Reviera Levinata berumur 25 tahun, seorang wanita yang hidup hanya dengan seorang adiknya bernama Ryanno Levino. Orang tua mereka sudah meninggal karena kecelakaan, membuat Rara sebagai kakak harus bekerja keras, untuk membiayai hidupnya dan biaya hidup adiknya.
"Yan, minggu depan kita pindah ke Madrid ya." Rara duduk disebelah Ryan yang sedang menonton diruang keluarga.
"Kenapa kak?" tanya Ryan bingung, karena sang kakak yang mendadak memberitahukan kepindahan mereka.
"Kakak dapat kerja dirumah sakit disana, gajinya lebih besar Yan. Bisa untuk menambahkan tabungan kita, untuk sekolah kamu juga, agar kamu bisa sampai perguruan tinggi."
"Baiklah kak, kalau emang itu yang terbaik. Kita pindah saja. asalkan nanti kakak tidak bekerja terlalu keras. Aku bisa membantu kakak dalam mencari uang nanti, jangan paksakan diri kakak. Aku tidak ingin kakak sakit." Ryan memeluk manja sang kakak, hanya sang kakak satu-satunya keluarga yang ia punya, membuatnya menjadi manja kepada sang kakak.
"Tenang saja, apapun akan kakak lakukan untuk kamu, agar kehidupan kamu lebih baik karena pendidikan tinggi yang kamu miliki. Sana kamu siap-siap ya." Rara mencubit pipi sang adik membuat sang adik cemberut.
"Baiklah kakakku yang paling cantik sedunia." goda Ryan dan mencium pipi sang kakak, lalu meninggalkannya untuk membereskan semua keperluan yang akan dibawanya.
"Oh iya Yan, kakak sudah daftarkan kamu sekolah disana, jadi nanti kamu langsung masuk sekolah ya. Semoga kamu suka dengan pilihan sekolah kakak, maaf kakak tidak memberitahumu terlebih dahulu."
Ryan menghampiri kembali dan mengecup pipi Rara, "Terima kasih ya kak, apapun pilihan kakak, Ryan pasti suka, dan pasti itu yang terbaik untuk Ryan."
"Sudah sana rapikan keperluan yang akan kamu bawa nantinya." Ryan memberi hormat dan langsung menuju kamarnya, Rara mengamati Ryan dengan senyum lembut diwajahnya, menjadi satu-satunya keluarga yang Rara miliki, membuat Rara sangat menyayangi, menjaga dan memanjakan Ryan, karena Rara ingin kehidupan yang layak untuk Ryan.
Mereka membereskan semua keperluan yang akan mereka bawa nantinya, agar saat sudah waktunya pindah tidak terlalu repot membereskannya, saat Rara sedang merapikan keperluan dikamarnya, Ryan menghampirinya lagi dan langsung duduk disebelahnya.
"Kak, rumah disini gimana?" tanya Ryan, sambil membantu Rara meletakkan foto kedalam dus didekatnya.
"Disewakan Yan, sudah ada yang menyewanya juga, saat kita keluar dari rumah ini, seminggu kemudian mereka akan menempatinya. Ada apa memangnya?" tanya Rara sambil menatap Ryan yang fokus membantunya memasukkan foto-foto.
"Tidak akan dijual kan kak rumah ini?" tanya Ryan lagi yang saat ini sudah fokus melihat Rara.
"Tidak akan Yan, lebih baik dikontrakkan. Kalau dikontrakkan setiap bulannya kita akan tetap mendapatkan uang, kalau dijual kita hanya mendapat sekali saja. Lagipula ini rumah kenangan untuk kita." Rara mengusap pelan rambut sang adik dengan sayang.
"Iya kak, lagi pula kita juga bisa menginap dirumah ini kalau lagi mau main kedaerah sini, itupun kalau tidak ada yang menyewa. Kita disana tinggal dimana kak?"
"Dirumah kita yang disana Yan, kamu tidak lupakan, kalau Daddy punya rumah disana. Sayang kalau harus menyewa rumah lagi, lebih baik untuk biaya sekolah kamu."
"Iya kak, tidak apa-apa, lebih baik dirumah daddy, rumah daddy disana juga luas."
"Ya sudah cepat sana siapkan barang-barang kamu, tidak usah mengulur waktu dengan mengajak ngobrol kakak." Rara mencubit hidung sang adik dengan gemas.
Ryan cengengesan, "Kakak tahu saja, aku lelah tahu kak, Rara hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang adik, Siap kakakku yang cantik, pangeran tertampan sedunia akan melanjutkan menyiapkan segala keperluan yang akan dibawa nanti." Ryan meninggalkan kamar Rara dengan satu tangan didepan dada, dan satu tangannya lagi ditaruh dibelakang, membuat Rara terkekeh melihatnya.
Setelah seminggu waktu untuk menyiapkan semua barang, mereka bersiap untuk pergi menuju Madrid dari Barcelona. Sebelumnya mereka menunggu penyewa yang menyewa rumah mereka untuk serah terima kunci.
"Ini semua kunci pintu yang ada dirumah ini, untuk kunci kamar mandi dan gudang, tergantung dipintunya." Rara menyerahkan kunci yang cukup banyak kepada sepasang suami istri yang umurnya tidak beda jauh dengannya.
"Baiklah, terima kasih ya." ucap sepasang suami istri itu sambil tersenyum hangat.
"Kakak tampan dan kakak cantik, aku titip rumah aku ya." ucap Ryan dengan senyum manisnya, membuat mereka terkekeh.
"Baiklah adik tampan, kakak akan menjaga rumah ini dengan baik." ucap wanita itu sambil mencubit pipi Ryan.
Ryan yang dibilang tampanpun tersenyum sumringah dan menatap Rara dengan menaik turunkan alisnya, membuat Rara tersenyum geli melihatnya.
"Kalau begitu kami pamit, semoga nyaman ya tinggal dirumah kami." ucap Rara
"Amin, hati-hati ya dijalan, semoga selamat sampai sana." wanita itu memeluk Rara sekilas.
"Jaga kesehatan baik-baik ya." suami dari wanita itu memeluk Ryan dan mengacak-acak rambutnya.
"Permisi, selamat tinggal kakak." Ryan melambaikan tangannya kearah mereka, yang dibalas keduanya.
Setelahnya mereka langsung berangkat menuju Madrid karena tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi.
"Kak, rumah disana pasti sangat kotor ya? Kita sudah lama tidak pernah kesana." tanya Ryan dalam perjalanan, dimana mereka sedikit lagi akan sampai ditempat tujuan.
"Tidak Yan, rumah itu selalu dibersihkan seminggu sekali, kemarin jadwal mereka membersihkan rumah. Jadi tidak akan kotor saat kita datang kesana." beritahu Rara sambil mengecup lembut dahi sang adik, yang dibalas sang adik dengan mengecup dahi Rara kembali.
"Kakak memang yang terbaik."
Sesampainya mereka disana, mereka langsung membersihkan rumah. Mereka sampai disana saat hari masih siang, maka dari itu mereka memutuskan untuk langsung membereskan barang-barang yang mereka bawa.
"Kak, aku pajang foto kita ya diruang tamu." Ryan menunjukkan foto mereka sekeluarga saat kedua orang tuanya masih hidup.
"Iya sudah pajang saja. Terserah kamu pajang dimana, yang menurut kamu bagus saja." Rara melanjutkan menaruh pajangan meja yang ia bawa, karena itu peninggalan dari sang mommy.
"Sudah selesai semua kak foto-fotonya aku pajang, kalau masih ada yang belum selesai, kakak istirahat saja, biar aku yang lanjutkan semuanya. Lusa kan kakak sudah kerja, jadi tidak baik kalau sampai lelah, nanti kakak tidak fokus kerjanya." Ryan menuntun sang kakak untuk duduk disofa yang berada disitu, Rara hanya tersenyum melihat perhatian yang diberikan oleh adiknya, yang membuatnya merasa senang, karena adiknya sangat menyayanginya.
"Baiklah adikku yang paling tampan. Kalau kamu lelah, kita lanjutkan saat akhir pekan saja." Rara mengusap keringat didahi sang adik dengan tissu yang ia bawa.
"Baiklah tuan puteri, karena saya belum lelah, maka dari itu saya akan melanjutkan acara membereskan rumah ini. Tuan puteri duduk tenang disini, terima kasih." Rara hanya terkekeh saja.
Hari ini adalah awal hari dari kisah hidup mereka yang baru, entah ada sedih, canda, tawa, ataupun bahagia. Mereka sendirilah yang menentukan, akan kemana mereka mengalami hidup ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
EX-Doctor Couple (PINDAH DREAME)
RomanceSeorang perempuan yang bekerja sebagai dokter disalah satu rumah sakit di Barcelona, memilih pindah ke ibu kota untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, kepindahannya membuat kehidupannya lebih berwarna, karena bertemu dengan seorang laki-laki y...