-09-

21 4 0
                                    

AZKA

Pagi ini aku harus menyiapkan kematian Professor Alexander.

"Azka"

Panggil seorang wanita yang berdiri di depan pintu kamarku

"azka, aku ingin mengatakan sesuatu"

"masuklah lia"

"azka, semalam aku bermimpi kau tertembak" katanya yang matanya berkaca-kaca.

"tidak akan"

"azka, lebih baik kita pergi saja yang jauh. Kita tinggalkan semua ini, aku takut azka aku takut mimpi itu akan terjadi padamu" nadanya mulai panik

"sssttt.. lia apa kau tega ingin menjauhkan aku dari ayah ku??" tanyaku sambil mengelus pipi nya

"tapi dia itu hanya ayah tirimu. Dia tidak pernah sayang padamu azka"

"cukup lia" aku mulai menyorotkan tanda aku tak suka pada ucapannya

"azka, kali ini kau dengarkan aku. Ayahmu tak pernah sayang padamu,dia hanya memanfaatkan mu untuk membalas dendam kepada mantan istrinya itu"

Aku mulai menjauhi dirinya.

"azka, kau hanya BUDAK. Kau tak berarti apa apa untuknya"

Aku mulai mengepalkan tanganku

"azka, aku mohon berhentilah untuk membunuh orang yang tak ada sangkut pautnya padamu. Berhentilah menjadi budak ayah tirimu itu. Berhentilah menjadi orang lain. Dan berhentilah membohongi dirimu sendiri"

Aku masih membelakangi diri nya.

"azka, aku tau setiap malam kau tak bisa tidur dengan nyenyak karena kau selalu terbayang oleh korban-korbanmu. Aku tau setiap malam kau mencoba membuang rasa iba pada dirimu sendiri. Aku tau kau setiap ma—"

"CUKUP LIA"

Aku menoleh padanya,tanganku sudah mengepal dengan keras,mata elangku sudah mengintimidasi dirinya.

"KAU TAK BERHAK UNTUK DIRIKU"

"YA AKU TAU, AKU TAK BERHAK UNTUK DIRIMU. TAPI BISAKAH KAU DENGARKAN AKU SEBAGAI KAKAKMU??"

Ya, lia adalah kakak kandungku.

"sudah cukup azka,sudah cukup kau berjuang untuk menghidupiku. Sudah cukup kau merelakan dirimu untuk ku. Sudah cukup kau menderita sendiri. Aku tak mau kau seperti ini azka"

Kini nada nya mulai menangis, aku mulai menurunkan emosiku.

"lia, maafkan aku. Aku tak bermaksud membuatmu menangis"

"berjanjilah azka, kau akan berhenti membunuh seseorang"

Aku hanya diam,kenyataan nya adalah aku tak bisa melepaskan begitu saja 'pekerjaan' ku ini

"aku tidak bisa" jawabku melemah.

Untuk pertama kalinya aku menolak permintaannya.

"apa kau tau azka, aku sama sekali tidak bahagia tinggal di rumah mewah ini. Lebih baik kita tinggal di bawah jembatan seperti dulu namun aku bahagia bersamamu"

Aku diam, 'apakah ini waktu yang tepat untuk meninggalkan semuanya??'-batinku

"aku tidak bisa lia, bahkan pagi ini ada target yang harus aku lakukan"

"baiklah,setelah target ini berjanjilah kita pergi dari sini ke tempat yang jauh"

Dia masih meneteskan air mata. Sungguh aku sudah berjanji untuk tidak membuatnya menangis namun sekarang aku yang membuatnya menangis seperti itu.

"baiklah, aku berjanji ini adalah target terakhirku" kataku sambil menghapus air matanya di pipinya.

"terimakasih pacarku" katanya

"kau selalu berkata begitu pada siapapun"

"agar kau tak sembarangan memilih pacar, dan kau akan selalu ada untuk kakakmu ini"

Dia hanya tersenyum dan memeluk erat diriku. Sampai kapanpun lia adalah kakak ku, dia adalah harta yang berharga untuk diriku, aku akan melakukan apapun untuk membuatnya bahagia dan tersenyum ke arahku-adiknya.

DILAH

"Dil, lo makan dong. Dari semalem lu belum makan apa-apa, bahkan setelah tadi pemakaman lo malah pingsan. Jangan kaya gini, bude ratih pasti sedih liat lo kaya gini"

Dimas terus membujukku untuk makan, namun aku tak berselera untuk memakan apapun.

"dil, atau lo mau gw ajak jalan-jalan?? Gw ada tempat yang baguuss banget buat lo"

"gw mau sendiri dim" kataku dengan suara parau.

"gk,lo gak boleh sendiri. Lo harus sama gw terus, gw kan udah janji sama lo buat selalu bareng-bareng sama lo"

Aku menatap matanya yang berwarna hitam itu.

"lo benerkan selalu ada buat gw??" tanyaku

"DILAH MYESHA. GW DIMAS ABIMANYU BERJANJI AKAN SELALU DI SAMPING KANAN,SAMPING KIRI,DEPAN,BELAKANG LO. SEKIAN DAN TERIMAKASIH"

Katanya yang berdiri di depanku sambil menegapkan badannya dan tangan sebelah kanannya di taruh di dadanya.

Aku tersenym, setidak nya masih ada orang yang akan selalu ada untukku

'Tuhan, apakah ini tujuanmu?? Mengambil orang yang aku sayang lalu mengirimkan orang yang sayang padaku'-batinku.

"Teruslah tersenyum seperti itu dilah. Aku sangat senang melihatmu bahagia"

"terimakasih dimas"

"jadi??"

"BERAANGGKAATT" kataku dengan semangat

"BERANGKAAATT"


Holla!

Gw mau ngucapin SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1440 H.

Untuk pertama kalinya gw Idul Adha di teror pagi-pagi buat publish cerita ini. Sorry guyss, kalau ngaret heheh soalnya gw tadi pagi belom punya waktu untuk megang laptop. Dan-- Alhamdulillah baru sekarang bisa publish. 

Btw, yang kemaren ngira lia itu aneh-aneh sudah terjawab yaa

So, jangan lupa 'klik' bintang di bawah dan komen :)

-Terimakasih-

-NA-

BLOOD SWEET AND TEARSWhere stories live. Discover now