chapter 15

3.7K 324 27
                                    

Temen-temen, ini partnya sedih loh. Aga ga terduga juga scene nya.
Tapi kalo kalian mentalnya kaya aku mending skip aja deh, baper suka ga Bisa tidur Kalo kefikiran.






















¤¤¤¤¤
©amonthbefore

Yeri mengakatannya, berfikir kalau dia sudah sinting atau gila.

Setengah mati mengelak, ketika hatinya menjadi tergores hanya karena mendengar tuannya baru saja melangsungkan pertunangan.

Yeri bukan penguntit, ia tidak sengaja mendengar percakapan Jungkook dengan salah seorang temannya melalui handphone.
Bermaksud mengundang orang itu ke pestanya besok.

Namun hari ini, ia merasa deru nafasnya begitu sesak.

Yeri harusnya senang karna Jungkook akhir2 ini sudah tidak pernah lagi mengajaknya berhubungan intim.
Namun ia menyadari ada perasaan aneh disana.

'Aku ingin hanya aku, bukan orang lain'
Gumam Yeri pada dirinya sendiri.
Ia mengiris bawang dan tanpa sadar melukai jarinya.

Jungkook melupakan sarapannya.
Bukan.
Ia sengaja, karena hari ini ia telah berjanji kepada Eunha untuk sarapan bersama.

Yeri tidak menangis karena kesepian.
Ia menjemur beberapa potong pakaian Jungkook.
Menciumi wangi parfumnya disana.

'Aku tidak menyukai parfumnya tapi aku menyukai aromanya..'

Yeri kembali bergumam, dia terkejut ketika melihat Nayeon duduk diruang tv sambil memakan kue beras dan sebaskom kecil ayam goreng pedas kesukaan Jungkook.

"Hai yeri" sapa Nayeon menepuk tepi tempat duduk disampingnya.

"Makan ini dan ikut aku segera ke rumah sakit" suruh Nayeon.

Yeri menaikkan alisnya.
"Siapa yg sakit kak?"

"Aku mau menjenguk eommaku" balasan itu sontak membuat Yeri bergumam didalam hati.
Ia mengurungkan niatnya untuk bertanya ketika mobil yg mereka kendarai berhenti disebuah rumah sakit jiwa yang terkenal di Seoul.

Yeri mengikuti langkah Nayeon dan terdiam ketika Nayeon dengan santai bertanya pada suster disana.
Mengatakan bahwa orang yg tadi disebut oleh Nayeon sudah dipindahkan diruang rawat yg lebih privat di lantai dua.

"Eomma.." teriak Nayeon sumringah ketika mereka baru saja sampai dia lt.2

Orang yg dipanggil eomma oleh Nayeon memekik kaget, ia berlari seperti anak kecil dan memeluk anaknya erat.

"Anakku"
Dia adalah nyonya Jeon, meringis seperti kesakitan sambil berusaha menyebutkan sebuah kata..

"Nakyung"
Nayeon cemberut melepas pelukannya.

"Nayeon eomma" ia membenarkan kalimat ibunya.

Nyonya Jeon menyentuh dahinya pelan.

"Oh iya Nayeon hehehe maafkan eomma ya"
Nyonya Jeon berucap kembali memeluk anaknya.

"Oh iya kenalkan dia.." ucapan Nayeon terpotong.

"Eunso?" Nyonya Jeon bertanya sambil melangkah mendekati Yeri dengan senyum sumringah.

"Bukan eunha Eomma" Nayeon menjawab, sambil mengikuti eommanya dari belakang.

"Eh jadi?" Nyonya Jeon melepas pelukannya pada Yeri.

Mengerti kode dari Nayeon yeri langsung membungkuk sopan memperkenalkan dirinya pada Nyonya Jeon.

"Anyeonghaseo Yeri imnida. "

A MONTH BEFORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang