Bagian 4

19 1 0
                                    

Tik..
Tik..
Tik tik tik..

Zhrass....
Duarr...

Bunyi suara petir dikala hujan memecah keheningan diantara kita.
Rex duduk didepan perapian, ia telah mandi dan mengganti pakaiannya dengan baju bekas ayahku. Ya.. walaupun berbeda kesannya jika dia yang pakai, benar benar.. berbeda.

Aku duduk di sofa sembari membalik lembar buku yang sudah kubaca hampir.. 5x ? Ya, tidak banyak hiburan maupun kegiatan yang bisa aku lakukan ditempat terpencil ini.
Hm.. sambil sesekali melirik kearah Rex tentunya.

"Fotonya, bagus. Terimakasih mia."
Ujar rex memulai percakapan.

"Eh ?"
Aku kaget bak tercyduk karena memandanginya sedari tadi.
'Duh, pikirku.

"Iya.. foto-foto yang kuambil bersamamu, fajar.. ilalang.. Mia.."

Mataku sedikit terbelalak mendengar ia menyebut namaku.

"Ukm.. Karyamu memang selalu bagus rex.."
Jawabku.

"Ah, itu semua berkat kau yang menjadi modelnya."
Ujarnya terkekeh.

Ingin rasanya larut dan tersipu, namun aku memberanikan diriku untuk bertanya.

"Tapi benar, seseorang yang kau foto itu pun terlihat sangat anggun dan cantik."
Ujarku.

Rex menunduk murung, ia terdiam untuk beberapa saat.

'Ups.. apa aku salah bicara ?'
Pikirku.

"Maaf rex.. aku tidak sengaja.. saat .. kau tertidur melihat lihat kamera mu.."
Kini aku yang menunduk menyesal.

Rex mengangkat wajah dan meletakkan tangannya dikepalaku.

"Oh ayolah mia, itu bukan salahmu."
Jawabnya. Iapun duduk disebelahku.

"Dia .. seseorang yang ku kagumi.."
Ujarnya.

Aku terdiam.

"Ah tapi tentu saja dia seseorang yang takkan pernah bisa kuraih."

Aku memiringkan kepalaku semakin bingung.

"Em.. rex, bukannya.. kau sudah em.. memiliki kekasih ?"
Tanyaku dengan suara sedikit memekik.
Ahh.. apa apaan nada bicaraku itu,memalukan sekali !

Rex terkekeh.
"Tidak, kami sudah putus 2 tahun lalu."
Ujarnya.

"Eh.. jadi sekarang kamu.. ?"

Rex mengangkat sebelah alisnya.
"Menurutmu?"
Lalu menggeleng dan tersenyum.
"Tidak mia.."

"Ah.. Begitu ya."
Aku menunduk untuk menyembunyikan senyumku. Entah mengapa rasanya seperti ada sepercik cahaya yang timbul diantara kabut.

"Tapi rex.. Ternyata, kau juga punya seseorang yang kau kagumi rupanya."
Maksudku, tentu saja wanita didalam foto tersebut.

"Hey, aku ini manusia hahaha.."
Tunggu... aku ??
Apakah dia mulai membuka dirinya padaku ?

Aku tersenyum, masam. Ya bagaimanapun seseorang yang dikaguminya itu sangatlah cantik rupanya. Dan tentu saja banyak hal menakjubkan lainnya yang tidak ku ketahui.

"Sudah malam, sebentar rex. Aku akan menyiapkan tempat tidur untukmu."
Akupun permisi sebentar.

Aku berjalan menuju kamar tidur dan merapihkan kasur untuk rex. Setelah itu, aku membawa bantal dan selimut keluar. Ku taruh di sofa. Tentu saja untuk tidur diriku.

"Kamarnya sudah siap rex. Kalau sudah mengantuk kau bisa tidur disana."
Pintaku.

Rex menggeleng dan memakai selimut yang kubawa.

"Mana bisa aku membiarkan seorang wanita tidur di sofa sedangkan aku tidur dengan nyaman di kasur ?"
Ujarnya.

Aku terdiam. Dia melontarkan pertanyaan itu sambil menatap dengan mata indahnya.

"Ah.. em.. k-kan tamu adalah raja.. ?"
Balasku.

"Kalau begitu kaulah ratunya. Dan raja tidak akan membiarkan ratunya berada ditempat yang tidak lebih nyaman dibanding dirinya."

"A.."
Belum saja aku selesai bicara, rex tersenyum dan menambahkan.

"Atau kau ingin tidur bersama ?"
Candanya.

Ia menampilkan jejeran gigi dari senyumnya. Aku mungkin sedikit... merona ?

"K-kalau begitu aku akan tidur didalam. Kalau ada apa apa kau bisa mengetuk rex."

Akupun masuk ke dalam. Menutup pintu. Dan bersandar di pintunya.

'Yaampun.. hampir saja, jantungku.'
Aku memegang dadaku. Detakannya cepat sekali membuat sekujur tubuhku memanas.

Akupun mencoba tidur dan.. Tertidur.

Tik..
Tok.
Tik..
Tok..

Suara jam berdetak. Aku terbangun. Disana terpampang pukul 2 pagi. Entah mengapa aku merasa sedikit dehidrasi. Akupun berjalan keluar dan mengambil minum. Lalu kubawa dan duduk diatas sofa, disamping sofa tempat rex tidur.

Dengan setengah sadar, aku meminum air yang kubawa. Aku menatap rex. Wajahnya terlihat tenang saat ia tertidur. Aku tersenyum dan meletakkan pipiku di atas sofa. Menatap rex. Tak berani aku menyentuhnya. Namun melihatnya sedekat ini... sudah membuatku sangat senang.

Entah mengapa rasanya semakin mengantuk. Mataku berat, dan tanganku melemas. Dan tanpa kusadari aku telah tertidur.

● ○ ●

Pagi.

Aku membuka mataku perlahan, beberapa kali dan menatap sekitar.
"Eh.."

Aku terbangun dikamarku.
"Tapi seingatku...."
Mataku terbelalak dan tiba tiba seluruh kesadaranku pulih.

Dengan cepat aku berjalan dan membuka pintu kamar. Aku melihat ke ruang tengah, kutelusuri seluruhnya. Namun sosoknya sudah tiada.

Aku berjalan menuju sofa bekas rex tertidur. Selimut sudah dilipat rapih dan diletakkan diatas bantal.

"Yaampun.. harusnya aku bangun lebih pagi."
Aku menengok kearah meja. Disana ada catatan kecil.

Thx, Mia. :)

aku tersenyum menatapnya. Lalu kulihat disana ada kamera milik rex.

"Eh.. tertinggal kah?"

.
.
.
.

Awriteee..
Next part adalah cerita dari sudut pandang Rex !
Ditunggu yaa...

Bitter LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang