DIEZ

3.7K 342 8
                                    

Kini Nat sudah memarkirkan mobilnya menghadap kampus dimana Arlent kuliah. Dia membuka pintu dan duduk menyamping sembari merokok. Walaupun Arlent sering di dekatnya, tapi dia tidak pernah melihat Nat merokok setelah keluar dari rumah sakit.


Arlent POV

"Lent, nanti kita ke acara ulang tahun Devin kan?" Tanya sahabatku sejak TK, namanya Mila.

Aku menoleh kearahnya dan sedikit berpikir. Devin adalah mantanku, maksudku salah satu mantanku.

"Devin mengharapkan dirimu datang." Ucapnya sembari membantuku membereskan buku ku.

Aku menghela napas. "Aku akan datang tapi sebagai teman, aku tidak mau dia berpikir kalau aku minta balikan.. No way."

Mila menarik tanganku setelah semua beres dan kami berniat pulang. Selama perjalanan di lorong, beberapa mahasiswa/i menyapa kami. Bagaimana tidak? Katanya sih kami mahasiswi populer, tapi aku tidak merasa demikian. Tidak ada dari diriku yang harus di populerkan.

"Arlent!" Terlihat Devin berjalan cepat kearah kami.

Mila dan aku hanya diam sambil terus berjalan lalu Devin menyamakan langkah kami. Devin tersenyum manis kearahku lalu dia memegang tanganku.

"Dev." Ucapku saat merasakan tanganku dipegang erat olehnya.

Mata Devin menatap mataku dan dapat kurasakan Mila pamit pulang duluan. Jadi tinggallah aku dan Devin. Devin mengajakku ke area parkiran. Dapat kulihat kalau mobil cuma ada beberapa saja. Bahkan aku tidak melihat mobil Nat.

Devin membawaku ke pinggir mobilnya. Dia memegang tanganku erat. Matanya terus menatapku. Tanpa dia berbicara, aku tahu maksudnya.

"Aku akan datang ke pesta ulang tahunmu." Ucapku yang langsung membuatnya tersenyum.

"Terima kasih, Ar."

"Hm." Aku hanya mendeham.

"Ehm Ar.." dia menggaruk tengkuknya.

"Ya?"

"Apa hm.. kita seperti dulu lagi? Ma..maksudku--"

Aku menghela napas. "Maaf Dev, tapi aku sudah punya pacar."

Devin menatapku tak percaya lalu terukir senyuman sinisnya.

"Kau hanya mengerjai mereka kan? Kau hanya menggunakan statusmu di kampus." Ucapnya yang mendadak membuatku panas.

Sebisa mungkin aku tersenyum manis di depannya. Walaupun aku sebenarnya pemalu, tapi semua orang tertarik padaku kecuali dia. Dia yang kululuhkan dan akhirnya menjadi milikku.

"Sayangnya dia bukan anak kampus kita." Ucapku.

Devin menghentakkan kedua tangannya mengukung badanku mengenai mobilnya. Dalam hal ini mengingatku pada kejadian 2 hari yang lalu. Aku jadi kangen dengannya. Kenapa dia belum menjemputku?

"Kau memperluas ke populeranmu keluar sana. Hebat." Devin memegang daguku dan memaksaku untuk menatap matanya.

Tanpa kuduga, Devin mencium bibirku tapi seketika kami di kejutkan dengan tepukan keras di bagasi mobilnya. Devin melepaskan bibirnya dari bibirku dan seketika mataku melotot melihat siapa yang baru saja menepuk bagasi itu.

"Apa masalahmu, nona?" Devin menatap kesal kearah Nat.

Nat di depanku tapi matanya menoleh kearah Devin. Dapat ku lihat penampilannya hari ini sedikit badgirl. Itu membuatku sedikit argh aku tidak bisa mengungkapkannya.

Te Voy A Amar (GXG) {FIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang