-05-

54 6 0
                                    

DILAH

"Bude"

"Bude"

Aku mencari sosok bude pagi hari ini.

Tak ada jawaban, aku cari di dapur namun hasilnya nihil. Kemudian aku cari di kamarnya namun hasilnya nihil juga 'mungkin lagi keluar'- batinku

Aku kembali kearah dapur dan mengambil air minum di dalam kulkas, ada notes yang tertempel di kulkas. Aku ambil notes yang berwarna biru itu, lalu aku baca.

Maaf nak, bude harus kembali ke Australi malam ini. karena ada hal yang harus bude selesaikan. Maaf kalau bude tidak sempat pamit karena bude lihat kau tidur dengan tenang. Percayalah nak, kejadian 10 tahun yang lalu kau harus melupakannya. Hiduplah dengan tenang nak. Ambilah uang di laci kamar bude, gunakan uang dengan benar. Bude sayang padamu nak.

"selalu meninggalkan ku sendiri"

Ku lanjutkan aktivitas pagi hari ini seperti biasa sangat sunyi dan sendiri

AZKA

Malam ini aku mendapatkan tugas dari komandan-Ayah tiriku- untuk membunuh seorang wanita paruh bayah. Entah siapa target ku malam ini, aku tak peduli dengannya yang terpenting adalah aku harus melaksanakan perintah komandan.

"Azka"

Aku menoleh ke sumber suara.

"Apa kau tak pernah bosan untuk membunuh orang orang yang kau sendiri tidak mengenalinya"

Aku hanya diam sambil menatap tajam kearah nya.

"baiklah, aku hanya tak ingin kau terjebak situasi yang akan datang jika—"

"diamlah Lia, jangan ikut campur urusanku" kataku sedikit membentak

"baiklah,baiklah aku diam. Kau tak pernah berubah azka, dari kecil kau sangat keras kepala dan sangat CINTA dengan ayahmu itu" katanya sambil menekankan kata cinta.

Ku peluk lia dan kuusap kepalanya

"maafkan aku lia, aku tak ada niat untuk membentakmu"

"iya aku tak masalah azka"

Dia membalas pelukanku dan mengeratkannya

"azka" katanya lagi sambil mengadah ke atas untuk melihatku

"hmm"

"kau harus berjanji padaku untuk tetap hidup dan kembali padaku"

"haha memang nya siapa yang akan membunuhku lia? Tak ada yang berani membunuhku"

Ya aku tertawa, bersamanyalah aku bisa tertawa lepas dan bersamanya lah aku bisa menghilangkan sejenak beban yang ada di pundakku.

"ya aku tau, tapi berjanjilah padaku bahwa kau akan kembali padaku" katanya sambil memberi jari kelingkingnya yang mungil

"ya" sambil menautkan jari kelingking kami

DRRREETT

DRREETT

Aku lepaskan pelukanku dengannya dan mengambil handphone di kantong celanaku.

....

"baik"

....

"KOMANDO"

Panggilan telephone itu berakhir.

"siapa?? Oh ya Tuhan pasti dari ayahmu, dia memang tidak bisa memberikan waktu untuk kita sejenak" dia mulai memanyunkan bibirnya

"aku pergi"

BLOOD SWEET AND TEARSWhere stories live. Discover now