Bagian 8

6 1 0
                                    

sudah 2 hari semenjak aku menerima surat dari Rex. Hari ini pula, aku membaca berulang setiap kalimat dan uang yang ikut dikemas disuratnya. 

"Apa yang harus kulakukan ? Apakah harus kukirim saja kameranya, atau.. Aku juga harus pergi ? tapi.. Ada keperluan apa jika aku pergi dan selepasnya... Aku hanya akan kembali."

Hari ini juga Aku termenung. Sejujurnya, jauh dilubuk hati kecilku ingin sekali bertemu dan bertegur sapa kembali dengannya lagi.

"Apa dia tidak akan kembali lagi kesini ? Aku.. rindu," kataku sambil memeluk bantal dan menyandar ke sofa.

tok.. tok.. tok..

terdengar suara ketukan dari luar. akupun mengintip dari balik jendela. 

"oh.. letta," ujarku sembari membuka pintu.

Tiba-tiba Letta memelukku erat, seolah baru saja bertemu setelah perpisahan yang panjang.

"Eh..  Ada apa Letta? " Tanyaku kebingungan.

"Aku kira kakak kenapa-kenapa..  Sudah 2 hari susu yang kuantar tidak kk ambil, dan 2 minggu ini kulihat ekspresi sedih kakak seperti yang dulu lagi.." Letta memelukku erat.

"Oh.. " akupun tersenyum.
"Letta, aku baik-baik saja. " balasku.

"Kakak jadi sedih setelah kakak laki-laki itu pergi...  Apa dia pergi sambil membawa sesuatu milik kakak? Aku melihat kakak setiap hari kembali dari arah hutan dengan sedih.. "

Aku terdiam untuk beberapa saat. Aku kira tidak akan ada yang sadar bahkan diriku sendiri. Tapi,  gadis ini menyadarinya. Akupun tersenyum sambil mengelus kepala Letta.

"Iya..  Dia pergi sambil mengambil sesuatu yang sangat berharga. Oleh karena itu..  Besok aku akan pergi ketempatnya untuk mengambil sesuatu itu."

Letta pun mengangkat wajahnya yang sedih dan menatapku.
"Kakak janji akan kembali dengan bahagia?" Tanyanya.

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum. Dan mendaratkan tepukan terakhir dikepala Letta.

• • •

Keesokan harinya, aku telah bersiap dengan semuanya. Aku mengambil sebagian tabunganku untuk penerbangan dan singgah sementara disana. Walaupun Rex mengirimiku uang, namun aku tidak bisa memakainya. Aku yang ingin menemuinya. Akupun membuka handphone ku untuk yang pertama kalinya lagi semenjak aku menetap ditempat itu.

. . .

"25 Northern Ave Boston, MA 02210 US" Kulihat lagi alamat yang tertera dengan maps yang kupasangkan di smartphone ku.

Aku tersenyum lebar sambil sebelum menyebrangi jalan. Namun tiba-tiba kulihat seorang pria dan wanita keluar dari sana. 2 orang yang cukup familiar bagiku. Aku terdiam membatu melihat scene didepanku. Tanpa berkata, kedua orang itu akhirnya berpisah. Si pria menyadari keberadaanku kemudia. Melambaikan tangan. Aku masih terdiam membisu. Mungkin pria itu mengira aku tak melihatnya. Iapun menyebrang dan menghampiriku.

"Mia! Akhirnya kamu kesini. Sudah berapa lama disini?" Tanya pria itu dengan wajah sumringah.

"Aku baru saja sampai.. " jawabku lesu.

"Pasti kamu merasa tidak enak badan setelah perjalanan yang cukup jauh ya? Apa kamu tidak keberatan beristirahat ditempatku terlebih dahulu?" Tanyanya.

"Tidak,..  Rex..  Sepertinya aku harus pergi dan langsung mencari penginapan.. " Aku tersenyum kecut sambil memberikan kamera dan amplop berisi uang dan surat Rex.

Setelah memastikan Rex memegang kamera dan amplop yang kuberikan, akupun berbalik dan berjalan menjauhi Rex.

.
.
.
.

Bitter LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang