Sepuluh

2.6K 190 0
                                    

Sheeda sedang mematut dirinya di cermin. Hari ini adalah terakhir dirinya melakukan praktek kerja lapangan. Tidak terasa memang, sudah enam bulan dirinya melakukan PKL dan itu bearti dirinya sudah mengenal Danish kurang lebih selama enam bulan. Sheeda membenarkan posisi nametag, lalu meloloskan lipcream berwarna nude di bibir mungilnya. Disambar nya tas yang biasa ia bawa ke rumah sakit dan tidak lupa kacamata kesayangannya.

"Ayah, Kay berangkat ya," ucap Sheeda saat menuruni tangga rumahnya.

Wildan yang sedang menata makanan di atas meja menoleh ke atas. "Sarapan dulu, sayang."

Sheeda berjalan menghampiri sang ayah dicium kedua pipi sang ayah. "Kay udah terlambat, Yah."

Wildan memotong roti panggang itu dan ditusukkan nya ke garpu lalu memasukannya ke mulut Sheeda.

Sheeda dengan senang hati menerima itu. "Thanks my super hero," ucap Sheeda dengan makanan masih di dalam mulutnya.

"Habisin dulu baru ngomong, gak baik," peringati Wildan yang diacungi jempol oleh Sheeda.

Roti di mulutnya sudah habis tidak tersisa, lalu dirinya meneguk segelas susu putih sampai habis. Di lapnya dengan tissue bekas-bekas makanan di mulutnya. 

"Sudah, Kay berangkat ya," ucap Sheeda.

"Oh ya! Ayah lupa. Hari ini seharusnya penetapan semuanya, tapi Ayah full schedule. Kamu bisa, kan?"

Sheeda menimang-nimang, sebenarnya dirinya malas mengenai begituan, karena dirinya sudah menyerahkan semuanya kepada kedua orang tuanya dan keluarga Danish, kecuali jika pakaian yang akan ia pakai itu jadi urusannya.

"Nanti ada kakaknya nak Danish kok, Ayah juga udah bilang kalau Kay yang akan ke sana," ucap Wildan kembali.

"Ok kalau gitu, Kay usahakan. Assalamu'alaikum," ucap Sheeda akhirnya menyetujui sang ayah. 

"Wa'alaikumsalam, hati-hati."

------

Sheeda memarkirkan mobilnya diparkiran karyawan. Baru saja dirinya menginjakkan kaki di pintu masuk, iPhone miliknya berbunyi.

Makhluk menyebalkan
Assalamu'alaikum, San. Apa kabar? Semangat dinas terakhirnya.

Sheeda tersenyum simpul. Sudah hampir seminggu dirinya tidak bertemu lagi dengan Danish, kesibukan keduanya yang menjadikan Sheeda dan Danish jarang bertemu bahkan tiga hari ini Danish tidak mengirimkan pesan kepada dirinya. Sheeda tidak terlalu ambil pusing, karena Danish sudah memberitahu nya kalau tiga hari ini dirinya akan pergi ke Jogja untuk melakukan pelatihan. Danish selalu memberi tahu apapun kepada Sheeda, karena Sheeda yang memintanya untuk terbuka terhadap apapun dan Sheeda pun melakukan hal yang sama. 

Wa'alaikumsalam. Alhamdulillah baik, gimana pelatihannya?

Setelah membalas pesan itu, Sheeda memasukan iPhone nya ke tas dan melanjutkan langkahnya.

Tidak ada yang tahu mengenai pernikahannya, Sheeda tertutup untuk itu, pun dengan Danish. Keduanya sepakat untuk tidak mengumbar eh ralattt maksudnya belum. Mereka akan memberitahu semuanya saat H-4, ntah itu masalah undangan ataupun yang lainnya.

Pernikahan yang mereka lakukan hanyalah akad dan beberapa adat Sunda, dan tamu yang akan menghadiri pernikahan mereka pun hanya kerabat dan sahabat keduanya. Untuk resepsi akan dilaksanakan setelah mereka memutuskan untuk satu atap dan kalian tahu itu kapan? Ya! Itu akan berlangsung kurang lebih dua tahun lagi di saat Sheeda telah lulus S1 profesi dan Danish yang sudah menyandang gelar dokternya.

Di Penghujung Waktu [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang