Dua

4K 265 3
                                    

Tengah malam Sheeda dan teman-temannya masih sibuk melayani pasien dengan berbagai keluhannya. Sampai jam menunjukkan satu malam, Sheeda dan Gey mulai santai dan mereka izin untuk keluar mencari makan untuk sekedar menghangatkan tubuh dan menjadi penompang agar rasa kantuk tidak hinggap.

Saat sedang menunggu makanan itu siap, seorang lelaki berpakaian kemeja biru langit itu menghampiri Sheeda.

Sheeda yang sadar akan itu langsung berjalan ke samping agak menjauhi lelaki itu.

Lelaki itu mengikuti langkah Sheeda dan semakin mendekati Sheeda.

"Ih mas eh Kak maksudnya jangan deket-deket. Udah diem di sana aja," ucap Sheeda.

Lelaki itu tertawa melihat tingkah Sheeda seperti was-was saat dirinya mendekati gadis itu.

"Kok malah ketawa sih!"

"Abisnya kamu lucu, di deketin malah ngejauh."

"Kakak islam bukan sih?! Kok gak ngerti masalah jarak antara laki-laki dan wanita yang bukan makhromnya." Sheeda menjelaskan alasan kenapa dirinya tidak mau berdekatan dengan lawan jenisnya.

Walaupun dirinya masih belum istiqomah dalam berpakaian, terkadang dirinya tidak memakai hijab dan terkadang juga pakai. Tapi jika masalah mahram dan bukan mahram dirinya sangat tahu. Dan walaupun Sheeda tergolong anak zaman now tapi dirinya tidak pernah berpacaran, dengan wajah yang di atas standart cantik banyak lelaki yang mendekatinya tetapi banyak juga yang ia jauhi bahkan di tolak mentah-mentah.

"Tentu saya tahu," ujar Lelaki itu.

"Terus kenapa makin deketin saya? Ish!"

"Iseng aja. Hahaa."

Sheeda mendelikkan matanya lalu membawa pesanannya yang sudah siap. 

"Kenapa sih tuh mulut pake ditekuk segala. Gak baik kita sebagai perawat bersikap seperti itu loh!" ucap Gey.

Saat mereka membeli makanan, memang mereka terpisah karena tujuan yang berbeda. Jadi Gey tidak tahu apa yang terjadi pada sahabatnya ini.

"Tahu ah, BT gue!"

"Diingetin malah gitu, dasar Sheeta yang keras kepala," ucap Gey.

Sheeda menghembuskan nafasnya lalu berkata, "Ya abisnya kesel, ada calon dokter yang deketin gue gitu. Eh semakin gue jauh semakin dia deketin gue, ya gue parno lah!"

Gey tersenyum. Memang sahabat satunya ini tidak akan bisa mengerem bicaranya saat marah, tadi saja tidak mau bicara pas di pancing, eh kan keluar kek ikan yang makan umpan hahaaa.

Sheeda melirik Gey yang tersenyum. Lalu menyinpan tangannya di dahi Gey.

"Kenapa sih lo? Gue cek lo gak demam deh," ucap Sheeda.

Sontak Gey tertawa melihat tingkah polos sahabatnya ini. Membuat Sheeda cemberut.

"Ya abisnya lo lucu, masa orang mau deket aja gak boleh, aneh!"

"Ihhh Gey ku sayangg.... Masalahnya dia tuh lelaki," jawab Sheeda kesal.

Gey mengangguk anggukan kepalanya. "Oh ternyata, gimana ganteng gak? Wah kalau ganteng bisa tuh lo gaet."

Sheeda mendengus. "Ya kali, lagian no pacar-pacaran!"

"Eh tahu aja lo langsung di ajak meried, kan lucu tuh. Gak kenal gak apa langsung halal," ucap Gey.

Sheeda menghiraukan Gey. Dirinya langsung berjalan masuk ke rumah sakit, karena ia tidak bisa lama-lama di luar.

Saat Sheeda dan Gey masuk ke ruangan rawat inap tempat dimana mereka praktek, Sheeda membelalakan matanya melihat seseorang yang sedang mengobrol dengan perawat senior di sana.

Di Penghujung Waktu [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang