Part 8

200 15 2
                                    

"Sialan!" Kanaya memukul kepala Ashton hingga laki laki itu meringis dan menjauhkan kepalanya dari Zena. Wajah Kanaya kini merona merah, ditambah dengan Cliff yang tersenyum malu. Ah.. kedua pasangan itu cukup membuat Zena iri.

"Baiklah! Ayo!" Zena tersenyum lebar mengiyakan ajakan untuk traktiran malam ini.

----------------------------------------

Suara dentuman musik terdengar jelas, aroma khas dari bar juga tercium jelas. Zena duduk bersama teman temannya, Cliff sendiri sedang memesan camilan untuk ruangan VIP yang di pesannya.

Zena duduk di paling pinggir sofa, di sebelahnya ada Kanaya yang sejak tadi tersenyum sambil memperhatikan Cliff. Ashton, laki laki itu juga melirik kearah keduanya, dan tersenyum. Zena sempat melihat mata laki laki itu seperti melihat kearah Kanaya, atau ke arahnya? Namun kalau itu ke arah Kanaya, apakah ini cinta segitiga dengan Cliff?

"Hey, jangan melamun!" Shelly yang ternyata duduk di sofa sebelah sofa Zena. Zena tidak menyadari keberadaan Shelly, ia terlalu fokus pada pikirannya tadi.

"Aku tidak melamun, Shell," Elak Zena pada Shelly. Gadis itu duduk sendiri di sofanya, mungkin karena ia tidak muat untuk duduk di sofa yang lain bersama temannya.

"Baguslah kalau kau tidak melamun."
"Oh iya, tadi kau darimana? Hari ini bukannya libur?" Tanya Shelly, ia meraih gelasnya dan meneguknya dalam sekali teguk. Shelly terlihat seperti anak yang cukup sopan, dan tidak nakal, namun dalam hal minum, itu adalah pengecualian untuknya.

"Iya, tapi aku ada urusan, dan laki laki bodoh itu sungguh menyebalkan, ia membuatku tersiksa sekitar seminggu," Cerita Zena pada Shelly, mungkin ia harus menumpahkan kekesalannya sekarang, agar ia dapat merasa lebih lega. Shelly yang mendengar ceritanya hanya tertawa, ia menawarkan segelas minuman yang baru saja diantarkan pelayan.

"Apa ia pacarmu? Pacarmu selingkuh?" Tanya Shelly disaat Zena meraih gelas itu dan meneguk isinya.
"Tidak!! Oh my God! Kalau itu terjadi, mungkin aku sudah masuk rumah sakit jiwa!"

"Oh tidak tidak! Aku bahkan tidak mau hal itu terjadi!!" Zena meneguk sisa isi dari gelasnya.

Kanaya menoleh kearah keduanya, ia sudah mendengarkan cerita sahabatnya itu, namun ia masih tersenyum dan mencerna hal yang terjadi pada Zena.
"Oh karena ini, kamu sulit dihubungi? Kemarin aku khawatir kau yang tiba tiba menghilang, lalu sekarang kau menemuinya lagi?" Timbrung Kanaya.

"Tidak!! Aku tidak menginginkannya, Nay. Ia memaksaku.." Suara Zena terdengar seperti nada putus asa. Kepalanya ia tundukan dan tangannya mengacak rambutnya, seperti seorang yang putus asa. Shelly dan Kanaya secara bersamaan menepuk nepuk bahu Zena, menenangkannya.

"Minumlah sepuasmu hari ini, agar kau tidak sedepresi ini." Timbrung Cliff, ia duduk di meja, tangannya mengulurkan gelas berisi tequilla. Zena menerimanya dan langsung meneguknya lagi.

"Bersenang senanglah!" Teriak Cliff pada ke semua temannya.

Kanaya bangkit dari kursinya saat Cliff menarik tangannya untuk turun ke bawah, ke dance floor. Dengan senang hati, Kanaya mengikuti Cliff, dan bersenang senang dibawah.
"Shell, duduk disini!" Zena menepuk nepuk tempat kosong yang berada di sebelag Zena, tempat Kanaya tadi. Tidak enak rasanya jika Shelly duduk sendirian di sofa lain.

Belum sempat Shelly mengangkat bokongnya untuk berpindah tempat duduk, Ashton sudah lebih dulu duduk di sebelah Zena. Kehadirannya membuat Shelly menatap kesal Ashton.
"Hei! Aku sudah lebih dulu ingin duduk disana!" Teriak Shelly dengan kesal. Ashton tersenyum menanggapi ocehan Shelly, sedangkan Kanaya hanya diam dan terus meneguk minumannya.

ConvivenciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang