. jantungnya jadi berpacu lebih cepat. bibirnya bergetar menahan senyum, ia tak mau terlihat memalukan dengan senyum bodoh dihadapan bangchan.
melihat reaksi hyunjin, bangchan memalingkan wajahnya menghadap jalanan diluar sana. "j-jangan diam saja, apa kau tidak ingin mengatakan sesuatu?" katanya.
yang ditanya menarik napas dalam sebelum menghembuskkannya perlahan.
"aku pun sama, aku juga ingin memilikimu" jawab hyunjin.
bangchan reflek berdiri, mengepalkan tangannya keatas dan berseru, "YES!!" serunya semangat membuat beberapa pelanggan menatapnya heran.
bangchan mendekati hyunjin, ia menatap hyunjin seakan bertanya "bolehkah?"
seolah mengerti, hyunjin pun mengangguk. dan sebuah pelukan erat ia dapatkan dari bangchan bonus kecupan bertubi dipipinya.
hyunjin tidak mengira jika bangchan melakukan itu, dalam otaknya ia berpikir setidaknya bangchan akan memberikan minimal satu kecupan dibibir.
setelah selesai dengan peluk dan kecupan dipipi, bangchan berdiri, ibu jarinya terulur untuk mengusap permukaan bibir hyunjin. ia kemudian berbisik tepat ditelinga hyunjin.
"untuk yang ini, aku lebih senang jika kita tidak membuatnya sebagai konsumsi publik. butuh ruang privasi untukku agar bisa melakukannya dengan baik"
wajah hyunjin memerah sempurna karenanya.
•••
kisah mereka bersemi di cafe ini. sebuah kisah sederhana dari dua orang yang saling mencintai.-end
KAMU SEDANG MEMBACA
coffee shop [ chan x hyunjin ] ✔
Fanfictiondi coffee shop ini bangchan jatuh cinta