Bagian 12

3.3K 179 8
                                    

Yuki melipat selimut, mengganti bed cover, membersihkan debu dari meja, dan menyiapkan baju ketika Stefan masih di dalam kamar mandi. Setelah dirasa telah rapi, Yuki memutuskan untuk keluar dari kamar. Dia harus membantu Claire untuk menyiapkan sarapan.

Tapi langkahnya terhenti ketika sepasang tangan memeluknya dari belakang. Yuki dapat merasakan jika punggungnya basah. Sisa air di tubuh Stefan terserap di bajunya.

"Diam." Satu kecupan mendarat di tengkuk Yuki. Stefan menahan tubuh Yuki yang bergerak tak nyaman. Stefan menekan tubuhnya, mempererat pelukkannya.

Yuki menggigit bibir bawahnya saat Stefan semakin berani. "Tuan, saya harus menyiapkan sarapan." Elak Yuki, mencoba melepaskan diri.

"Pelayan di rumah ini bukan hanya kau, biar mereka yang mengurus sarapannya. Kau di sini, beri aku sarapan."

Stefan membalik tubuh Yuki setelah meninggalkan bekas di tengkuk wanita itu. Yuki menatap Stefan dengan pipi memerah dan wajah kesal. Perpaduan yang mengemaskan di mata Stefan. Yuki menahan dada Stefan yang polos dengan kedua tangannya, saat laki-laki itu menarik pinggangnya mendekat.

"Jangan menggoda ku." Ujar Stefan.

"A..apa?"

Stefan menatap kedua tangan Yuki di dadanya yang liat, Yuki mengikuti arah mata Stefan. Wanita itu terpekik kecil ketika menyadari kebodohannya, menarik tangannya secepat kilat, dan menyesalinya kemudian. Stefan menarik tubuh Yuki hingga tak ada lagi jarak di antara mereka.

"Begini lebih baik." Ucapnya, sambil menyembunyikan kepalanya di lekuk leher Yuki.

Apanya yang bagus! Yuki menjerit dalam hati. Tubuh Yuki kaku dalam dekapan Stefan. Tangan laki-laki berkeliaran kemana pun ia mau, membuat pola liar di punggung kecilnya.

"Malam ini aku akan pergi ke pesta, kau harus ikut." Ajakan tanpa tolakan.

Kakinya mulai kesemutan karena mereka berdiri dalam posisi yang sama hingga beberapa menit. Yuki mengernyit. "Kenapa?"

"Karena aku ingin."

Yah, tentu saja. Yuki menahan diri untuk tidak mendengus kesal. Dia akhirnya menghembuskan nafas lega ketika Stefan melepaskan pelukannya. Yuki akan menjauh namun Stefan menarik kepala wanita itu dengan cepat, mempertemukan bibir mereka dalam lumatan panas pagi ini.

Stefan baru melepaskan Yuki saat wanita itu mulai kehabisan nafas. Stefan mengusap bibir bawah Yuki yang memerah karena ulahnya menggunakan ibu jari. "Aku sudah mempersiapkan semuanya, sore nanti akan ada yang datang membantu mu berias."

"Jangan kemana-mana, jika kau berani keluar dari kamar ini. Aku akan menelanjangimu saat itu juga." Kata-katanya membuat Yuki bergidik ngeri membayangkan.

Stefan meraih pakaian yang telah Yuki siapkan di atas ranjangnya. Sedang Yuki masih terdiam di tempatnya, diam-diam menghapus jejak Stefan menggunakan punggung tangan. Tiba-tiba Stefan melepas handuk yang melilit tubuh bagian bawahnya tanpa tahu malu, membuat Yuki hampir menjerit jika dia tidak menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya, secepat kilat Yuki membelakangi Stefan. Stefan yang mengetahui hal itu hanya tersenyum miring.

"Kau sudah pernah melihatnya, ingat." Kalimatnya mengundang rona merah sampai ke telinga Yuki.

Selesai berpakaian, Stefan berjalan ke meja kerjanya. Mengambil salah satu mab berwarna merah. Lalu kembali pada Yuki dan menarik wanita itu keluar dari kamarnya. Yuki hanya diam menurut. Bahkan saat mereka sampai di meja makan pun, Yuki membiarkan Stefan menarik kursi di sebelahnya menyuruhnya untuk duduk.

"Oh, Yuki. Kau ikut makan?" suara lembut milik Nyonya Ellie membuat Yuki terperanjat. Dia akan berdiri jika Stefan tak menahan tangannya.

"Duduk." Perintah laki-laki itu. Yuki menatap Ellie yang menganggukkan kepalanya kecil. Berisyarat mata dengan Yuki, agar menuruti perintah putranya.

Maid Mine : FF version : StefkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang