UNO

18.7K 767 23
                                    

"Cielo, berhenti!"

Seorang anak laki-laki mengejar bolanya yang mengarah ke jalan raya. Anak itu berusaha mengejar bolanya dan tidak mendengar teriakan kakaknya. Teriakan histeris gadis itu melengking saat sebuah mobil mengerem tiba-tiba hingga kepalanya terantuk ke setir.

Ckittt!

Anak itu masih mengejar bola tersebut tanpa peduli mobil itu berhenti atau tidak. Sampai akhirnya bola itu berhasil ditangkapnya dan tersenyum ke belakang. Tapi senyumnya luntur melihat gadis yang dia kenal sebagai kakaknya memeluknya erat.

"Sudah kakak bilang berhenti, Cielo."

"Maaf." Sesal anak itu.

Pengemudi mobil itu mengambil banyak tisu untuk menghentikan pendarahan pada kepalanya. Dia memilih keluar mobil untuk memastikan keadaan anak itu.

"Apa dia tidak apa-apa?" Ucapnya lemah. Kepalanya mulai pusing.

Gadis itu menoleh ke belakang dan terkejut melihat seorang gadis yang sedikit lebih dewasa itu memegang kepalanya dengan tisu.

"Apa dia baik-baik saja?" Ucapnya sekali lagi.

Kakak anak itu tersadar dan mengangguk. Gadis yang memegang kepala itu tersenyum dan memeriksa tubuh anak itu. Lalu menyerahkan kartu cafenya.

"Ini. Kamu bisa menghubungiku kalau terjadi apa-apa dengannya. Maaf tapi aku harus pergi."

Gadis yang lebih dewasa itu memilih masuk ke mobilnya dan segera pergi dari tempat itu. Sementara kakak anak itu terdiam.

"Cantik." Gumamnya

"Kak, tadi Cielo kenapa? Kok kepala kakak itu berdarah?" Tanya anak itu.

Kakaknya segera menjewer telinga adiknya sehingga anak itu meringis dan kedua orang tua mereka datang.

"Cielo, kau bikin ayah dan ibu jantungan." Ibunya ikut menjewer anaknya.

Kedua telinga anak itu merah. Ayah mereka membawa keluarganya ke cafe untuk makan malam. Cafe baru di buka 5 bulan itu cukup ramai sehingga membuat keluarga itu terpaksa menunggu diluar.

"Permisi, apa ada meja kosong untuk 4 orang?" Tanya ayah mereka.

Waitress yang berdiri di depan pintu mengangguk. "Sebentar ya pak."

Wanita itu mengecek LCD di depannya lalu mengangguk. "Ada pak, tapi posisinya terlalu dekat dengan kitchen. Apa tidak apa-apa?"

Ayah mereka langsung mengangguk. "Tidak apa."

"Kalau begitu silakan ikut saya."

Waitress itu membawa keluarga itu ke tempat yang dia katakan tadi. Sesaat mereka duduk, aroma masakan dan bunyi wajan di dapur begitu jelas terdengar oleh keluarga itu.

"Seru ya duduk disini." Seru Cielo.

Ayah, ibu dan kakak anak itu tersenyum menganggapi perkataan Cielo. Lalu seorang waitress memberikan buku menu.

"Jika butuh bantuan, saya tidak jauh dari posisi Anda." Ucap waitress itu.

Segera Cielo membuka buku menu itu dan tersirat wajah bahagianya melihat menu di sana yang tampak lezat itu.

"Aku mau ini. Ini juga. Oh ini. Ini. Semuanya."

Ayah mereka hanya geleng-geleng kepala lalu segera memesankan makanan yang langsung ditulis waitress itu.

"Disini nyaman. Pantas saja langsung laku." Ucap ibu mereka.

Cielo yang termasuk anak hiperaktif berjalan-jalan mengelilingi cafe itu dan tak sengaja menabrak seseorang. Dia langsung ditarik merapatkan dirinya ke kaki orang itu, kebetulan Cielo badannya masih terlalu kecil.

Te Voy A Amar (GXG) {FIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang