part 5

523 43 0
                                    

 
   Pria ini benar benar gila, yah seperti itulah umpatan yang terus di bicarakan dahlia dengan batinnya, gila, stress, atau apalah yang behubungan dengan keadaan tidak waras.

   Bahkan kini dengan santainya pria tersebut membawanya pergi membolos dari tempat pekerjaanya, karna baginya mengemas pakaian dahlia itu jauh lebih penting.

   Namun, dahlia selalui mengakui bahwa adam memang tampan, dan sikap posesivenya itu, mungkin hal yang disukai dahlia, tapi ayolah tidak sampai seposesive ini.

"berhentilah melihatku! Aku tau aku tampan" ucap adam sambil terus berkonsentrasi saat menyetir mobil.

"aku tidak melihatmu, aku hanya melihat arah jendela"

"lihat saja jendela disampingmu, jangan melihat ke jendela punyaku, atau kamu memang sengaja, aku tak tau ternyata kelinci kecil punyaku ini juga pintar modus"

  'Sial, salah lagi, slah lagi' batin dahlia.

"sudahlah fokus saja menyetir"

"oh, apa hobby mu slalu mengalihkan pembicaraan ?"

'sial lagi dan lagi'

" yah mungkin! Asal kamu bahagia"

"jadi selain modus kau juga pintar merayu hmm?"

"Adam! Aku tak mau memperpanjang ini!"

"tapi aku mau, gimana?"

"Kamu benar-benar tidak waras"

"dan aku slalu menyukai ketidak warasanku"

"gila"

"iya aku gila padamu"

"hentikan aku jijik mendengarnya"

"apa? Kau menyukainya? Baiklah sayang apa pun yang kau minta adalah kehormatanku"

"terserah"

"hmm mau nikah? Tadi nolak?"

"ADAMMMMMM"

"iya sayang"

    Kini dahlia hanya terdiam dan fokus ke pandangn jalanan didepannya, wajahnya kini bak kepiting rebus, entah itu karna kesal atau blushing.

   Sedangkan adam, ia menyukai momen ini, hingga membuatnya tertawa terpingkal pingkal saat menyetir mobil.

Ia slalu berfikir, begini mungkin rasanya gila terhadap matenya, terlalu indah untuk permulaan, yah baru permulaan.

o==[]::::::::::::::::>

   Kini mereka telah sampai di rumah eh bukan istana milik Keluarga Nicholas itu,  awalnya dahlia masih saja terus menolak ajakan adam untuk tinggal dirumahnya namun, adam masih saja menyuruhnya dan terus memaksanya dengan ancaman 'jika tidak kamu yang pindah, ya aku saja' , menyebalkan bukan?.

  Dan saat memasuki kediaman tersebut, dahlia disambut dengan baik. Baik dari pihak ibu ataupun ayah, serta seisi rumah. Dahlia tidak tahu saja bahwa 'pacarnya' itu adalah salah satu makhluk fantasi kesukaannya.

  Namun, Adam tidak mengantarnya sampai kekamar karna mendadak dia ada urusan penting, katanya sih urusan bisnis. Namun itu tidak menjadi pikiran bagi dahlia, karna ia tau bahwa wajar saja penerus nicholas ini slalu sibuk, namanya juga penerus.

   Dahlia hanya masih terpaku melihat kediaman ini menikmati dan mengamati.

   Baginya ini sudah lama bahkan sudah terlalu lama.

    o==[]::::::::::::::::>

"malam ini kita harus segera keperbatasan utara"  ucap Malvin.
 
  Kini Para penerus petinggi kerajaan werewolf  baik calon alpha, beta, warrior dll, berkumpul untuk menyelesaikan masalah di wilayah perbatasan.

"kenapa? Apa lagi yang terjadi?" Tanya Adam.

"makluk bangsawan berdarah dingin itu lagi-lagi mengganggu pack kita, dia membakar seperempat bagian hutan, dan menculik beberapa bangsa manusia, serta menumpas bangsa lemah werewolf." jawab malvin

"oh rupanya makluk pucat itu berani bermain dengan api, heh?" ucpa adam dengan senyum remehnya.

"Habiskan malam ini, pukul 1 dini hari, kita bertemu di perbatasan sebelah utara, persiapkan pasukan, kita cabik mereka , dan awetkan jantung mereka yang mati itu, supaya mereka tau jangan main-main dengan api yang satu ini, rapat kita tutup sampai jumpa" .

   Semua bubar kecuali malvin, dio, dan adam.

"Adam lindungi matemu saranku" ucap dio

"Tenang dia dirumahku sekarang"

"Kau menculiknya?" tanya dio

"tidak bodoh kami membawanya" bukan adam yang menjawab, terlihat dari matanya yang berubah menjadi gold, siapa lagi kalau bukan argam.

"dasar, aku tidak bodoh kau tau, aku kan cuman bertanya?"

"kau ini cerewet sekali seperti perempuan"

"heh argam, sudahlah masuk saja, aku mau berbicara dengan adam"

"aku tidak mau, malam ini kan shift ku"

"dasar otak kardus"

"Yang penting lebih ganteng dari mu"

"kau-"

"sudahlah, kalian slalu berantam, lebih baik pikirkan strategi untuk melawan pihak itu, calon beta dan alpha"

"heh kau ada benarnya, jadi bagaimana pendpat mu dio?"

"Kita lihat saja diarena tempur"

"kau slalu saja begitu"

  Malam ini akan menjadi malam yang panjang bagi mereka.


MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang