empat

3.8K 142 5
                                    

Rara dan agnes kini tengah berada di cafe. Setelah pulang sekolah mereka sepakat untuk menyegarkan otak mereka dengan menikmati makanan lezat di kafe victori dimana biasanya mereka datangi ketika mereka stres dengan tugas sekolah.

"Eh nes gua masih penasaran deh lo kok bisa sih jadian sama leo? Gua aja gatau tuh lo deket sama dia" rara membuka pembicaraan mereka sambil menyendok eskrim ke dalam mulutnya

"Ya. . . . Gua juga bingung sih ra. Sebenarnya tuh dari dulu dia sering chat gua cuma ga gua bales ya karna gua tau dia orang nya gimana gua kira dia cuam godain gua doang"

"Trus trus"

"Gatau mulai dari kapan guabiseng aja bales chat nya karna gua lagi gabut aja eh keterusan trus nyaman ya jadian deh"

"Kok lo ga pernah cerita si sama gua?"

"Gua kira gabakal sampe jadian sama dia jadi ga cerita deh"

" Ah gua males sama lo, mau ngambek aja" rara kemudian melipat tangan nya di dada dan memalingkan wajahnya dari agnes.

"Eh ra itu bukannya rian ya? Sama siapa tu?" Agnes menunjuk sosok pria dengan pakaian putih abu abu lengkap dan jaket kulit bertenggang di bahunya dengan dagunya

Rara melirik arah yang ditunjuk oleh agnes tadi. Kemudian rara menyadari bahwa itu benar benar Rian dan dia berasama wanita yang entah siapa rara tak tau tapi kelihatannya mereka sangat dengat karna cewek itu bergelantungan di tangan rian.

"cewek nya kali, gada urusan ah" jawab rara cuek kemudian memainkan ponselnya asal. Sebenarnya dia sedikit penasaran dengan cewek tadi terlihat berbeda dengan cewek yang biasa menempel pada Rian di sekolah

"Playboy" batin rara

"HEHHH bengong aja nyai" suara keras agnes sontak membuat Rara keluar dari lamunan nya

"Ngelamunin apa si kudanil kesambet tau rasa lo"sambung agnes

"Eh udah sore pulang yuk" Rara langsung merapikan tasnya dan berdiri

"Apasi anjir buru buru banget"

" Udah sore buset dahh"

Setelah membayar mereka berjalan menuju parkiran dimana mobil Agnes terparkir tapi langkah mereka terhenti begitu sosok tegap mulai mendekat kearah mereka

"Ketemu lagi ni kita cantik, emang jodoh gabisa ditolak " suara seorang lelaki yang membuta rara dan agnes menghentikan langkah nya

"Najis" jawabnya sambil menatap tajam mata Rian. Ya lelaki itu adalah rian cowok yang begitu menyebalkan bagi rara

"Mau pulang kan? Gua anter ya"

"Ogah, ntar gua di amuk cewek cewek"

" Gua jomblo"jawabnya santai

"Barusan gua liat ya lo nempel kek cicak sama cewek, kemana tu cewek? Lo jual ke om om?"

"Cemburu?" Rian kini mendekatkan wajah nya ke arah rara

"Najis, dah ah ga guna ngomong sama lo" rara menarik tangan agnes dan meninggalkan rian sendiri menatapnya dari belakang

Rian hanya tersenyum memandang punggung Rara yang kian lama semakin menghilang

"NTAR MALAM GUA TELPON" teriaknya diikutin cengiran bagai kuda

***
Rara kini tengah berganti pakaian sekolah nya dengan piama berwarna pink. Dia melihat jam di dinding kamarnya sudah jam 8 malam tapi tumben sekali tante dan omnya belum pulag dari acara perusahaannya.

"Rara sayangg, tante pulang nak ayok turun dulu" suara wanita yang ditunggu rara dari tadi akhirnya terdengar. Rara dengan riang kemudian berlari kebawah untuk menemui sumber suara itu.

"Tante" panggilnya dengan nada suara lembut kemudian menghempaskan bokongnya di kursi ruang santai mereka. Di lihatnya mawar sedang mengambil air di kulkas dan meminumnya.

"Om mana tan?" Sambung nya lagi

"Masih ada urusan tadi jadi abis pertemuan balik lagi ke kantor" jawab mawar kemudian duduk di samping keponakan kesayangan nya itu.

"Emang pertemuan apa tan kok tumben tante juga ikut" tanya nya sambil menyenderkan punggungnya ke senderan kursi

"Hnm jadi seperti ini ra" mawar terlihat ragu untuk menyampaikannya

"Kamu kan sudah besar, ada baiknya tante sampaikan sama kamu karna waktunya juga sudah dekat" jawab mawar serius

" Tantee ga sakit kan"rara menggenggam tangan mawar dan menatapnya cemas

"Engga sayang, tante ga sakit"  jawab mawar
"Sebenarnya tadi itu pertemuan om dan tante dengan sahabat mama dan papa mu" jelas mawar

"Siapa tan?

"Hmm mungkin kamu masih ingat orang yang membawa vas bunga yang besar yang terpajang di lobi perusahaan"

"Vas bunga dari tembikar itu tan? Yang bergambar bunga itu ya tan?" Jawab rara serius

" Iya betul sayang vas bunga itu pemberian tante lily dan om robert. Tante lily dan mama mu berteman sejak mereka masih gadis lalu setelah menikahpun mereka tetap berteman. Lalu suatu hari perusahaan lily dan robert begitu maju dengan pesat dan mereka mendirikan cabang di berbagai negara"

"Lalu tan?"rara mendengarkan dengan serius

"Saat itu kondisi perusahaan papamu tidak sebaik sekarang. Robert dan lily lah yang membantu agar perusahaan kita bisa menjadi sebesar sekarang. Dan saat ulang tahun perusahaan orang orang biasanyahanya membawa bunga tetapi lily membawa hal yang berbeda yaitu vas bunga. Karna dia ingin persahabatan mereka selalu ada dan tidak bisa layu seperti bunga"

"Lalu kemana tante lily dan om robert selama ini? Kenapa baru terlihat sekarang?

"Mereka di singapur mengurus anak perusahaan mereka. Mereka kembali untuk membahas janji yang mereka ucapka 18 tahun lalu"

"18 tahun? Aku belum lahir dong tan?"

"Iya waktu itu mama mu sedang mengandungmu dan begitupun lily sedang mengandung anak pertama mereka" mawar menarik napas dalam lalu melanjutkan ceritanya

"Mereka pernah berjanji dengan mama dan papamu untuk mengakhiri persahabatan mereka ketika kamu dewasa"

"Maksudnya tan?"

"Mereka berjanji untuk menjodohkan kamu dan anak nya lily. Mereka mengakhiri persahabatan dan menjadi keluarga"

"MENJODOHKAN?"

My bad husband is RianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang