Tersisa tiga hari sebelum Dazai pergi menjalankan misinya. Ia tidak akan dapat bertemu dengan Chuuya atau Atsushi lagi hingga pemilik bisnis gelap resmi tertangkap. Entah berapa lama pun, dirinya tidak dapat memprediksi.
Sejauh ini, Tim C di bawah pimpinan Katai sudah menemukan tiga tempat terduga markas baru. Mereka tinggal melakukan observasi wilayah satu per satu. Tapi tentunya itu akan memakan waktu berminggu-minggu.
Salahkan sikap pengecutnya yang tidak berani bertatapan langsung dengan sepasang azure yang selalu ada di pikirannya. Dazai merasa malu dan gundah. Chuuya pergi begitu saja setelah ia mengungkapkan perasaan. Si brunette enggan mengejar. Ia tidak tahu harus berkata apa lagi.
Hubungan mereka tersendat dalam titik ini. Dazai tidak mendapatkan kepastian dan Chuuya tidak melakukan respon. Hidup lelaki itu hanya berada di seputar tempat rehabilitasi. Dazai tidak berharap Chuuya akan pergi menyusulnya ke kantor. Lagipula tempatnya berbasis militer, tidak sembarang orang boleh masuk.
Masalah kunjungan ke makam Oda, Dazai melakukannya pagi hari. Ia menghindari Chuuya yang akan ke sana selepas makan siang. Pagi hari adalah waktu yang sibuk. Chuuya tidak mungkin pergi dari sisi Atsushi saat ia berangkat. Dazai aman.
Sore ini ia akan kembali ke messnya. Dazai masih bersikukuh untuk pasif, membiarkan ungkapannya tak berbalas sampai detik ini. Mungkin sampai misinya selesai.
"Aku tidak ingin mengatakannya, tapi kau aneh kalau diam saja, Dazai," celetuk Kunikida mengambil air mineral di dekat meja lelaki brunette itu.
"Bermasalah dengan kekasihmu lagi?"
"Kunikida-kun, dia bukan kekasihku," elak Dazai-- berusaha menerima kenyataan.
"Kita tidak tahu apa yang akan terjadi saat misi nanti. Pimpinan mengatakan bahwa ini akan menjadi tugas berbahaya."
Dazai mendengus pelan. Ia paham betul dengan profesinya. Sedikit melenceng mungkin dapat membahayakan nyawa. Pemilik bisnis gelap tentunya tidak akan memiliki belas kasihan.
"Kau berharap aku akan mati?" sahut Dazai.
Kunikida menepuk dahinya kesal. Ia berlalu dari sana, menaruh gelas kosongnya di samping dispenser.
"Aku berharap kau berhenti kabur."
.
.
.
Pagi itu disambut suara tawa Atsushi. Bayi 6 bulan itu sudah tidak tidur di dalam keranjang lagi. Chuuya memeluknya setiap tidur. Atsushi selalu bangun lebih pagi darinya.
"Atsushi-kun," sambut Chuuya mengerjapkan kedua matanya, "Sebentar lagi."
Anak itu memukul-mukul pipinya, berusaha membuat satu-satunya orang dewasa di kamar itu bangun.
"Kau sudah lapar?" gumam Chuuya. Kedua mata Atsushi berbinar. Ia bisa menebak Chuuya akan membawakan sesuatu yang enak untuk mengisi perutnya.
"Mam mam mam," celotehan lucu itu membuat Chuuya benar-benar tersadar. Ia menggendong Atsushi dan membawanya ke dapur.
Giginya sudah tumbuh dua. Beberapa hari ini Chuuya tidak dapat melakukan pekerjaan tanpa membawa Atsushi. Bayi itu selalu menangis dan beberapa kali demam karena tumbuh gigi. Ia juga mogok makan karena gusinya sakit.
Setelah masa-masa kelam itu berlalu, Atsushi kembali lahap saat makan. Chuuya membuat bubur dengan campuran kaldu ayam dan sayuran yang dihaluskan.
Apabila bayi itu sudah menghabiskan sarapan, Chuuya akan memandikannya di dalam bak. Atsushi gemar berendam dan bermain dengan bebek karetnya. Perawat di sana memberikan mainan itu sebagai hadiah.

KAMU SEDANG MEMBACA
[√] kyrie eleison | soukoku
Fiksi PenggemarThis world seems truly awful. Including life which has been given by God himself. [ dachuu, bxb, romance-angst ] pitike17©2019