Kantin
Sisi, Mila, Kirana dan Rassya sedang menimati makan siang mereka ketika 4 orang senior mereka memasuki kantin yan mengambil tempat didekat mereka.
"Bu Ntin, 4 bakso 4 es teh. Cepetan, gak pake lama!" teriak Brandon sambil menarik kursi diikuti ketiga temannya Ricky, Ken dan Digo.
"Eh... Ada Kirana... Tambah cantik aja sih?" Ricky mulai TP TP memamerkan senyum mautnya.
"Yaelaaah.... Gak kakaknya, gak adeknya lo modusin semua. Sebenernya lo suka yang mana? Serakah amat?" sahut Brandon sambil menatap Kirana lama.
"Emang kenapa? Lo suka sama Kirana? Kalo lo suka, kenapa cuma lo liat aja? Disamber orang baru tau lo!" balas Ricky .
Kirana yang dijadikan bahan obrolan cuma bisa melirik ketiga temannya yang sudah menghabiskan makan siang mereka.
"Hi Guys," Kevin tiba tiba aja udah nongol, berdiri disamping Ken.
" Hei Brooo... Nyusul juga akhirnya. Kirain udah ga doyan masakan Bu Ntin lo" sapa Ken.
Kevin menoleh ke adek mungilnya, lalu menghampirinya.
"Udah selesai makannya?"
Sisi mengangguk sambil tersenyum manis menatap kakaknya.
" Udah kok. Tapi....."
"Tapi?" Kevin mengernyit.
"Bayarin yaaaa"
"Dasar!!! Ya udah ntar Kakak bayarin semua. Udah sana balik ke kelas. " kata Kevin mengacak rambut Sisi dengan sayang.
Sisi tersenyum manis lalu memberi kode ke 3 temannya untuk beranjak.
Digo yang sedari tadi tak bersuara, diam diam mengawasi kejadian itu.
Pantes aja Kevin sayang banget sama adek bontotnya itu, cantik banget anaknya. Lucu, imut....batin Dgo.
Ekor matanya mengikuti Sisi yang keluar kantin sambil menggandeng Mila.
"Woi brooo.... Ngelamun aja? Kesambet lo ntar!!" Ken menepuk pundak Digo .
"Apaan sih lo" ujar Digo males malesan.
"Lha dari tadi semua pada ngoceh, lo nya diem aja. Sariawan lo?" Brandon melihat aneh ke Digo.
"Tau ah. Tuh bakso lo dateng. Jatah gue biar di abisin Kevin aja. Gak nafsu makan gue." Digo berdiri dan langsung ngeloyor keluar
"Ngapain tuh anak? Kok aneh gitu?" tanya Kevin.
"Tau tuh... Lagi kesambet kali!!" Ken menyahut cuek.
Tanpa komando lagi mereka melahap bakso yang udah menggoda untuk disantap didepan mereka.
S. K. I. P.
Taman sekolah
Digo berdiri bersandar dibawah pohon flamboyan menatap ke satu titik di salah satu bangku taman.
"Sisi...." bisiknya pelan.
Kenapa dengan Sisi? Kenapa harus Sisi? Kenapa? Kenapa bukan yang lain aja.
Digo masih mengawasi Sisi. Kenapa harus Sisi?
Flashback on
Digo berjalan cepat ke kelasnya. Terlambat masuk kelas bisa dihukum berdiri didepan kelas selama 2 jam pelajaran...lalu....
Brukkk...
Gadis mungil itu meringis kesakitan terduduk di lantai.
"Aauww..."
"Aduh... Kalo jalan ati-ati dikit napa?" gerutu Digo sambil membantu memungut buku2 gadis yang ditabraknya.
"Maaf Kak. Kakak juga sih jalan cepet amat..."
" Eh.. Ngebantah lagi..." Digo mendongak bermaksud menyerahkan buku gadis itu dan menariknya berdiri.
"Nih buku ...."
" ......"
" ......"
"Makasih ya Kak. Sekali lagi maaf" gadis itu mulai berlalu.
"Emmm.... Hei... Nama kamu siapa? Anak baru?" seru Digo menahan langkah gadis itu.
" Sisi. Iya aku baru pindah kesini dua hari yang lalu. Mari Kak, aku duluan." gadis itu melangkah pergi meninggalkan Digo yang masih bengong.
Flashback off
Sisi masih bercanda bersama teman2 nya.
Kenapa gue cuma bisa melihat ke lo doang Si? Kenapa cuma lo yang ada di kepala gue sejak pertemuan pertama itu? Rasanya gak ada tempat lagi buat yang lain. Semua udah penuh sama lo.
Digo menarik nafas panjang, dilihatnya Sisi tertawa mendengar celoteh Rassya.
Sampai kapan gue harus menyimpan rasa ini. Rasa buat adek sahabatnya.
Digo menarik nafas panjang lagi.
Flashback on
"Itu adek lo Kev?" tanya Ken setelah melihat Kevin mengantar adek mungilnya ke kelas X-A.
"Iya. Kenapa?"
"Cakep tuh. Punya adek imut gitu kok gak bilang bilang sih?" sahut Ricky.
"Gue peringatin ama lo semua ya, jangan coba-coba deketin adek gue. Apalagi lo permainin. Gue tau reputasi lo lo pada." ancam Kevin serem.
"Ih... Serem amat lo?" Digo buka suara.
"Adek gue itu wasiat nyokap gue. Sebelum nyokap meninggal,dia wanti wanti gue buat jagain Sisi. Dan gue sayang sama adek gue melebihi nyawa gue sendiri."
Temen temennya manggut manggut. Keder juga kalo liat Kevin gitu. Sangar.
Flashback off
Sisi berdiri, merangkul Mila dan berjalan ke kelasnya.
Pandangan Digo masih mengikuti Sisi sampai hilang dibalik tembok kelas.
(Berada
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Know
FanfictionJika persaudaraan terjalin erat, takkan ada kata sendiri. Jika persahabatan terikat kuat, takkan ada kata tersisih. Dan jika cinta terpaut dalam kasih sempurna, takkan ada kata kekurangan.