Chapter 3

121 4 4
                                    

        Hai  kalian yang telah lama menunggu ( gue tau gak ada yg nunggu oke.sip) maaf baru bisa post yg chapter 3 sekarang. maklum anak sekolah jadi terlalu sibuk dengan tugas sekolah yang tak pernah habis  *curhat dikit gak apa-apalah yaw. yaudah deh, happy reading readers :) 

**

        Pagi ini aku bangun kesiangan. Buru-buru aku mandi dan langsung berangkat kesekolah. Jalanan sangat ramai dan mancet, untungnya aku tidak terlambat.

            Kelas sudah ramai aku langsung duduk dibangku ditempat biasa aku duduk.

            “Allena, tumben datang hampir terlambat” tiba-tiba suara Dave mengagetkanku.

            “a-aku bangun kesiangan” jawabku dengan grogi.

            “hm kok kamu duduk disitu? Kan kamu duduk didepanku” katanya dengan raut wajah yang kebingungan.

            “a-a-aku ingin duduk disini saja, lebih nyaman” jawabku dengan grogi juga dan aku yakin wajahku pasti sudah memerah.

            “oh begitu” katanya sambil manganggukkan kepalanya. Aku hanya tersenyum dan langsung mengeluarkan bukuku karna guru sudah datang.

            **

            Kebetulan pelajaran hari ini adalah pelajaran yang sangat membuatku harus memutar otakku dan alhasil kepalaku menjadi sangat pusing. Dengan segera kulangkahkan kakiku dengan cepat menuju gerbang sekolah.

“Allena!”

“hey Allena dari tadi dipanggil gak nengok-nengok” terlihat Dave  berlari menuju  ke arahku. Allena? Oy iya aku lupa.

“hey Dave. Ada apa?” kataku sambil menutupi kegrogianku.

“mau pulang bareng gak?”

What? Dave ngajak gue pulang bareng?

“mau gak?”

“okey aku mau”

“ayo”

What? Dia menggandeng tanganku? Its like a dream!

**

            Terlihat mama sedang menyiram tanaman ketika aku dan Dave sampai didepan rumah.

“halo tante” sapa Dave sambil melambaikan tangannya ke arah mama.

“halo, temannya Allena?” terdengar sedikit tekanan saat mama berkata temannya, huh dasar mama.

“iya tante” jawab  Dave sambil tersenyum, sangat tampan.

“btw makasih ya Dave” kataku sambil tersenyum dan berusaha menahan salah tingkah ini.

“iya Al, gue balik dulu ya. Tante saya pulang dulu ya”

“gak mau mampir dulu?” What?  Mama plis jangan ngomong kayak gitu dong.

“gak usah tante” huh untung aja Dave nolak kalo enggak bisa gila aku semalaman.

Sosok Dave menghilang dibelokan rumahku dan itu membuat aku bisa bernafas lega karena dari tadi aku sesak nafas  menahan teriakan kegembiraanku. Kenapa kau terlahir dengan wajah yang sangat sempurna Dave.

**

            Sore ini ku habiskan dengan membaca komik, aku memang suka sekali membaca komik beda sekali dengan saudara kembarku itu, dia sangat suka membaca novel. Aku bingung apa yang dia suka dari novel, padahal novel gak seru dan gak ada gambar.

Cukup lama aku berada dikamar yang bersih ini, tanpa kusadari ternyata sekarang adalah malam hari. Suara yang ada didalam perutku mengagetkanku, ternyata aku belum makan. Kuputuskan untuk  turun kebawah dan makan. Buru-buru aku turun kebawah dan ternyata mama sedang makan.

“kamu belom makan ya? Sini makan” ajak mama yang melihat wajah kelaparan anaknya ini. Aku pun dengan segera duduk disamping mama.

“suapin ma” kataku sambil menyandarkan kepalakukebahu mama.

“ih kamu kayak Ellena deh” kata mama sambil tertawa. Deg…

“sini-sini mama suapin”

            Ingin sekali aku mengatakan hal yang ingin kusampaikan selama ini pada mama, tapi aku takut. Aku takut mama tau.

**

            Selesai makan aku langsung menuju kamar. Tapi sebelumnya aku membantu mama membersihkan piring yang kotor.

Aku duduk  dipinggir ranjang, ku tebarkan pandanganku kesekeliling kamar itu. Mataku  berhenti dicermin kamar. Ya aku tau, aku tau dia ada. Siapa? Tebaklah!

**

            Aku terbangun mendengar suara dering ponselku, dan ternyata sekarang masihpukul 4 pagi. Aneh, aku seperti sudah tidur selama seharian penuh. dengan kantuk yang sedari tadi telah hilang, aku beranjak dari tempat tidurku dan langsung menuju kamar mandi.

“pagi sayang” sapa mama saat aku sampai di meja makan.

“pagi ma” sapaku seperti biasa.

“ini mama buatkan kamu roti bakar keju kesukaan kamu”

“wow pasti enak nihh” tanpa mendengarkan omongan mama lagi aku langsung melahap makanan kesukaanku itu.

**

            “Allena, kok kamu duduk ditempat kamu semula?” suara Dave mengagetkanku saat aku baru saja duduk dibangkuku.

“hm? Memang aku duduk disini kan?” kataku. Aneh

“lah kan kamu kemaren duduk disana” kata Dave sambil menunjuk kearah bangku kosong. Aku tau, itu adalah tempat duduk Ellena.

“dan kamu kemaren bilang mau duduk disitu karna kamu bilang kamu lebih nyaman duduk disitu. Oh iya kamu datang pagi lagi? Kemaren kamu datang gak sepagi ini loh” lanjut Dave dengan raut wajah yang bingung melihat aku sedang kebingungan.

Aku benar-benar tidak mengerti apa yang diucapkan Dave, aku tak pernah duduk dibangku Ellena dan aku tak pernah datang siang. Dan kenapa Dave berkata seperti itu? Hari senin kemaren kan pertama kalinya aku masuk sekolah lagi setelah Ellena meninggal dan waktu itu aku duduk didepannya dan kami mengobrol. Tunggu…

 “Dave, hari apa ini?”

“hari ini hari rabu” deg… bersambung :p

        Sampe sini dulu ya, lanjutannya nanti aja. oh iya jangan lupa vote dan commentnya. kalo gak ada yang ngevote gak di post ah chapter 4 nya._. happy waiting ^^

Another SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang