4 [PENASARAN]

11 2 0
                                    

Sekarang adalah hari terakhir mos. Baru beberapa hari menjabat sebagai osis, dan lebih tepatnya sebagai sekretaris 2 Clara ingin cepat-cepat lulus saja.


"RAAAAAA!!" teriak Ziva saat tiba di kelas

"Apaan si lo, berisik amat pagi-pagi."

"Ya maaf, gue mau bilang bang Rendi GANTENG BANGET RA!"

"Udah gue duga."

"KOK LO NGGAK PERNAH BILANG KALO BANG RENDI JADI GANTENG PLUS COOL BANGET SEKARANG RA!!"

"SHUTTT." kata Clara langsung membungkam mulut Ziva

"DIEM! ATAU NGGAK GUE KASIH NOMOR DIA!" ancam Clara membuat Ziva langsung diam seribu bahasa

"OKE DEAL!"

"SEKARANG KASIH NOMORNYA BURUAN!!"

"NGGAK JADI! NGGAK BAKAL GUE KASIH NOMOR BANG RENDI SAMA LO!" kata Clara ikut kesal dengan nada bicara Ziva

"WOI NENEK LAMPIR! BERISIK LO PAGI-PAGI! BIKIN MULES AJA!" kata Reza, ketua kelas sementara

"SIAPA YANG LO PANGGIL NENEK LAMPIR SIALAN!!" kata Clara dan Ziva bersamaan

"LO BERDUA! APALAGI LO ZIVA! SUARA LO KAYA KALENG ROMBENG! CEREWET PULA!"

"SIALAN LO!! AWAS YA LO GUE NGGAK MAU BAYAR UANG KAS!!" kata Ziva emosi

"Apaan si udah Va, ngapain jadi teriak-teriak gini si."

"Lo juga berisik Ra! Sana lo keruang osis!" kata Reza dengan nada kesal

"Apaan si lo, siapa lo ngatur-ngatur gue. Fahri aja nggak samperin gue kalo gue telat."

"Oh jadi disini? Padahal sekarang hari terakhir mos." kata Fahri membuat Clara kaget lalu diam sambil tersenyum kaku

"Baru beberapa hari jadi osis, lo nggak merasa punya tanggung jawab apa gimana?" kata Fahri membuat Clara terkejut bukan main

"Gu... gue turun duluan." kata Clara tanpa menatap siapa pun

"Eh Ra!" panggil Ziva tapi tidak di hiraukan

Entah mengapa ucapan Fahri tadi membuatnya malu dan kesal di waktu yang bersamaan. Apakah ini salahnya? Padahal Clara sudah mewanti-wanti agar tidak berurusan dengan ketua osis itu. Bagaimana bisa, takdir seolah-olah berkata lain dan membuat Clara terjebak dengan laki-laki itu selama masa osis dia sekarang.

"Eh Ra, lo habis dari mana?" tanya Gibran saat Clara masuk ke ruang osis

"Dari kelas" jawaban yang pas untuk saat ini

"Cih, niat nggak sih jadi osis! Baru beberapa hari udah telat mulu! Nggak punya tanggung jawab banget!" kata Serly dengan nada tidak suka

"Lo mending diem Ser, nggak ada yang ngajak lo ngomong sekarang." kata Gibran membuat Serly diam sambil menatap Clara sinis

"Maaf semuanya, saya usahakan tidak terlambat lain kali." kata Clara sambil menahan sesak dan ingin menangis

"Apa gue salah jadiin dia sekretaris kaya gini?" kata Fahri sambil menatap Clara yang sedang menahan tangis

Setelah kejadian tadi Clara langsung keluar dan diikuti oleh Fahri tanpa ia sadari.

"Clara!" panggil Gibran

"Kenapa kak?"

"Kan udah gue bilang, panggil Gibran aja."

"Gue udah terbiasa manggil lo kak."

"Yaudah nggak usah di biasain." kata Gibran sambil terkekeh

"Iya nanti gue coba."

"Ra."

"Hm?"

"Lo nggak papa kan? Serly emang gitu, dia emang nggak bisa jaga ucapannya."

"Oh? Nggak papa kok!"

"Seriusan nggak papa?"

"Iya nggak papa, emang gue juga yang salah, pantes lah dia marah karna gue nggak tanggung jawab." kata Clara sambil tersenyum paksa

"Ya tapi nggak gitu juga lah, nggak usah dimasukin ke hati Ra, anggep aja angin lewat." kata Gibran menyemangati

"Iya Bran, makasih ya. Gue mau ke kamar mandi dulu."

"Mau ke kantin bareng?"

"Nggak deh, gue ke kantin sama Ziva aja."

"Oh yaudah, nanti gue telpon lo boleh kan?"

"Telpon? Ngapain?" tanya Clara menatap Gibran bingung

"Kan gue pengen di ajarin sama lo, mau ketemu langsung aja nih?"

"Eh nggak tahu! Nanti gue yang chat lo duluan deh."

"Oke, gue tunggu ya."

"Telpon? Ketemu? Gibran suka sama Clara?"
ucap Fahri dalam hati

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Annoying BoyfieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang