Bagian 1

8.1K 294 30
                                    

Tolong baca ini.

Sebelumnya aku mau ngasih tahu, cerita ini dikembangkan/berasal dari salah satu cerpen yang ada di A Little Secret. Mungkin sebagian ada yang tahu? A Little Secret sendiri sebenarnya bukan hanya kumpulan cerpen Stefki. Tapi ada juga versi fiksinya. Nama tokoh di setiap cerpen yang ada di lapak pribadi saya : @yoichimura nggak pake nama Stefki. (FYI, versi fiksinya udah ilang jadi nggak usah di cari) tapi pake nama cast.

Dan berkat bujuk rayu readers yang ada di lapak pribadiku itu. Salah satu cerpen A Little Secret akhirnya jadi cerbung. Di lapak pribadiku sudah tamat, tapi kalau kalian mau baca yang versi FF ini harap bersabar, setiap part akan dipost satu-persatu setiap harinya sampai bukunya terbit.

Terbit? Hehe, iya cerita ini akan terbit dalam bentuk cetak. Tapi pake nama cast loh, bukan Stefki.

Sampai bukunya terbit pun ceritanya akan tetap utuh. Jadi nanti kalau udah terbit ada beberapa part yang bakal kuhapus (tolong jangan ngamuk, udah jadi aturannya soalnya) Jadi jangan nunggu ceritanya tamat baru dibaca, sebisa mungkin setelah aku post harus segera dibaca.

So, happy reading guys.

***

Yuki berusia tujuh tahun saat ibunya membawanya masuk ke dalam rumah yang terlihat seperti istana. Gadis kecil itu berdecak kagum, langit-langit rumah itu sangat tinggi, pilar-pilar penyangganya sangat besar. Rumah yang didominasi warna putih dan abu-abu itu terlihat indah dan modern.

Reiko tersenyum melihat putri kecilnya yang terlihat senang. Gadis kecil bermata besar itu bahkan menggoyangkan tangannya berulang kali saat melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Meskipun wajahnya kini dihiasi lebam di beberapa tempat, wajah bahagia Yuki tak bisa disamarkan. Reiko menatap putri kecilnya sendu.

Ibu dan anak itu masuk kesebuah ruangan dengan pintu hitam besar. Reiko mengetuk beberapa kali, meminta ijin pada pemilik ruangan itu untuk masuk.

"Selamat siang Tuan Adam, Nyonya Ellie. Maaf jika saya mengganggu waktu istirahat anda." Reiko, yang memang memiliki darah jepang sudah terbiasa dengan semua tata krama dan sopan santun, membungkuk setengah badan.

"Kau tidak mengganggu kami Reiko." Ellie menjawab dengan senyum lembut seperti biasa. Wanita itu bahkan lebih tua dari Reiko, tapi dia masih tetap terlihat cantik hingga kini.

Adam menatap gadis kecil yang bersembunyi di belakang kaki Reiko, gadis kecil itu menatap Adam dan Ellie penuh waspada.

"Dia anakmu?" tanya Adam, tanpa mengalihkan pandangannya dari Yuki.

"Iya tuan." Reiko mengangguk singkat, tangannya membelai pucuk kepala Yuki dengan lembut. Yuki menatap Ibunya. "Yuki, ucapkan salam pada Tuan dan Nyonya Aldebaran." Perintah ibunya halus.

"Se...selamat si..ang." dengan terbata Yuki mengucapkan salam.

Ellie mendekati Yuki, membuat gadis kecil itu semakin memeluk kaki ibunya erat. "Hai, gadis kecil. Namamu Yuki kan, itu nama yang cantik." Ellie berjongkok, menyamakan tingginya dengan Yuki.

Ellie mengamati luka yang berada di bawah mata Yuki, dia tidak bisa mencegah matanya yang memanas. Seumur hidup Ellie hanya bisa melahirkan satu kali, dia berjuang mati-matian agar bisa memiliki seorang anak, hingga akhirnya Ellie dan Adam dikaruniai seorang putra yang amat mereka banggakan. Melihat Yuki dengan keadaan yang sekarang, membuatnya tak habis pikir. Bagaimana mungkin seorang Ayah mampu melakukan ini pada putri kecilnya, yang bahkan belum mengerti apapun.

"Yuki, boleh aku memelukmu?" Ellie meminta ijin, dengan cepat dia menghapus sebulir air mata yang jatuh di pipinya.

Yuki mendongak menatap ibunya, Reiko tersenyum dengan anggukan kecil. Ragu-ragu Yuki melepaskan pelukannya pada kaki Reiko, dia berjalan pelan mendekati Ellie yang telah membuka tangan untuknya. Lama Yuki menatap Ellie, sebelum tangan kecil gadis itu melingkar di leher Ellie.

Maid Mine : FF version : StefkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang