Tiga Puluh Sembilan

2.8K 154 1
                                    

Kebahagian paling terbesar itu saat melihat anggota keluarga kita bahagia, sederhana dan memang sebesar apapun rasa bahagia itu ya diciptakan oleh sendiri, sama halnya dengan kesedihan. Namun Allah SWT tidak akan membiarkan umatNya sengsara terus menerus, roda berputar bukan?

Keluarga kecil Danish sekarang sedang berada di fase bahagia apalagi dengan keberadaan bayi lucu di tengah-tengah keluarga nya, baby Afsheen sudah semakin pintar merangkak sampai-sampai sekarang Sheeda harus ekstra memperhatikan putranya, jangan sampai seperti kemarin, baby Afsheen yang merangkak keluar rumah sampai pekarangan rumah nya karena keburu ketahuan oleh satpam yang baru saja kembali dari kamar mandi.

Mata Sheeda melirik pemandangan di depannya, ia sedang membuat cemilan mengingat hari ini weekend dan seperti weekend biasanya kedua orang tua Danish dan Sheeda akan berkunjung mengunjungi cucu tersayangnya, dan terlihat di ruang keluarga baby Afsheen tengah bermain dengan Baba-nya yang kebetulan hari ini libur.

"Wah bubu lagi bikin cemilan nih, Afsheen mau gak?" tanya Danish saat baru saja menghampiri Sheeda dengan baby Afsheen tentunya.

Tangan mungilnya meraih tubuh Sheeda, namun Sheeda segera menjauh karena tubuhnya sedang kotor akibat tepung dan bahan masakan lainnya.

Sheeda mencium Baby Afsheen. "Bentar ya sayang, Bubunya lagi kotor, sama Baba dulu ya."

"Siap Bubu, Afsheen main dulu cama Baba, tataa," ucap Danish dengan suara seperti anak kecil.

Sheeda terkekeh lalu ketawa mendengar itu.

"Ah iya, Mas boleh minta tolong ga?"

"Apa sayang?"

Sheeda langsung mengambil mpasi yang tadi ia buat sebelum membuat cemilan di microwave.

"Afsheen belum mam pagi, tolongin suapin ya hehe," ucap Sheeda memberikan senyum manisnya.

Danish yang gemas langsung mengacak rambut Sheeda lalu mengambil mangkok kecil itu dan membawa Baby Afsheen untuk duduk di kursi khusus bayi yang berada di meja makan rumahnya.

Telaten dan hati-hati Danish menyuapi putranya. Dan berulang kali tangan mungil Afsheen berusaha mengambil alih sendok dari Baba+nya.

"Afsheen mau mam sendiri nak?" tanya Danish lalu membiarkan tangan putranya mengambil sendok itu dan benar saja saat sendoknya sudah di tangan, Baby Afsheen langsung menyendokkan makanannya lalu dimasukan ke mulut nya.

Danish tertawa melihat putranya yang berusaha memasukan sendok kosong ke mulut nya namun nihil karena kesal Baby Afsheen memberikan sendok itu kepada Baba-nya dengan cemberut.

"Nanti Afsheen bisa sendiri ya, sekarang sini sama Baba dulu. Aaaa...," ucap Danish lalu menyuapi baby Afsheen kembali.

"Alhamdulillah, lahap banget nih mam nya," ucap Danish saat makanan Baby Afsheen habis tak tersisa.

Setelah membereskan semuanya, Danish membawa Baby Afsheen keluar rumah ah lebih tepatnya di taman melihat ikan-ikan yang ia pelihara dari dulu, Baby Afsheen sangat suka melihat ikan warna warni itu berenang sampai pernah Baby Afsheen ngamuk ingin masuk ke dalam kolam itu.

Tepukan tangan itu berasal dari Baby Afsheen yang senang melihat ikan berjalan menghampiri nya. Danish langsung menjauhkan baby Afsheen membuat bayi itu berontak.

"Hahaha, aduh gak boleh gitu dong nanti basah bajunya sayang," ucap Danish.

"Wahh cucu Bunda udah pinter ya." Suara itu berasal dari Shila-Bunda Sheeda yang baru saja datang.

Danish langsung menghampiri mertuanya dan mencium punggung tangannya.

"Sehat nak?" tanya Shila.

Di Penghujung Waktu [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang