setelah semua caci makian itu,
nakyung mengadah.
dia masih disana, diatas atap gedung kosong itu.tak ada bintang di langit.
tak ada harapan di hatinya.lengannya penuh luka.
tak pernah disadari renjun sekalipunmatanya sembab
tak pernah dilihat renjun.nakyung tertawa. untuk apa dia menghabiskan masa masa SMAnya itu,
untuk tertekan?
sedih?
depresi?tangisannya tak bersuara. diamnya sesak. nakyung lelah.
secarik kertas robekan tak berbentuk ia ambil dari tasnya.
to my youth..
aku habiskan semuanya untuk renjun
aku lampiaskan pada diriku sendiri.
aku sakit
aku gila
aku sedih
aku tertekantidak pernah sekalipun aku tertawa seperti siyeon yang dihibur jeno
tidak pernah sekalipun aku dikhawatiri seperti jaemin saat herin jatuh.
tidak pernah sekalipun, aku meminta lebih pada renjun.. seperti shuhua kepadanya.
kata-katanya membekas, menusuk ke hati, menjalar ke pikiran. berakhir di lengan lukaku.
to my youth..
maafkan aku tak bisa membuatmu bahagia.
aku hanya buat mu sengsara dengan hubungan rumpang, yang tak akan pernah rampung.
masa dimana harusnya aku bisa berprestasi lebih bersama teman-teman
dimana harusnya aku bisa lebih aktif dalam belajar
dimana harusnya aku bisa pergi kesana kemari tanpa diawasi,
tanpa bentakan, tanpa kata kata kasar, tanpa sentakan ingin memukul, tanpa makian tak pantas..
aku... minta maaf.