Haris POV.Pukul 05:00, pagi ini sedikit berbeda dari biasanya. Aku sengaja keluar saat pagi buta untuk membawa pulang kembali mobil yang kemarin sempat aku tinggal.
"Kiri pak," kataku.
Bapak supir taxi itu langsung memarkirkan mobilnya sesuai dengan apa yang aku arahkan sebelumnya. Kemudian setelahnya aku memberikan selembar uang untuk membayar ongkos pergi.
"Makasih ya pak," seruku.
"Iya sama-sama mas."
Setelah taxi itu pergi, aku berjalan perlaham sambil mengingat-ingat dimana bengkel yang terakhir kali aku datangi. Suasana jalanan sangat sepi dan hanya ada lampu jalan sebagai penerang. Rasanya seperti hidup sendirian di tempat yang kosong.
Brakk!!
Bola mataku kembali fokus menatap ke depan saat telinga ini mendengar suara benda jatuh dari arah depan.
Terlihat seorang wanita yang sepertinya sedang tergesah-gesah, dia tengah sibuk mengumuti barang-barangnya yang berserakan di atas aspal. Karena rasa penasaran aku berjalan mendekat, siapa tahu saja dia membutuhkan bantuan.
"Ada yang bisa saya bantu mba?" tanyaku.
Tidak ada jawaban. Wanita itu mengangat kepalanya hingga kini pandangan kami saling bertemu. Sontak ada perasaan tidak percaya jika wanita ini bukanlah orang asing lagi bagiku. Jujur aku sempat tidak mengenalnya karna hijab yang ia kenakan, bahkan fikirku jika dia adalah DIA!!(siapa hayoo?:-\ )
"Rena, ngapain di sini?" tanyaku saat tahu jika dia adalah Rena.
"Eh Ris, tadi ak--aku, em... Abis lari pagi, iya lari pagi... Mumpung lagi ada waktu." jawabnya tersendat-sendat namun lancar di akhir.
Aku hanya mengangguk mengerti dengan apa yang di tuturkanya barusan. Kini aku beralih menatap barang-barang yang ada di atas aspal jalan. Aku menunduk kemudian mengambil sebuah kantong kresek barang yang entah apa isinya.
Tekstur benda yang ada di dalam kantong kresek ini empuk seperti kapuk, sebenarnya aku sedikit penasaran dengan barang yang ada di dalamnya tapi tidak baik menyelindip barang orang tanpa izin.
"Ini, kalo boleh tau ini isinya apa Ren?" tanyaku sembari memberika kantong tersebut pada pemiliknya.
"Ah, ini...."
Tring.... Tring.... Tring....
Suara dering ponsel terdengar nyaring dan langsung mengambil alih perhatian Rena yang sebelumnya hendak menjelaskan sesuatu padaku. Aku tidak bergeming, dengan posisi diam aku hanya memperhatikan Rena yang sedang berbicara di telepon dengan resah, aku sama sekali tidak melihat raut wajah santai di dalam ekspresinya. Mungkin ada sesuatu yang terjadi.
"Ris, aku pamit dulu ya... Assalamualaikum." Ucapnya kemudian langsung pergi.
Kedua alisku berkerut, tidak biasanya dia bersikap seperti tadi, yang aku tahu sudah beberapa minggu ini Rena menjelma menjadi insan yang lebih baik, calm, ramah, dan sampai dia memutuskan untuk berhijab seperti sekarang ini. Harus aku akaui, aura cantiknya semakin terlihat.
Sett!!
Langkahku kembali terhenti, ada sesuatu yang menganjal langkahku, sepertinya ada sesuatu yang terinjak. Kepalaku tertunduk mencari sesuatu. Ternyata itu hanya hiasan bunga putih yang terbuat dari kain.
Aku mengambil bunga tersebut kemudian ku perhatikan sejenak. Rasanya aku pernah melihat benda ini sebelumnya, tapi di mana? Atau mungkin ini milik Rena, pasti dia tidak sengaja menjatuhkanya, akan aku kembalikan lain waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
love? Belive to Allah
Storie d'amore13/Januari/2019. Namanya adalah Nafisah Almaira, seorang hamba Allah yang tentunya hanya sebatas manusia biasa yang tak pernah luput dari salah dan dosa. perjalanan mengarungi lautan, menerjang badai, melawan ombak, menembus angin kencang, hanya unt...